Makmum disunannahkan membaca setelah imam selesai mengucapkan salamnya
yang kedua. Penjelasan ini sesuai dengan fatwa seorang ulama dari Mekah, Imam
Muhammad bin Allan Adh-Shiddiq Asy-Syafi'i Al-Asy'ari :
نَعَمْ يُسَنُّ
لِلْمَأْمُوْمِ أَنْ يُؤَخِّرَهَا (التَّسْلِيْمَةَ) إِلَى فَرَاغِ إِمَامِهِ مِنْ
تَسْلِيْمَتَيْنِ جَمِيْعًا
Ya benar, makmum disunnahkan mengakhirkan salamnya hingga imam
selesai mengucapkan dua salamnya. (Kitab Al-Futuhatur Rabbaniyah, Juz III,
halaman 25)
Demikian juga fatwa Imam Al-Baghawi atau nama lengkapnya Imam
Husain bin Mas'ud Al-Baghawi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Nawawi berikut
ini :
قَالَ الْبَغَوِيُّ يُسْتَحَبُّ أَنْ لَا يَبْتَدِئَ السَّلَامَ حَتَّى
يَفْرُغَ اْلإِمَامُ مِنَ التَّسْلِيْمَتَيْنِ
Imam Al-Baghawi telah berkata : Makmum disunnahkan tidak memulai
salam sebelum imam menyelesaikan dua salamnya. (Kitab Al-Majmu' Syarh
Al-Muhadzdzab, Juz III, halaman 483)
Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya fat-hul Mu'in dengan
tegas berfatwa :
وَأَنْ
يُسَلِّمُ الْمَأْمُوْمُ بَعْدَ تَسْلِيْمَتَيِ اْلإِمَامِ
Dan makmum agar mengucapkan salam setelah imam mengucapkan dua
salamnya. (Kitab Fat-hul Mu'in, halaman 23)
Imam Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi Asy-Syafi'i Al-Makki ketika
memberikan interpretasi terhadap fatwa Syaikh Al-Malibari di atas, mengatakan :
(قَوْلُهُ: وَأَنْ يُسَلِّمَ الْمَأْمُوْمُ) أَيْ
وَيُسَنُّ ذَلِكَ وَقَوْلُهُ: تَسْلِيْمَتَيِ الْإِمَاِم أَيْ بَعْدَ فَرَاغِهِ مِنْهُمَا،
وَلَوْ قَارَنَهُ جَازَ كَبَقِيَّةِ اْلأَرْكَانِ إِلَّا تَكْبِيْرَةَ اَلإِحَرَامِ،
لَكِنْ الْمُقَارَنَةُ مَكْرُوْهَةٌ مُفَوِّتَةٌ لِفَضِيْلَةِ الْجَمَاعَةِ فِيْمَا
قَارَنَ فَقَطْ
(Ucapannya : Dan makmum agar mengucapkan salam), maksudnya hal itu
disunnahkan. Dan ucapannya (dua salam imam), maksudnya setelah imam
menyelesaikan dua kali salamnya. Seandainya makmum membarengi imam, hal itu
hukumnya boleh, seperti membarengi rukun-rukun shalat lainnya, kecuali dalam
takbiratul ihram. Akan tetapi makmum yang membarengi imam itu dipandang makruh
yang dapat menghilangkan fadhilah shalat berjamaah. (Kitab I'anatuth Thalibin,
Juz I, halaman 178)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar