Imam Ghazali dalam kitabnya menulis sebuah hadits :
عَنْ جَابِرٍ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ
قَالَا: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاكُمْ وَالْغِيْبَةْ فَإِنَّ اْلغِيْبَةَ
أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا، فَإِنَّ الرَّجُلَ يَزْنِيَ وَيَتُوْبُ فَيَتُوْبُ اللهُ سُبْحَانَهُ
عَلَيْهِ وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيْبَةِ لَا يَغْفِرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Dari Jabir dan Abu Said, keduanya berkata,
Rasulullah saw bersabda : Janganlah kamu mengerjakan ghibah (mengumpat), karena
sesungguhnya ghibah itu (dosanya) lebih berat dari pada zina. Sesungghnya
seseorang terkadang melalukan zina lalu bertaubat, maka Allah menerima
taubatnya. Tetapi orang yang melakukan ghibah. Allah tidak akan mengampuninya
sebelum orang yang diumpatnya memaafkannya. (H. R. Abu Syaikh dan Abi Dunya).
(Kitab Ihya' Ulumuddin, Juz II, halaman 337)
Ghibah adalah membicarakan seseorang, lalu orang itu tidak
menyukai pembicaraan itu, dalam hadits disebutkan :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ. قَالُوْا اَللهُ وَرَسُوْلُهُ
أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ
فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ
وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Apakah kamu tahu apakah arti
ghibah (mengumpat) itu? Para sahabat
menjawab : Allah dan Rasulnya lebih mengetahui. Beliau bersabda : Mengumpat
adalah kamu menyebut sesuatu yang tidak disenangi oleh saudaramu. Ada yang bertanya :
Bagaimana pendapat paduka jika betul apa yang saya katakan itu terdapat pada
saudaraku? Beliau bersabda : Jika betul apa yang kamu katakan itu terdapat
padanya maka kamu mengumpatnya. Bila apa yang kamu katakan itu tidak terdapat
padanya maka kamu berbuat kebohongan padanya. (H. R. Muslim no. 6758 dan Ibnu
Hibban no. 12)
Dosa itu ada dua jenis, yaitu dosa yang berkaitan dengan hak
Allah dan dosa yang berkaitan dengan hak anak Adam.
Dosa yang berkaitan dengan hak Allah dapat ditebus dengan
cara memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Sedangkan
dosa yang berkaitan dengan anak Adam ialah dengan cara meminta maaf kepada orang yang disakitinya
sebelum memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Dengan demikian, berarti dosa
yang berkaitan dengan hak anak Adam lebih berat
dari pada dosa yang berkaitan dengan hak Allah, karena orang yang bersangkutan diharuskan meminta
maaf terlebih dahulu kepada orang yang disakitinya. Allah tidak akan
mengampuninya sebelum orang
yang dianiaya olehnya memaafkan perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar