Akhir-akhir
ini banyak ulama yang telah diwafatkan Allah, bahkan menurut informasi yang
disampaikan PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) hanya dalam masa pandemi ini
saja lebih dari 230 ulama NU (Nahdiatul Ulama) telah wafat, belum lagi
ulama-ulama di luar organisani NU, di antaranya dari Muhammadiyah atau lainnya
Dengan
banyaknya ulama yang meninggal tentunya hanya Allah yang tahu maksudnya karena
Allah-lah yang Maha Mengetahui, tapi paling tidak kita punya gambaran dari
katerangan yang ada dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi saw.
Allah
hendak mencabut ilmu dari muka bumi ini dengan mewafatkan para ulama, hal ini
ditegaskan dalam hadits :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ
الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ
الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ
النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوْا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ،
فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا.
Dari Abdullah
bin'Amru bin Al-Ash berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba,
akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila
sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan
orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka
sesat dan menyesatkan. (H. R. Bukhari no. 100, Muslim no. 6971)
Imam Al-Ghazali
dalam kitabnya mengatakan :
وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَوْتُ أَلْفِ عَابِدٍ
قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ أَهْوَنُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ بَصِيْرٍ
بِحَلاَلِ اللهِ وَحَرَامِهِ
Umar ra berkata : Kematian seribu orang ahli ibadah yang rajin
salat malam dan puasa di siangnya itu tidak sebanding dengan kematian seorang
ulama yang mengerti halal haramnya aturan Allah. (Kitab ihya Ulumuddin Juz I, halaman 8)
Jadi
kalau ulama sudah banyak yang wafat maka
siapa lagi yang menunjukkan benar dan salah, sopan santun, tata krama
kehidupan, maka keadaan seperti itu manusia tidak ada bedanya dengan hewan
Ibarat
seseorang yang ingin merobohkan sebuah rumah, maka benda-benda berharga yang
mahal dan bernilai akan dipindahkannya ke tempat lain yang lebih baik. Begitu
pula, menjelang akhir zaman, para ulama akan diwafatkan satu persatu oleh Allah.
dalam
Al-Qur'an disebutkan :
أَوَلَمْ يَرَوْاْ أَنَّا نَأْتِي الأَرْضَ
نَنْقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا وَاللهُ يَحْكُمُ لاَ مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ وَهُوَ
سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Dan apakah mereka tidak
melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir),
lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?
Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak
ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya. (Q.S. 13 Ar Ra'd 41)
Syaikh
Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitabnya mengenai ayat di atas:
وقال ابن عباس في رواية: خرابها بموت فقهائها وعلمائها وأهل الخير
منها. وكذا قال مجاهد أيضا: هو موت العلماء
Menurut suatu riwayat, Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah rusaknya daerah-daerah itu dengan kematian ulama, ahli fiqih,
dan ahli kebaikannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, bahwa makna
yang dimaksud ialah meninggalnya ulamanya. (Kitab tafsir Ibnu Katsir, Juz IV,
halaman 472)
Dengan
banyaknya ulama yang telah diwafatkan Allah, maka banyak kerusakan di bumi yang
ditimbulkan oleh tangan-tangan manusia, karena sedikitnya bimbingan dari para
ulama tentang halal dan haramnya perbuatan, baik dan buruknya tingkah laku,
sehingga manusia diibaratkan seperti hewan yang tidak menggunakan lagi
aturan-aturan agama, kemaksiatan meraja lela, dan akhirnya Allah akan
menggulung dunia ini dengan datangnya hari kiamat.
Kematian
para ulama berarti diangkatnya ilmu dari muka bumi ini dan akan menyebabkan
kebodohan dimana-mana, hal ini juga sebagai penanda dekatnya hari kiamat, dalam
hadits disebutkan :
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ
، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا
Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasul saw :
Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya
kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara
terang-terangan. (H. R. Bukhari no 80,Muslim no. 3956)
Semoga
dengan banyaknya ulama yang telah wafat, Allah mengirim lagi ulama-ulama
sebagai penggantinya. Merupakan sunatullah
bahwa sesuatu yang hilang itu selalu ada penggantinya meskipun penggantinya itu
tidak seimbang dengan yang telah hilang. Tentu
dari sisi pengalaman dan ilmu akan sangat jauh. Butuh waktu yang panjang untuk
menjadi orang yang setara dengan ulama-ulama yang telah wafat tersebut
Berikut video yang berkaitan dengan judul :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar