Di bawah ini kami sampaikan
beberapa hadits yang menerangkan para sahabat tabarruk dengan sisa minum Nabi :
وَقَالَ
أَبُو مُوْسٰى
دَعَا النَّبِىُّ r بِقَدَحٍ فِيْهِ مَاءٌ ، فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيْهِ، وَمَجَّ
فِيْهِ ثُمَّ قَالَ لَهُمَا اشْرَبَا مِنْهُ ، وَأَفْرِغَا عَلىٰ
وُجُوْهِكُمَا وَنُحُوْرِكُمَا
“Dari
Abi Musa, beliau berkata: “Rasulullah mengambil air pada sebuah tempat. Beliau membasuh kedua tangan dan wajahnya.
Dan memuntahkan air itu ke dalamnya. Kemudian
beliau bersabda pada keduanya : ‘Minumlah kalian berdua dari (air) itu,
dan sisakanlah untuk muka dan leher kalian berdua”. (H.R. Bukhari no. 188)
Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Baari (Syarah Shahih Bukhari) menerangkan :
( وَمَجَّ فِيْهِ )
أَيْ : صَبَّ مَا
تَنَاوَلَهُ مِنَ الْمَاءِ فِي الْإِنَاءِ ، وَالْغَرَضَ بِذٰلِكَ إِيْجَادِ الْبَرَكَةِ بِرِيْقِهِ الْمُبَارَكِ
“(dan memuntahkan air itu ke dalamnya), yakni beliau
menumpahkan kembali air yang telah dipakainya itu ke dalam bejana. Adapun
maksud dari perbuatan ini adalah untuk keberkahan air tersebut, sebab air liur
beliau saw penuh berkah”. (Fathul
Baari, Syarah Shahih Bukhari juz 1 halaman 300)
حَدَّثَنَا
عَلِىُّ بْنُ عَبْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ سَعْدٍ
قَالَ حَدَّثَنَا أَبِى عَنْ صَالِحٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِى مَحْمُوْدُ
بْنُ الرَّبِيْعِ قَالَ وَهُوَ الَّذِى مَجَّ رَسُولُ اللهِ r فِى وَجْهِهِ وَهُوَ غُلاَمٌ مِنْ بِئْرِهِمْ . وَقَالَ عُرْوَةُ عَنِ الْمِسْوَرِ
وَغَيْرِهِ يُصَدِّقُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ وَإِذَا تَوَضَّأَ النَّبِىُّ
rكَادُوا يَقْتَتِلُوْنَ عَلىٰ
وَضُوْئِهِ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah berkata,
telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin
Ibrahim bin Sa’di berkata, telah menceritakan kepada kami ayahku dari Shalih dari Ibnu Syihab, ia
berkata, telah mengabarkan kepadaku Muhammad
bin Rabi’ dan dialah orang yang disemprot mukanya oleh Rasulullah saw dengan
air dari mulutnya pada saat ia masih kanak-kanak, di mana air tersebut berasal
dari sumur milik mereka. Urwah berkata dari Al-Miswar dan lainnya, yang mana
setiap salah satu dari mereka membenarkan yang lainnya. Dan apabila Nabi saw
berwudhu, mereka hampir-hampir saling membunuh untuk merebutkan air sisa wudhu
beliau saw. (H.R. Bukhari no. 189)
Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar
dalam kitabnya Fathul Baari (Syarah Shahih Bukhari) menerangkan
:
( كَانُوْا يَقْتَتِلُوْنَ
) كَذَا لِأَبِي ذَرٍّ وَلِلْبَاقِيْنَ كَادُوْا بِالدَّالِ وَهُوَ الصَّوَابُ لِأَنَّهُ
لَمْ يَقَعْ بَيْنَهُمْ قِتَالِ، وَإِنَّمَا حَكٰى ذٰلِكَ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدُ الثَّقَفِيِّ
لَمَّا رَجَعَ إِلٰى
قُرَيْشٍ لِيُعْلِمَهُمْ شِدَّةِ تَعْظِيْمٍ الصَّحَابَةِ لِلنَّبِيِّ r وَيُمْكِنُ أَنْ يَكُوْنَ أَطْلَقَ الْقِتَالُ مُبَالَغَةِ
.
كَانُوا يَقْتَتِلُوْنَ (mereka hampir saling membunuh). Demikian riwayat Abu
Dzar, sedangkan yang lainnya menyebutkan كَادُوْا (hempir-hampir mereka) dan inilah yang benar, karena tidak pernah terjadi
mereka saling membunuh denga sebab memperebutkan air wudhu saw. Hanya
saja keterangan seperti itu diriwayatkan oleh Urwah bin Mas’ud Al-Tsaqafi
ketika kembali menemui kaum Quraisy untuk memberitahukan kepada mereka kehebatan
para sahabat dalam mengagungkan Nabi saw. Adapun kemungkinan perkataan saling membunuh hanyalah
untuk memberi gambaran penyangatan. (Fathul Baari, Syarah Shahih Bukhari juz 1
halaman 301)
حَدَّثَنَا أَبُوْ
عَامِرٍ الْأَشْعَرِيُّ وَأَبُوْكُرَيْبٍ جَمِيْعًا عَنْ أَبِي أُسَامَةَ قَالَ
أَبُوْ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدٌ عَنْ جَدِّهِ
أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوْسٰى قَالَ كُنْتُ عِنْدَ
النَّبِيِّ r
وَهُوَ نَازِلٌ بِالْجِعْرَانَةِ .... ثُمَّ دَعَا رَسُولُ اللهِ r
بِقَدَحٍ فِيْهِ مَاءٌ فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيْهِ وَمَجَّ فِيْهِ ثُمَّ
قَالَ اشْرَبَا مِنْهُ وَأَفْرِغَا عَلىٰ وُجُوْهِكُمَا وَنُحُوْرِكُمَا
وَأَبْشِرَا فَأَخَذَا الْقَدَحَ فَفَعَلَا مَا أَمَرَهُمَا بِهِ رَسُولُ اللهِ r
فَنَادَتْهُمَا أُمُّ سَلَمَةَ مِنْ وَرَاءِ السِّتْرِ أَفْضِلَا لِأُمِّكُمَا
مِمَّا فِي إِنَائِكُمَا فَأَفْضَلَا لَهَا مِنْهُ طَائِفَةً
Telah
menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al-Asy'ari dan Abu Kuraib seluruhnya dari
Abu Usamah berkata; Abu 'Amir Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah; Telah
menceritakan kepada kami Buraid dari Kakeknya Abu Burdah dari Abu Musa dia
berkata; "Saya pernah berada di sisi Rasulullah saw ketika beliau tengah
singgah bersama Bilal di Ji'ranah, ….. Setelah itu Rasulullah saw meminta segelas
air. Lalu beliau basuh kedua tangan dan wajahnya dengan air tersebut.
Kemudian beliau meludah ke dalam air itu seraya berkata kepada Abu Musa dan Bilal: 'Minumlah air ini hai Aba Musa dan Bilal.
Setelah itu, tuangkanlah air tersebut
untuk membasuh wajah dan leher kalian. Kemudian sampaikanlah kabar
gembira tentang Islam kepada laki-laki itu.
Keduanya mengambil gelas tersebut dan segera melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Rasulullah kepada mereka. Tak lama kemudian, Ummu Salamah, istri
Rasulullah, memanggil Abu Musa dan Bilal dari balik tabir; 'Hai Bilal dan Abu
Musa, sisakanlah air tersebut untukku (ibu kalian)' Akhirnya mereka menyisakan
air tersebut untuk Ummu Salamah.
(H.R. Muslim no. 6561).
Jelaslah bagi kita, bahwa Rasulullah
saw menyuruh meminum air yang telah terkena
ludah beliau kepada sahabat beliau tidak
lain adalah agar sahabat beliau mendapat berkah dari air itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar