عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ االلهِ قَالَ أَرَادَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَنْهَى عَنْ أَنْ يُسَمَّى بِيَعْلَى وَبِبَرَكَةَ
وَبِأَفْلَحَ وَبِيَسَارٍ وَبِنَافِعٍ وَبِنَحْوِ ذَلِكَ ثُمَّ رَأَيْتُهُ سَكَتَ
بَعْدُ عَنْهَا فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قُبِضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَنْهَ عَنْ ذَلِكَ ثُمَّ أَرَادَ عُمَرُ أَنْ يَنْهَى عَنْ
ذَلِكَ ثُمَّ تَرَكَهُ.
Dari Jabir bin Abdullah berkata, Nabi saw ingin melarang menamai
seseorang dengan nama; Ya'la, Barakah, Aflah, Yasar, dan Nafi serta nama lain
yang serupa dengan itu. Namun setelah itu aku melihat beliau berdiam, tanpa
mengatakan sesuatupun. Hingga kemudian Rasulullah wafat dan beliau masih belum
melarang menggunakan nama-nama tersebut. Begitu pula Umar ingin melarang
menggunakan nama-nama tersebut, namun dia tidak jadi melarangnya. (H. R. Muslim
no. 5726)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar