Ada maqolah
ulama yang berbunyi :
مَنْ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَلَيْسَ
لَهُ شَيْخٌ فَشَيْخُهُ شَيْطَانٌ
Barang siapa
yang belajaar ilmu namun tidak berguru, maka gurunya adalah setan
Bahkan Imam Bukhari yang terkenal ahli hadits itu jumlah gurunya
sampai 1.080 orang.
Oleh karena itu
banyak ulama yang berkaata tentang pentingnya berguru dalam mempelajari ilmu
bagi penuntut ilmu tingkat dasar dan menengah, diantaranya adalah :
1. Hujjatul
Islam Imam Al-Ghazali, beliau berkata :
فَاعْلَمْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ فَاتِحٌ
وَمُسَهِّلٌ، وَالتَّحْصِيْلُ مَعَهُ أَسْهَلُ وَأَرْوَحُ
Ketahuilah
olehmu, bahwasanya guru itu adalah pembuka (yang tertutup) dan memudahkan (yang
rumit). Mendapatkan ilmu dengan adanya bimbingan guru akan lebih mudah dan
lebih menyenangkan. (Minhajul 'Abidin ilaa Janhati Rabbil 'Alamiin, halaman 8)
2. Sayyid Alwi
bin Ahmad As-Saqaf, beliau berkata :
إِنَّ الْمَشِيْخَةَ شَأْنُهَا
عَظِيْمٌ وَأَمْرُهَا عَالٍ جَسِيْمٌ
Sesungguhnya guru itu kedudukannya sangat penting dan
peranannya amat tinggi lagi besar (Kitab Al-Fawaaidul Makkiyyah, halaman 25)
3. Syekh Zarnuji, beliau mengemukakan sebuah syair
ciptaan sayyidina Ali
أَلَا لَا تَنَالُ
اْلعِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ
عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ
ذَكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
Ingatlah,
kamu tidak akan meraih ilmu melainkan dengan enam perkara (syarat yang harus
dipenuhi). # Aku akan ceritakan kepadamu semua itu dengan sejelas-jelasnya
Cerdas,
semangat tinggi, ulet dan tabah, punya biaya # bimbingan guru dan waktunya
lama. (Kitab Ta'lim Muta'allim, halaman 14)
4. Al-Habib Ahmad
bin Abi Bakar Al-Hadhrami, beliau berkata :
إِنَّ اْلأَخْذَ مِنْ شَيْخٍ لَهُ
تَمَامُ الْإِطِّلَاعِ مِمَّا يُتَعَيَّنُ عَلَى طَالِبِ الْعِلْمِ، وَأَمَّا
مُجَرَّدُ اْلمُطَالَعَةِ بِغَيْرِ شَيْخٍ إِتِّكَالًا عَلَى اْلفَهْمِ
فَقَلِيْلَةُ الْجَدْوَى إِذْ لَابُدَّ أَنْ تَعْرِضَ عَلَيْهِ مُشْكِلَاتٌ تَتَّضِحُ
لَهُ إِلَّا إِنْ حَلَّهَا شَيْخٌ
Bahwasanya
mengambil ilmu dari seseorang guru yang sempurna penelaahannya itu dipandang
penting bagi orang yang menuntut ilmu. Dan adapun semata-mata muthala'ah tanpa
ada bimbingan dari guru karena mengandalkan pemahaman sendiri saja, maka
sedikit hasilnya. Karena jika dia menemukan kerumitan-kerumitan, tidak akan
jelas baginya kecuali adanya uraian dari guru. (Kitab manhalul Wurraadi min Faidhil Imdaadi, halaman 102)
Dlam kitab
Al-Fawaaidul Makkiyyah, halaman 25 dan kitab Taudhihul Adillah, juz III,
halaman 147, terdapat syair :
مَنْ يَأْخُذِ الْعِلْمَ عَنْ شَيْخٍ
مُشَافَهَةً # يَكُنْ عَنِ الزَّيْغِ وَالتَّحْرِيْفِ فِى حَرَمٍ
Barang siapa
yang mengambil ilmu dari seorang guru secara langsung bergadap-hadapan #
niscaya akan terjagalah dia dari kesesatan dan kekeliruan
وَإِنَّ بْتِغَاءَ اْلعِلْمِ دُوْنَ
مُعَلِّمٍ # كَمُوْقِدِ مِصْبَاحٍ وَلَيْسَ لَهُ دُهْنٌ
Dan
bahwasanya menuntut ilmu tanpa ada bimbingan dari guru # Laksana seseorang yang
menyalakan pelita, padahal pelita itu tidak berminyak
كُلُّ مَنْ يَطْلُبُ اْلعُلُوْمَ فَرِيْدًا
# دُوْنَ شَيْخٍ فَإِنَّهُ فِى ضَلَالٍ
Setiaporang
yang menuntut ilmu secara tersendiri # tanpa guru, maka sesungguhnya dia berada
dalam kesesatan
Bisakah
memperoleh ilmu TANPA GURU, insya Allah akan kami bahas dalam bab sendiri
BACA JUGA
:
JAMAN SEMODERN INI, BISA BELAJAR DARI YOUTUBE ATAU SOSMED,
BalasHapus