Meminang atau melamar artinya menyatakan permintaan untuk menikah
dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan atau sebaliknya dengan
perantaraan seseorang yang dipercayai. Meminang dengan cara tersebut
diperbolehkan dalam agama Islam terhadap gadis atau janda yang telah habis masa
iddahnya, kecuali perempuan yang masih dalam iddah ba'in, sebaiknya
dengan jalan sindiran saja
وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا عَرَّضْتُمْ
بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ
Dan tidak ada dosa bagi kamu
meminang wanita-wanita itu dengan sindiran. (Q.S. 2 Al Baqarah 235)
Adapun terhadap perempuan yang masih dalam iddah raj'iyah,
maka haram meminangnya karena perempuan yang masih dalam iddah raj'iyah
secara hukum masih berstatus sebagai istri bagi laki-laki yang menceraikannya,
dan dia boleh kembali (ruju') kepadanya. Demikian juga tidak diizinkan meminang
seorang perempuan yang sedang dipinang oleh orang lain, sebelum nyata bahwa
permintaannya itu tidak diterima
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شُمَاسَةَ أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ
عَامِرٍ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُوْلُ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَلْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ فَلاَ يَحِلُّ لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَبْتَاعَ عَلَى
بَيْعِ أَخِيْهِ وَلاَ يَخْطُبَ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ حَتَّى يَذَرَ
Dari Abdurrahman bin Syumasah, bahwasanya ia mendengar Uqbah bin
Amir di atas mimbar berkata, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Orang
mukmin adalah saudara mukmin, maka tidak halal bagi seorang mukmin menjual barang
yang telah dijual kepada saudaranya, dan tidak halal pula meminang yang sedang
dipinang oleh saudaranya, sehingga nyata sudah ditinggalkannya. (H. R. Muslim
no. 3529)
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعِ الرَّجُلُ عَلىٰ
بَيْعِ أَخِيْهِ وَلَا يَخْطُبْ عَلىٰ خِطْبَةِ أَخِيْهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَهُ
Dari Ibnu Umar dari Nabi saw,
beliau bersabda: Janganlah seseorang menjual barang yang telah dijual kepada
saudaranya dan janganlah meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya,
kecuali jika mendapatkan izin darinya. (H.
R. Muslim no. 3521)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar