Kita
diperintahkan berhusnudzan atau berprasangka baik kepada Allah, orang lain dan
diri sendiri.
Husnudzan kepada Allah dapat dilakukan dengan
dua sikap yaitu :
1. Bersyukur atas semua nikmat
yang telah diberikan Allah.
2. Bersabar atas semua cobaan
dan ujian dari Allah.
Dalam hadits disebutkan bahwa prasangka Allah tergantung
prasangka kita kepada-Nya :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللهُ أَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda : Allah berfirman : Aku berada pada prasangkaan
hamba-Ku kepada-Ku. (H. R.Bukhari no. 7505)
Dalam riwayat Ahmad ada tambahan :
قَالَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى فَلْيَظُنَّ بِى مَا شَاءَ
Allah berfirman
: Aku berada pada prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku
sekehendaknya. (H. R. Ahmad no. 16439)
Husnudzan kepada orang lain dapat dilakukan
dengan sikap sebagai berikut :
1. Mudah memaafkan kesalahan orang
lain.
2. Melihat seseorang dari sisi baiknya.
3. Mengingat-ingat kebaikan yang
pernah dilakukan oleh seseorang.
4. Bertutur kata dan berperilaku lemah lembut kepada orang
lain
Dalam hadits kita telah diingatkan jangan sampai berprasangka
buruk pada orang lain :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ
فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا
وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ
اللهِ إِخْوَانًا
Dari Abu
Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda : Jauhilah prasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling
mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling
membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara.( H. R. Bukhari no. 6064)
Husnudzan kepada diri sendiri dapat
dilakukan dengan sikap sebagai berikut : Percaya diri, Optimis
menghadapi hidup, tidak mudah putus asa.
Dalam Al-Qur'an disebutkan :
وَلاَ تَيْأَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ إِنَّهُ
لاَ يَيْأَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُوْنَ
Dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir. (Q.S. 12 Yusuf 87)
Seseorang yang membiasakan diri
berprasangka baik (husnudzan) akan memperoleh
manfaat dan hikmah sebagai berikut :
1. Hidup menjadi tenang dan
penuh optimis.
2. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik
segala cobaan
3. Membentuk pribadi yang tangguh
4. Menjadikan seseorang kreatif
5. Menyebabkan seseorang tidak mudah putus
asa
6.Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan
sesama.
Sayyid
Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam kitabnya menegaskan :
(وَعَلَيْكَ) بِحُسْنِ الظَّنِّ بِجَمِيْعِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَاحْذَرْ أَنْ تُسِئَ الظَّنَّ بِهِمْ، وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ خَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْءٌ مِنَ الْخَيْرِ : حُسْنُ الظَّنِّ
بِاللهِ، وحُسْنُ الظَّنِّ بِعِبَادِ اللهِ، وخَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْءٌ
مِنَ الشَّرِّ : سُوْءُ الظَّنِّ بِاللهِ، وَسُوْءُ الظَّنِّ بِعِبَادِ اللهِ
Dan kamupun harus selalu berprasangka baik
kepada semua orang Islam, jauhilah berburuk sangka kepada mereka. Nabi saw
bersabda : Dua perkara yang tidak ada suatu kebaikan pun yang melampauinya
yaitu, berprasangka baik kepada Allah dan berprasangka baik kepada
hamba-hamba-Nya. Dan dua perkara yang tidak ada suatu kejelekan pun yang
melampauinya yaitu, berprasangka buruk kepada Allah dan berprasangka buruk
kepada hamba-hamba-Nya. (Kitab Risalatul Mu'awanah, halaman 149)
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar