Semua kehidupan di dunia ini pasti akan
ada akhirnya. Karena dunia itu bersifat fana dan sementara. Semua pasti akan
musnah, semuanya pasti akan berakhir. Hanya kehidupan akhirat yang akan kekal
dan abadi. Begitu pula negara. Sekuat apapun negara itu, sepandai-pandainya
seorang pemimpin dalam sebuah negara, pasti suatu saat negara itu akan
berakhir, kemudian diganti dengan kaum-kaum berikutnya dan negara-negara
“Itu adalah sebahagian dari berita-berita
negeri (yang telah dibina-sakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di
antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula)
yang telah musnah.” (Q.S Huud: 100).
Berikut ini beberapa tanda dekatnya
keruntuhan atau kehancuran sebuah negara dari ayat-ayat Al Quran untuk kita
jadikan telaah dan renungan. Seberapa cocokah peristiwa-peristiwa yang
diceritakan Al Quran ini dengan sederetan peristiwa yang menimpa bangsa kita
ini:
1. Penguasa
Yang Dhalim
Sudah menjadi sunnatullah bahwa dalam
suatu negeri senantiasa ada penguasa-penguasa jahat yang suka membikin makar. “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri
penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri
itu. Dan mereka tidak memper-dayakan melainkan diri-nya sendiri, sedang mereka
tidak menyadarinya.” (Q.S. Al-An’aam: 123).
Dengan jabatan yang disan-dangnya, para
penguasa itu membuat aturan-aturan yang menguntungkan diri dan keluarga-nya,
walaupun kadang-kadang harus mengorbankan rakyat. Aturan monopoli, proteksi,
tata-niaga dipakai sebagai alasan untuk menyedot keuntunan pribadi
sebesar-besarnya.
Sedangkan untuk merea-lisasikan keinginannya,
tidak segan-segan para penguasa jahat itu mela-kukan penggusuran, pembu-nuhan,
pemberangusan dengan bungkus demi pembangunan dan kebaikan nasional. “…mereka
menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anakmu
yang laki-laki dan membiarkan hidup anakmu yang perempuan…” (Q.S. Al-Baqarah:
49).
Untuk mengamankan posi-sinya, penguasa jahat
itu membentuk tentara yang tangguh serta benteng-benteng yang kokoh “dan kaum
Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat
sewenang-wenang dalam negeri, yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri.” (Q.S.
Al-Fajr: 10-12).
Bila terdapat penguasa dzalim yang
menindas rakyat dan terjadi pemusatan kekuasaan yang menyengsarakan wilayah
regio-nal, maka saat itulah dekatnya negeri itu dengan hukuman dari Allah swt.
“…maka Allah menda-tangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka
sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka, mereka
me-musnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang yang beriman…” (Q.S. Al-Hasyr:2).
“Kemudian Kami
menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka
mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami itu. Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu,
negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah
padanya….” (Q.S. Al A’raf: 136-137)
2. Orang Kaya
yang Durhaka
Bila orang-orang kaya dalam sebuah negeri
mulai mengingkari ayat-ayat Allah, maka sesung-guhnya negeri itu mulai memasuki
usia tua. Orang-orang kayanya hanya membanggakan banyaknya harta yang ditumpuk
serta keturunan-keturunannya. Tidak sedikitpun mereka memikirkan nasib
orang-orang miskin yang menderita di sekelilingnya.
Mereka berkata: “Kami lebih banyak
mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan
diazab.” (Q.S. Saba: 35).
Peringatan dari para ulama yang bersih
dan ikhlas, bagi orang-orang kaya ini malah menjadi gangguan yang harus
dising-kirkan “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi
peringatanpun, melain-kan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.”
(Q.S. Saba: 34).
Kalaupun mereka mengeluarkan harta untuk
kerja sosial, maka harta itu diperoleh dari memeras harta rakyat juga. Bahkan
peristiwa pemberian sumbangan yang dilakukannya harus di-publikasikan ke
seluruh penjuru negeri. Padahal jumlah harta yang dia berikan kepada
orang-orang miskin bisa jadi tidak ada setengah persen dari keseluruhan
hartanya. Bila orang-orang kaya dalam sebuah negeri sudah melakukan kedurhakaan
semacam itu, maka balasan dari Allah akan turun kepada negeri itu.
“Dan jika Kami
hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya.” (Q.S Al-Israa: 16).
“Dan berapa
banyaknya (pen-duduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah
bersenang-senang dalam kehidupan-nya; maka itulah tempat kediaman mereka yang
tiada ia diami (lagi) sesudah mereka; kecuali sebahagian kecil…” (Q.S.
Al-Qashash: 58).
3. Mengusir
Orang-Orang Salih
Keberadaan orang-orang shalih di sekitar
penguasa atau masya-rakat yang jahil dirasakan seperti duri yang menusuk daging
tubuhnya. Sehingga penguasa atau masyarakat jahil itu merasa gerah dan marah,
kemudian berupaya keras mengeluarkan duri itu dari dalam tubuhnya.
“Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-Rasul mereka, Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami…” (Q.S. Ibrahim: 13).
“Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-Rasul mereka, Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami…” (Q.S. Ibrahim: 13).
Bila penguasa atau masyarakat sudah berani
mengusir orang-orang shalih atau mengisolasi mereka, maka sesungguhnya negeri
itu sangat dekat dengan datangnya kehancuran.“….Maka Tuhan mewahyukan kepada
mereka, Kami pasti akan mem-binasakan orang-orang dzalim itu, dan Kami pasti
akan menem-patkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka…” (Q.S. Ibrahim:
13-14).
“Dan betapa
banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu
(Muhammad) yang telah mengu-sirmu itu. Kami telah mem-binasakan mereka; maka
tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.” (Q.S. Muhammad: 13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar