Dengki dan iri hati merupakan salah satu penyakit hati
yang harus dihindari. Rasulullah saw. bersabda : “Janganlah kalian saling
mendengki, saling menfitnah (untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling
membenci, saling memusuhi dan jangan pula salin menelikung transaksi orang
lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara
muslim yang lain, ia tidak mendzaliminya, tidak mem permalukannya, tidak
mendusta-kannya dan tidak pula melecehkannya. Taqwa ada di sini, seraya nabi
saw. menunjuk ke dadanya tiga kali. Telah pantas seorang disebut melakukan
kejahatan, karena ia melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas sesama
muslim yang lain adalah haram darahnya, harta dan kehormatannya.” (H.R.
Muslim).
Berhati-hatilah jangan sampai kita
congkak, sesab sesung-guhnya sombong adalah permulaan dosa yang dilakukan oleh
Iblis kepada Allah. “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat ‘sujudlah’ kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
(Q.S. Al-Baqarah : 34).
Berhati-hatilah jangan sampai kita tamak.
Sebab sesungguhnya tamak itu yang menjadi sebab nabi Adam dikeluarkan dari
surga. “Dan Kami berfirman; Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang dzalim.” (Q.S. Al-Baqarah : 35). Karena ketamakan nabi
Adam, lalu dia memakannya. Sehingga nabi Adam dan isterinya dikeluarkan dari
surga.
Berhati-hatilah kita jangan sampai iri
hati, sesab perangai itu yang mendorong anak Adam untuk membunuh saudara
kandungnya. “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka
diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari
yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil) ‘Aku pasti membunuhmu’. Berkata Habil
‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
(Q.S. Al-Maa-idah : 27).
Lebih jauh nabi bersabda : “Ada tiga
hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap
ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan
Iblis menolak ber-sujud kepada Adam. Waspadalah terhadap kerakusan, sebab
kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang. Dan jagalah
dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam
membunuh saudaranya.” (H.R. Ibnu Asakir).
Jangan sampai kita terkena penyakit
dengki sebab sangat berbahaya. Siapapun yang mengidapnya, ia akan jauh dari
kemuliaan, jauh dari rahmat Allah, dan dekat dengan bencana. “Melepaskan dua
ekor serigala lapar di kandang kambing tidak lebih besar bahayanya
diban-dingkan dengan seorang muslim yang rakus harta dan dengki terhadap din
(agama). Sesung-guhnya dengki itu dapat memakan (mengikis) habis kebaikan
seperti api memakan habis kayu bakar.” (H.R. Turmudzi).
Seorang pendengki memiliki ciri khas,
yaitu : Susah melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah.
Beberapa penyebab sese-orang iri hati
adalah :
1. Iri hati bersumber dari ketidak
puasan dengan apa yang telah dimiliki.
2. Iri hati sering berawal dari mata yang
lebih sering tertuju pada orang lain, kita sering mem-bandingkan diri dengan
orang lain dan menyimpulkan kita tidak seberuntung dengen mereka.
3 . Iri hati berhulu pada pandangan negatif kita kepada Allah,
bahwa Allah dalam memberikan sesuatu kepada kita tidak adil, sebab itu
kita tidak mendapat-kan apa yang seharusnya kita peroleh.
4. Itu sebabnya tatkala kita melihat
orang lain yang mempunyai ‘lebih’ dari diri kita, maka respon kita
adalah marah terhadapnya termasuk kepada Allah yang memberikannya. Di dalam
kemarahan, niat yang muncul adalah menghancurkan orang yang memiliki kelebihan
tersebut.
Jadi dari
pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa orang yang iri hati itu adalah :
A. Tidak mensyukuri
apa yang telah diberikan Allah kepadanya.
B. Tidak dapat
menikmati apa yang telah diberikan Allah kepadanya.
C. Tidak ingin orang
lain menik-mati apa yang telah diberikan
Allah kepada orang tersebut.
Hasud / dengki / iri hati dapat
digambarkan tingkatannya sebagai berikut :
1. Apabila ada orang lain yang mendapat
nikmat atau kese-nangan dia tidak suka, bisa dia tampakkan ketidaksukaan-nya
atau tidak.
2. Mengharap-harap
hilangnya nikmat dari orang yang men-dapat nikmat tersebut, supaya kenikmatan
tersebut berpindah kepada dirinya ataupun hilang sama sekali.
3. Berusaha untuk menghilangkan nikmat
dari orang tersebut. Kalau sudah pada tingkatan ini bisa dikatakan sifat-sifat
Iblis sudah ada pada orang ini.
“Hasud tidak diperbolehkan kecuali
dalam dua perkara, yitu iri hati kepada orang yang di-anugrahi Allah swt. harta
yang banyak lalu digunakan untuk kepentingan kebenaran. Dan iri hati kepada
orang yang dianugra-hi Allah swt. dengan ilmu yang banyak lalu ia mengamalkan
ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (H.R. Bukhari).
Tidak
termasuk
umatku (yang
sempurna) orang
yang mempunyai ke
pribadian iri hati, suka
menfitnah, melakukan
perdukunan (suka mene
bak yang tidak-tidak)
dan aku tidak terma
suk golongannya.
(H.R. At-thab
rani).
Beberapa cara untuk mengatasi
penyakit dengki :
1. Kita harus tahu ilmunya, tanpa ilmu
kita tidak tahu kerugian dengki dan bagaimana cara mengatasinya
2.
Hindari mengungkit-ungkit kebaikan diri di hadapan orang yang didengki.
3.
Jangan sibuk melihat kejelekannya. Sibuklah melihat kebaikan-nya
walaupun sedikit.
4.
Belajar mengakui bahwa orang lain (khususnya yang kita dengki) lebih
baik dari kita. Jangan sampai kita pelit memberi pujian, kalau memang ia layak
menerimanya.
5.
Menempatkan diri kita untuk menjadi bagian kesuksesan orang lain. Makin
banyak berbuat baik kepada orang lain, maka makin bebas pula hati kita dari
dengki.
6. Mendoakan orang yang kita dengki
dengan doa yang dapat mengandung kebaikan bagi dirinya.
Menurut Al-Faqih Abu Laits Samarqandi,
sangsi bagi orang hasud atau dengki adalah :
1.
Ia selalu rendah dan terhina di tengah-tengah (pergaulan) masyarakat
2.
Ia dibenci dan dikutuk oleh para malaikat.
3.
Pikirannya selalu kacau dan duka, terutama ditempat sunyi (sendirian).
4.
Terasa berat dan sulit ketika menghadapi naza’ (sakaratul maut)
dibayangi rasa takut.
5.
Menanggung malu dan siksa hari kiamat.
6.
Tempatnya di neraka yang membakar dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar