Menjuam kotoran hewan untuk digunakan
sebagai pupuk termasuk masalah khilafiyah. Para
ulama Mujtahidin berpeda pendapat,ada yang berpandangan hukumnya haram, ada
pula yang menyatakan boleh
1. Imam Nawawi mengatakan :
بَيْعُ سِرْجِيْنَ اْلبَهَائِمِ الْمَأْكُوْلَةِ وَغَيْرِهَا - بَاطِلٌ
وَثَمَنُهُ حَرَامٌ هَذَا مَذْهَبُنَا وَقَالَ أَبُوْ حَنِيْفَةَ يَجُوْزُ بَيْعُ
السِّرْجِيْنِ لِاتِّفَاقِ أَهْلِ الْأَمْصَارِ فِي جَمِيْعِ الْأَعْصَارِ عَلَى بَيْعِهِ
مِنْ غَيْرِ إِنْكَارٍ وَلِأَنَّهُ يَجُوْزُ اْلإِنْتِفَاعَُ بِهِ فَجَازَ بَيْعُهُ
كَسَائِرِ الْأَشْيَاءِ. وَاحْتَجَّ أَصْحَابُنَا بِحَدِيْثِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : إِنَّ للهَ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ شَيْئًا حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ.
(رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ) وَهُوَ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ
Menjual pupuk
kotoran hewan, baik yang halal dimakan dagingnya maupun yang tidak halal, adalah
batil, dan harganya hukumnya haram. Ini adalah pendapat madzhab kami (Syafi'i).
Imam Hanafi telah berkata : Boleh menjual pupuk (kotoran hewan) karena telah
ada kesepakatan pendapat para ulama terkemuka pada setiap masa atas bolehnya
menjualnya dengan tidak ada yang membantahnya. Karena kotoran itu boleh
dimanfaatkan, maka boleh menjualnya seperti benda-benda yang lain.
Sahabat-sahabat kami (dari madzhab Syafi'i) telah berdalil dengan hadits Ibnu
Abbas, sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : Bahwasanya Allah apabila telah
mengharamkan sesuatu kepada suatu kaum, maka Allah mengharamkan pula harganya.
(Riwayat Abu Daud) dan ini merupakan hadits shahih. (Kitab Al-Majmu' Syarh
Al-Muhadzdzab Juz IX, halaman 230)
2. Imam Sayyid Sabiq
Dalam kitabnya Fiqhus Sunnah
beliau menerangkan bahwa di antara syarat sah jual beli itu, benda yang
diperjual belikan harus benda suci, tidak sah kalau bendanya najis. Kemudian
beliau berkata :
وَاسْتَثْنَى الْأَحْنَافُ وَالظَّاهِرِيَّةُ كُلَّ مَا فِيْهِ مَنْفَعَةٌ
تَحِلُّ شَرْعًا فَجَوَّزُوْا بَيْعَهُ، فَقَالُوْا: يَجُوْزُ بَيْعُ الْأَرْوَاثِ
وَالْأَزْبَالِ النَّجَسَةِ الَّتِيْ تَدْعُو الضَّرُوْرَةُ إِلَى اسْتِعْمَالِهَا
فِى اْلبَسَاتِيْنِ، وَيَنْتَفِعُ بِهَا وَقُوْدًا وَسَمَادًا
Al-Ahnaf dan
madzhab Dawud Zhahiri telah mengecualikan terhadap setiap benda yang
bermanfaat, yang halal menurut syara', mereka memperbolehkan menjualnya. Kemudian
mereka berkata : Boleh hukumnya menjual kotoran-kotoran dan pupuk-pupuk najis
yang dipandang sangat perlu digunakan dikebun-kebuh dan dapat digunakan sebagai
bahan bakar dan pupuk. (Kitab Fiqhus Sunnah, Juz III, halaman 130)
3. Imam Ash-Shan'ani
وَقَالَ جَمَاعَةٌ : يَجُوزُ بَيْعُ الْأَزْبَالِ النَّجِسَةِ وَقِيلَ
يَجُوزُ ذَلِكَ لِلْمُشْتَرِي دُونَ الْبَائِعِ لِاحْتِيَاجِ الْمُشْتَرِي دُونَهُ
Segolongan ulama
telah berkata : Boleh hukumnya menjual pupuk najis. Dan menurut suatu pendapat,
boleh yang demikian itu bagi pembeli, tidak boleh bagi penjual, karena si
pembeli itu memerlukannya, tidak bagi si penjual. (Kitab Subulus Salam, Juz IV,
halaman 53)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hukum menjual kotoran hewan adalah :
a. Menurut madzhab Syafi'i, hukumnya
adalah haram
b. Menurut madzhab Hanafi, Dawud
Zhahiri, hukumnya jaiz (boleh)
c. Ada
sebagian ulama yang berpendapat boleh membelinya, tetapi tidak boleh
menjualnya.
Namun ulama syafi'iyah atau pengikut madzhab Syafi'i
memberikan tawaran solusi begini: Barang-barang ini dapat dimiliki dengan cara
akad serah terima barang yang ditukar dengan barang lain tanpa transaksi jual
beli. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar