عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرَاهُ يَقُوْلُ اللهُ شَتَمَنِى ابْنُ آدَمَ
وَمَا يَنْبَغِى لَهُ أَنْ يَشْتِمَنِى ، وَتَكَذَّبَنِى وَمَا يَنْبَغِى لَهُ ،
أَمَّا شَتْمُهُ فَقَوْلُهُ إِنَّ لِى وَلَدًا . وَأَمَّا تَكْذِيْبُهُ فَقَوْلُهُ
لَيْسَ يُعِيْدُنِى كَمَا بَدَأَنِى
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda : Aku diperlihatkan ketika
Allah berfirman : Anak Adam mencaciku padahal tidak pantas dia mencaci-KU dan
dia mendustakan-KU padahal tidak patut baginya. Caciannya kepada-KU yaitu
ucapannya yang mengatakan bahwa AKU punya anak dan pendustaannya adalah
ucapannya yang mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mengemballikannya (setelah
hancur dimakan tanah/mati) sebagaimana awal penciptaan-KU. (H. R. Bukhari no.
3193)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar