Selayaknya
antara pemakaman Islam dengan pemakaman non Islam dipisahkan, tidak dicampur
dalam satu area. Dalam hadits disebutkan :
عَنْ بَشِيرٍ مَوْلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَكَانَ اسْمُهُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ زَحْمُ بْنُ مَعْبَدٍ فَهَاجَرَ إِلَى رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا اسْمُكَ. قَالَ زَحْمٌ. قَالَ
بَلْ أَنْتَ بَشِيرٌ. قَالَ بَيْنَمَا أَنَا أُمَاشِى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقُبُوْرِ الْمُشْرِكِيْنَ فَقَالَ لَقَدْ سَبَقَ
هَؤُلاَءِ خَيْرًا كَثِيْرًا. ثَلاَثًا ثُمَّ مَرَّ بِقُبُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَقَالَ
لَقَدْ أَدْرَكَ هَؤُلاَءِ خَيْرًا كَثِيرًا. وَحَانَتْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظْرَةٌ فَإِذَا رَجُلٌ يَمْشِى فِى الْقُبُوْرِ
عَلَيْهِ نَعْلاَنِ فَقَالَ يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ أَلْقِ
سِبْتِيَّتَيْكَ. فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا.
Dari Basyir mantan budak Rasulullah saw yang pada masa jahiliyah
bernama Zahm bin Ma'bad, kemudian ia berhijrah kepada Rasulullah saw, lalu
beliau bertanya : Siapakah namamu? Ia menjawab : Zahm. Beliau berkata : Bahkan,
engkau adalah Basyir. Ia berkata : Ketika aku berjalan bersama Rasulullah saw,
beliau melewati kuburan orang-orang musyrik, lalu beliau baersabda : Sungguh
mereka telah tertinggal untuk mendapatkan kebaikan yang banyak. Beliau
mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau melalui kuburan orang-orang muslim,
kemudian beliau bersabda : Sungguh mereka telah mendapatkan kebaikan yang
banyak. Dan beliau melihat seseorang yang berjalan diantara kuburan mengenakan
dua sandal. Kemudian beliau bersabda : Wahai pemilik dua sandal, lepaskan dua
sandalmu, kemudian orang tersebut melihat dan ia kenal dengan Rasulullah saw.
Maka ia melepasnya dan meletakkannya. (H. R. Abu Daud no. 3232, Ahmad no. 21332
dan lainnya)
Imam
Nawawi dalam kitabnya menegaskan :
اتفق اصحابنا رحمهم الله علي انه لا يدفن مسلم في مقبرة كفار ولا كافر
في مقبرة مسلمين
Ulama madzhab kami (syafi’iyah) – rahimahumullah –
sepakat bahwa orang islam tidak boleh dimakamkan di kuburan orang kafir, dan
juga orang kafir tidak boleh dimakamkan di kuburan kaum muslimin. (Kitab
Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz V, halaman 285)
Kementerian Waqaf dan Urusan Keislaman Kuwait dalam Ensiklopedi
Fiqih menjelaskan :
اتّفق الفقهاء على أنّه يحرم دفن مسلمٍ في مقبرة الكفّار وعكسه إلاّ
لضرورةٍ.
Ulama fiqih sepakat, haram memakamkan orang muslim di kuburan orang
kafir dan sebaliknya, kecuali karena darurat. (Kitab Al-Mausu’ah
Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, Juz XXII, halaman 12)
Al-Imam
Ibnu Hazm Al-Andalusia dalam kitabnya menegaskan :
لِأَنَّ عَمَلَ أَهْلِ اْلإِسْلَامِ مِنْ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا يُدْفَنَ مُسْلِمٌ مَعَ مُشْرِكٍ
Karena sesungguhnya kaum muslimin sejak zaman Rasulullah saw
mereka tidak memakamkan orang muslim bersama orang musyrik. (Kitab Al-Muhalla, Juz V, halaman 142)
فَصَحَّ بِهَذَا تَفْرِيْقُ قُبُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ عَنْ قُبُوْرِ
الْمُشْرِكِيْنَ
Berdasarkan
hadis ini, sikap yang benar adalah memisahkan kuburan kaum muslimin dengan
kuburan orang musyrik. (Kitab Al-Muhalla, Juz V, halaman 142)
Sebagai
kesimpulan bahwa berdasarkan hadis di atas, ulama sepakat bahwa pemakaman kaum
muslimin dan non-muslim harus dipisahkan. Kecuali jika dalam kondisi darurat.
Bahkan banyak diantara mereka yang menyatakan, haram menggabungkan pemakaman
muslim dengan non-muslim.
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar