Hukum
menjawab salam secara umum adalah wajib, dalam Al-Qur'an di sebutkan :
وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيباً
Apabila kamu dihormati dengan suatu
penghormatan (salam), maka balaslah penghormatan (salam) itu dengan yang lebih
baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan
segala sesuatu. (Q.S. 4 An Nisaa' 86)
Menjawab
salam ketika kita menerima surat , SMS , WA
atau media sosial lainnya adalah sama halnya dengan ketika kita mendengar
ucapan salam dari seseorang, dan wajib hukumnya menjawabnya baik dengan ucapan
atau dengan tulisan.
Imam Nawawi dalam kitabnya menegaskan :
قَالَ أَصْحَابُنَا : وَهَذَا الرَّدّ وَاجِب عَلَى الْفَوْرِ ،
وَكَذَا لَوْ بَلَغَهُ سَلَامٌ فِي وَرَقَة مِنْ غَائِب لَزِمَهُ أَنْ يَرُدَّ
السَّلَام عَلَيْهِ بِاللَّفْظِ عَلَى الْفَوْرِ إِذَا قَرَأَهُ
Berkata sahabat-sahabat kami : Jawaban salam ini juga wajib
secepatnya saat datang pada seseorang sebuah tulisan salam dari orang yang
jauh, wajib baginya menjawab salam dengan lafadz secepatnya bila ia membacanya.
(Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz VIII, halaman 196)
Sayyid
Bakri Syatha Ad-Dimyathi dalam kitabnya menegaskan :
إذا أرسل له السلام في كتاب فيلزم الرد إما باللفظ أو بالكتابة.
Apabila tulisan Salam
tersebut telah dibaca, maka wajib dengan segera untuk menjawabnya, baik dengan
ucapan atau dengan tulisan. (Kitab I'anatuth Thalibin, Juz IV, halaman 215)
Namun,
jika salam tersebut ditujukan untuk sekumpulan orang atau disampaikan di group,
kemudian sudah ada yang menjawabnya maka yang lain telah gugur kewajibannya.
Tidak harus setiap orang menjawab salam tersebut, dalam hadits di
sebutkan :
عَنْ عَلِىِّ
بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ - قَالَ أَبُوْ دَاوُدَ رَفَعَهُ
الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ - قَالَ يُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ
يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ وَيُجْزِئُ عَنِ الْجُلُوْسِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ
Dari Ali bin Abu Thalib ra -Abu Dawud
berkata : Al-Hasan bin Ali telah memarfu'kannya- ia berkata : Telah cukup untuk
suatu rombongan jika salah seorang dari mereka mengucapkan salam saat mereka
melintas, dan telah cukup pula jika salah seorang dari orang-orang yang duduk
membalas salam. (H. R. Abu Daud no. 5212, Baihaqi no. 18404)
Tapi bila setiap orang di group memberi
atau menjawab salam semua, maka itu lebih utama. Imam Nawawi dalam kitabnya
menegaskan :
فَإِنْ كَانَ الْمُسْلِم عَلَيْهِ وَاحِدًا تَعَيَّنَ عَلَيْهِ
الرَّدّ ، وَإِنْ كَانُوا جَمَاعَة كَانَ الرَّدّ فَرْض كِفَايَة فِي حَقّهمْ ، فَإِذَا
رَدّ وَاحِد مِنْهُمْ سَقَطَ الْحَرَج عَنْ الْبَاقِينَ ، وَالْأَفْضَل أَنْ
يَبْتَدِئ الْجَمِيع بِالسَّلَامِ ، وَأَنْ يَرُدّ الْجَمِيع . وَعَنْ أَبِي
يُوسُف أَنَّهُ لَا بُدّ أَنْ يَرُدّ الْجَمِيع
Bila salam diucapkan untuk seorang muslim, maka wajib atas dirinya
untuk menjawab salam. Bila mereka satu rombongan, maka menjawab salam atas
mereka, hukumnya fardu kifayah. Artinya bila sudah ada seorang diantara mereka
yang menjawab salam, maka yang lainnya tidak terbebani kewajiban untuk menjawab
salam. Namun yang lebih utama adalah hendaknya setiap orang yang ada dalam
rombongan tersebut memulai untuk memberi salam dan setiap diantara mereka
menjawab salam. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz VII, halaman 291)
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar