Mungkinkah ilmu tanpa guru? Ternyata ada.
Bahkan ilmu yang paling penting di jagad dunia akherat itu diperoleh tanpa
perantaraan guru. Dalam bahasa pesantren disebut ilmu laduni. Tentu saja tidak
mudah memperoleh ilmu ini. Namun siapapun bisa mendapatkannya.
Salah satu ilmu yang diperoleh tanpa guru
adalah ilmu taqwa, ia yang mampu mengubah seseorang meskipun tanpa
guru tetapi langsung dari Allah swt.
Ada dua ayat dalam Al-Qur’an yang
membuktikan bahwa taqwa akan mendatangkan ilmu dalam hati manusia.
يِا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُواْ إَن تَتَّقُواْ
اللهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَاناً وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu
furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S. 8 Al Anfaal 29)
Furqaan di sini menurut sumber yang
tercantum dalam kitab "Marooqi Al- 'Ubudiyah" (Karangan Syekh
Nawawi Al-Bantani) diartikan dengan pemahaman ilmu yang terhujam di dalam hati
bukan di dalam pikiran. Ilmu ini didapat langsung dari sumbernya yaitu Allah
tanpa melalui perantaraan seorang guru.
وَاتَّقُواْ اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarimu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. 2 Al
Baqarah 282)
Pada ayat pertama, orang yang bertaqwa
akan dianugerahi furqaan, semacam pengetahuan yang hadir dalam hati sedangkan
pada ayat kedua lebih tegas Allah menyebutkan ilmu pengetahuan dengan ungkapan “yu’allimu”
atau mengajari. Jadi orang yang bertaqwa hidupnya akan diajari langsung oleh
Allah swt tanpa perantaraan guru. Sebab taqwa itu tidak ada gurunya sedangkan
ilmu lain ada gurunya. Sebab taqwa itu adanya di hati makanya ungkapan Rasul
tentang taqwa adalah : “Mintalah
fatwa kepada hatimu”
Untuk mendapatkan ilmu yang terhujam di
dalam hati tanpa melalui perantaraan guru ini memerlukan syarat yaitu taqwa,
seperti yang tercantum dalam ayat di atas. Namun taqwa yang bagaimana yang
mesti dilakukan oleh kita sehingga mampu mendapatkan ilmu langsung dari Allah
swt. Apakah taqwa yang diartikan seperti meninggalkan larangan dan mengerjakan
perintahnya. Atau taqwa yang bagaimana. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
dapat disimak petunjuk Imam Malik ra dalam kitab Marooqi Al 'Ubudiyah :
مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَالَمْ
يَعْلَمْ.
Barang siapa yang mempraktekkan ilmu yang
telah diperolehnya, niscaya Allah akan mewarisi ilmu pengetahuan yang sama
sekali belum pernah diketahuinya.
Petunjuk imam Malik tersebut cukup jelas memberi pedoman ringkas
bagaimana cara mendapatkan janji Allah bahwa orang yang bertaqwa akan diberi
ilmu pengetahuan. Dan cara untuk mendapatkan tingkat tersebut cukup sederhana
yaitu dengan mengamalkan saja ilmu yang sudah diperoleh dari guru dimana kita belajar
meskipun sedikit namun ilmu itu dikerjakan secara istiqamah (terus-menerus)
dengan sabar tanpa henti. Pada akhirnya dengan sendirinya akan sampai ke
sana.
Jadi ternyata ilmu taqwa, sabar, tawakkal
dan segala macam ilmu hati tidak bisa diajarkan oleh seorang guru. Guru-guru
yang ada hanya sebagai pemberi informasi dan kita lah yang menentukannya. Hanya
kepada Allah jua lah semua ilmu dikembalikan, dan hanya Dia yang bisa
memberikan ilmu yang hakiki.
BACA JUGA
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar