Dalam
kitab Safinatun Najah karangan Syaikh Salim bin Samir Al-Hadhrami yang telah
diberi komentar (syarah) oleh Syaikh Muhammad Nawawi dalam kitabnya Kasyifatus
Saja, disebutkan hal-hal yang berkenaan dengan syarat sahnya wudhu, yaitu
sebagai berikut :
شُرُوْطُ اْلوُضُوْءِ
عَشَرَةٌ : اَلْإِسْلَامُ وَالتَّمْيِيْزِ وَالنَّقَاءَ عَنِ الْحَيْضِ وَالنِّفَاسِ
وَعَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى اْلبَشَرَةِ وَأَلَّا يَكُوْنَ عَلَى
الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهِ وَأَلَّا يَعْتَقِدَ
فَرْضًا مِنْ فُرُوْضِهِ سُنَّةً وَالْمَاءُ الطَّهُوْرُ وَدُخُوْلُ اْلوَقْتِ وَالْمُوَالَاةُ
لِدَائِمِ الْحَدَثِ
Sarat
sahnya wudhu itu adaa sepuluh :
1. Beragama Islam
2. Sudah Mumayyiz
3.
Bersih dari haid dan nifas
4.
Bersih dari sesuatu yang menghalangi sampainya air kepada kulit
5. Pada anggota wudhu tidak ada sesuatu yang
mengubah air
6. Mengetahui kefardhuan wudhu
7. Tidak mengiktikadkan sunah terhadap yang
fardhu
8. Airnya harus suci-menyucikan
9. Harus terus-menerus, bagi orang yang selalu
berhadats
(Kitab
Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Najah, halaman 25)
Penjelasan ini juga terdapat dalam
kitab Safinatun Najah, halaman 4, dalam pasal "Syuruthul Wudhu"
Dari penjelasan di atas tadi dengan
gamblang dapat kita ketahui bahwa di antara syarat sahnya wudhu yang sepuluh
macam itu tidak ada keterangan agar jangan wudhu di WC. Dengan
demikian,berwudhu di WC hukumnya sah.
Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf
telah berfarwa :
جَوَازُ
اْلوُضُوْءِ دَاخِلَ بَيْتِ الْخَلآءِ
Boleh hukumnya wudhu di dalam WC (Fatawa Syar'iyah,
juz I, halaman 214)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar