عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ
رَسُوْلُ لَهُ شَعَرٌ يَبْلُغُ شَحْمَةَ أُذُنِهِ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلاَّ أَخَذَ
أَيْسَرَهُمَا ، مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا ، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ
النَّاسِ مِنْهُ ، وَمَا انْتَقَمَ رَسُوْلُ لَهُ شَعَرٌ يَبْلُغُ شَحْمَةَ
أُذُنِهِ لِنَفْسِهِ ، إِلاَّ أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهِ فَيَنْتَقِمَ للهِ
بِهَا
Dari
Aisyah rah bahwa dia berkata : Tidaklah Rasulullah saw diberi pilihan dari dua
perkara yang dihadapinya, melainkan beliau mengambil yang paling ringan selama
bukan perkara dosa. Seandainya perkara dosa, beliau adalah orang yang paling
jauh darinya, dan Rasulullah saw tidak pernah membenci (memusuhi) karena
pertimbangan kepentingan pribadi semata, kecuali memang karena menodai
kehormatan Allah, dan apabila kehormatan Allah dinodai, maka beliau adalah
orang yang paling membenci (memusuhi) nya. (H. R. Bukhari no. 3560)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar