عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ
النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ
سُرُوْرٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلهِ
Dari Abu Bakrah dari Nabi saw, bahwanya
beliau apabila terdapat perkara yang menyenangkan atau beliau diberi kabar
gembira maka beliau bersujud untuk bersyukur kepada Allah. (H. R. Abu Daud no.
2776)
Sujud syukur itu dilaksanakan di luar shalat, sujudnya hanya
sekali. Meskipun dilaksanakan di luar shalat, tapi syarat-syarat sujudnya
seperti sayart-syarat sujud di dalam shalat.
Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Muhammad
Al-Khathib Al-Syarbiniy dalam kitabnya mengatakan :
وَسَجْدَةُ الشُّكْرِ لَا تَدْخُلُ صَلَاةً وَتُسَنُّ لِهُجُومِ
نِعْمَةٍ أَوْ انْدِفَاعِ نِقْمَةٍ ، أَوْ رُؤْيَةِ مُبْتَلَى أَوْ فَاسِقٍ
مُعْلِنٍ ، وَيُظْهِرُهَا لِلْفَاسِقِ إنْ لَمْ يَخَفْ ضَرَرَهُ لَا لِمُبْتَلًى
لِئَلَّا يَتَأَذَّى وَهِيَ كَسَجْدَةِ التِّلَاوَةِ
Sujud syukur dikerjakan di
luar shalat. Sujud ini dikerjakan karena datangnya nikmat mendadak, terhindar
dari bahaya, melihat orang kena musibah (atau orang cacat), atau orang fasiq
secara terang-terangan. Seseorang disunnahkan menyatakan sujud syukur di
hadapan si fasiq jika tidak menimbulkan mudarat. Tetapi jangan sujud syukur di
depan orang yang cacat karena dapat melukai perasaan yang bersangkutan.
Pelaksanaan sujud syukur sama saja dengan sujud tilawah. (Kitab Al-Iqna' Fi
Halli Al-fadz Abi Syuja', Juz I, halaman 181)
Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar
Al-Bujairami dalam kitabnya mengatakan :
( وَشَرْطُهَا كَصَلَاةٍ ) فَيُعْتَبَرُ
لِصِحَّتِهَا مَا يُعْتَبَرُ فِي سُجُودِ الصَّلَاةِ كَالطَّهَارَةِ وَالسَّتْرِ
وَالِاسْتِقْبَالِ وَتَرْكٍ نَحْوَ كَلَامٍ ، وَوَضْعِ الْجَبْهَةِ مَكْشُوفَةً
بِتَحَامُلٍ عَلَى غَيْرِ مَا يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَتِهِ وَوَضْعِ جُزْءٍ مِنْ
بَاطِنِ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ وَمِنْ الرُّكْبَتَيْنِ وَغَيْرِ ذَلِكَ
Syarat sujud syukur seperti syarat sujud
dalam shalat. Sujud syukur dianggap sah seperti sahnya sujud di dalam shalat
seperti bersuci, menutup aurat, menghadap kiblat, tidak bicara, meletakkan dahi
terbuka dengan sedikit tekanan di atas tempat yang tidak ikut bergerak ketika
fisiknya bergerak, meletakkan telapak tangan, telapak kaki, lutut, dan syarat
sujud lainnya. (Kitab Hasyiyah Al-Bujairami 'Alal Khathib, Juz IV, halaman 27)
Adapun caranya sujud syukur adalah :
1. Seseorang
yang akan melakukan sujud syukur mengambil posisi berdiri atau boleh dengan
duduk iftirosy (seperti duduk di waktu tahiyat awal) menghadap kiblat, lalu
bertakbiratul ihrom disertai niat.
Lafal niat sujud syukur
نَوَيْتُ سَجْدَةَ الشُّكْرِ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAJDATASY SYUKRI LILLAAHI TA'AALAA
(Saya niat sujud syukur karena Allah
ta'ala)
2. Mengucap
takbir dan turun untuk sujud
3. Bangun dari
sujud, lalu duduk tawarruk (seperti duduk di waktu tahiyat akhir) lalu diam
sejenak sebelum salam.
4. Kemudian
salam, jadi sujudnya hanya dilakukan satu kali saja. Semua dilakukan dengan
tuma’ninah. Saat sujud ia bisa membaca lafal berikut ini.
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ
SAJADA WAJHIYA LILLADZI KHOLAQOHU WA SHOWWAROHU WA SYAQQO
SAM'AHU WA BASHOROHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI FATABAAROKALLOHU AHSANAL KHOOLIQIIN
(Wajahku bersujud kepada (Allah) yang
telah menciptakannya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan
kekuatan-Nya, Maha Suci Allau sebaik-baik pencipta).
Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Muhammad
Al-Khathib Al-Syarbiniy dalam kitabnya mengatakan :
وَيُسَنُّ
مَعَ سَجْدَةِ الشُّكْرِ كَمَا فِي الْمَجْمُوعِ الصَّدَقَةُ
Bersamaan dengan sujud
syukur, disunahkan bersedekah seperti dikutip dari kitab Al-Majmu'. (Kitab Al-Iqna' Fi Halli Al-fadz Abi
Syuja', Juz I, halaman 181)
Sebagai alternatif, sujud
syukur bisa digantikan dengan suatu bacaan ketika syarat-syaratnya tidak
memadai
Syaikh Sa’id bin Muhammad Ba’Ali Ba’Isyn Ad-Dau’ani
Al-Hadhrami dalam kitabnya
mengatakan :
وَلَوْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنَ التَّحِيَّةِ أَوْ سُجُوْدِ التِّلَاوَةِ أَوِ الشُّكْرِ قاَلَ
أَرْبَعُ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ لِلهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَا اللهُ،
وَاللهَ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ
العَظِيْمِ. فَإِنَّهَا تَقُوْمَ مَقَامَهَا
kalau tidak bisa mengerjakan shalat tahiyyatul
masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur, pihak yang bersangkutan cukup membaca
sebanyak 4 kali “Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha
illallah, wallahu akbar, wala haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim”. Karena, kedudukan
fadhilah bacaan tersebut memadai dengan tiga perbuatan di atas. (Kitab Busyrol
Karim Bi Syarhi Masa'ilit Ta'lim)
Baca juga : Sujud Tilawah,
Sujud Sahwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar