Allah ta’ala telah berfirman dalam
Al-Qur’an : “Sembahlah Allah, dan jangan kamu menyekutunyan-Nya dengan
sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
Ibnu Abbas ra. berkata : Maksud
memperbaiki kedua orang tua, adalah tampakkan sikapmu kepada mereka dengan
lemah lembut penuh kasih sayang, jangan sekali-kali menjawab pertanyaan mereka
dengan nada
suara
keras, atau perkataan yang tidak layak dengan kedudukan mereka sebagai orang
tua. Jangan melihat mereka dengan penglihatan yang kejam, mengeraskan suara
melebihi suara mereka. Jadi usahakan dihadapan mereka sebagaimana hamba sahaya
dihadapan majikannya dengan menunjukkan sikap tawadhu’.
Ibnu Abbas ra. berkata : Tiga ayat
diturunkan bergandengan perkara tiga. Allah tidak akan menerima salah satunya
tanpa gandengannya, yaitu :
1 1. Taatlah kepada Allah dan taatlah pada rasul. Barang siapa yang taat
kepada Allah saja dan tidak taat pada rasul, maka tidak akan diterima di sisi
Allah.
2.
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Barang siapa yang menunaikan
shalat, lantas tidak mengeluarkan zakat maka tidak akan diterima di sisi Allah.
3.
Hendaklah kamu bersyukur kapada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Barang
siapa yang bersyukur kepada Allah dan tidak bersyukur kepada kedua orang tuanya
maka tidak akan diterima di sisi Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan : “Ridha
Allah tergantung ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kemurkaan
kedua orang tua.” (H.R. Attabrani).
Ibnu Umar ra. berkata : Rasulullah saw.
bersabda : “Sesungguhnya ada seorang lelaki datang kepada nabi saw. minta
izin padanya untuk berjihad, lantas nabi bersabda ; Apakah kedua orang tuamu
masih hidup ? Lelaki itu berkata ; Ya. Nabi bersabda ; Dalam berbakti kepada
keduanya maka berusahalah kamu.”
Oleh karena itu, perhatikanlah hadits
tersebut, dimana berbakti kepada kedua orang tua ternyata lebih didahulukan dan
lebih diutamakan dari pada berperang di jalan Allah.
Ibnu Umar berkata, Rasulullah saw.
bersabda : “Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka pada kedua
orang tua, membunuh jiwa dan sumpah palsu.” (H.R. Bukhari dan Ahmad).
Wahab bin Munanabbih berkata : Allah
pernag memberi wahyu kepada nabi Musa as. : Wahai Musa hormatilah kedua orang
tuamu, sebab sesungguhnya orang yang menghormati kedua orang tuanya akan Saya
panjangkan usianya sdan Aku akan memberikan anak yang bakal berbakti kepadanya.
Dan barang siapa yang durhaka kepada kedua orang tuanya maka kupendekkan
usianya dan Aku beri anak yang durhaka kepadanya.
Sesungguhnya durhaka kepada kedua orang
tua atau salah satunya, kakek atau nenek seatasnya, termasuk dosa besar.
Sekalipun durhaka kepada nenek dan seatasnya di kal ibu dan ibunya masih hidup
atau tidak, demikian menurut kesepakatan pendapat ulama’.
Ibnu Mas’ud ra. berkata : “AkuBertanya
pada rasul : Amal perbuatan apakah yang lebih disenangi di sisi Allah ? Rasul
menjawab : Melakukan shalat tepat pada waktunya. Aku bertanya : Lantas apa lagi
? Rasul menjawab : Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya : Lantas apa
lagi ? Baliau bersabda : Jihad di jalan Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Abu Ya’la dan Thabrani meriwayatkan
hadits sebagai berikut : “Ada seorang lelaki datang kepada rasul;ullah saw.
lalu berkata : Sesungguhnya aku ingin berjihad, namun tenagaku tidak mampu.
Rasulullah bersabda : Apakah salah satu diantara kedua orang truamu masih hidup
? Lelaki itu menjawab : Ibuku. Rasul bersabda : Berperanglah untuk Allah dalam
memperbaikinya. Bila engkau melakukannya maka engkau laksana orang yang haji,
umrah dan orang yang berjihad.”
Ibnu Abbas ra. berkata : Tidak ada
seorang lelaki yang melihat wajah kedua orang tuanya dengan penglihatan penuh
kasih saying kesuali ditulis oleh Allah pahala haji yang diterima yang mabrur.
At-Titmidzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim
meriwayatkan hadits sebagai berikut : “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi
saw. lalu berkata : Sesungguhnya aku telah menjalankan dosa besar, adakah jalan
bagiku untuk bertaubat ? Nabi menjawab : Adakah ibumu ? Lelaki itu menjawab :
Tidak ada. Nabi bertanya : Apakah kamu mempunyai bibi (Saudara perempuan dari
ibu) ? Dia menjawab : Ya. Nabi bersabda : Berbaktilah kepadanya.”
Ad-Dailami meriwayatkan hadits sebagai
berikut : “Doa orang tua kepada anaknya (mustajabah) laksana doa nabi kepada
umatnya.”
Malik bin Rabi’ah berkata : Ketika kami
duduk bersama rasulullah saw. lalu datang seorang lelaki dari Banu Salamah,
lantas berkata : Wahai rasulullah, adakah sesuatu yang bisa aku gunakan untuk
berbakti kepada kedua orang tuaku yang sudah meninggal duania ? Rasul menjawab
: Ya ada.
1.
Mendoakan kepada mereka
2.
Memintakan ampun dosa mereka.
3.
Melaksanakan akad perjanjian mereka setelah mereka meninggal dunia.
4.
Menghubungi sanak kerabat yang tidak tersambung kecuali dengan
kekerabatan mereka.
5.
Menghormati teman mereka.
Segala
perbuatan
tidak berguna
(tidak diterima) bersama
tiga perkara :
Menyekutu-
kan Allah, durhaka
kepada
Kedua orang
tua dan
Lari dari
perang
(H.R. Thabrani)
Dari Anas ra. nabi saw. bersabda : “Tiada
seorang priapun yang bapak dan ibunya meninggal dunia dalam keadaan tak ridha
padanya, kecuali ia nantinya dicabut rahmya oleh Allah dalam keadaan tak mampu
mengucapkan kalimat syahadat, dan nanti bangun dari kubur mukanya dicap/stempel
: Inilah siksa/balasan orang yang durhaka kepada ibu-bapaknya.”
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra. rasul saw.
bersabda : “Siapa berjalan dengan tujuan berziarah kepada kedua orang
tuanya, mak Allah saw. menentukan pahala baginya setiap langkah 100 kebagusan
dan menghapus 100 keburukan serta mengangkatnya 100 derajat. Dan ketika ia
duduk serta berbincang-bincang diantara mereka dengan ucapan lunak, penuh
hormat, nanti di hari kiamat Allah swt. memberinya nur/cahaya yang menerangi di
hadapannya, dan ketika keluar dari mereka berdua , ia diampuni dosanya.”
Dari Anas bin Malik ra. rasul saw.
bersabda : “Tiada seorang yang diberi menurahan rizki/harta oleh Allah swt.
lalu ia tidak memenuhi hak kedua orang tuanya, kecuali Allah menghapus amal
kebaikannya, dan menyiksanya dengan siksa pedih.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar