Dalam salah satu haditsnya Rasulullah saw
bersabda, "Aku diutus, sedangkan dekatnya kiamat seperti dekatnya dua
jari ini (seraya Rasul memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya
dengan posisi berdem-pet)." Dalam hadits yang lain. Diterangkan bahwa
umat Nabi Muhammad saw telah berada diwaktu ashar yang sudah hampir senja. Begitulah umat Nabi
Muhammad saw yang berada dipenghujung zaman.
Sudah sedemikian dekatkah kiamat?
Pertanyaan yang siapa-pun saja tidak akan bisa menjawabnya. Kecuali Allah Swt
Yang Maha Tahu.
Hanya tentang kiamat ini Al-Qur'an telah
banyak memberi informasi situasinya. Seperti ayat "Apabila bumi
digoncangkan se-dahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan
sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan." (Q.S.
Al-Waqiah : 4-6),
Juga ayat "Apabila bumi
digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan manusia bertanya : Mengapa
bumi (jadi begini)?, pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (Q.S.
Az-Zalzalah : 1-5),
Dan ayat “Wahai manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat).” (Q.S. Al-Hajj:1). Dan masih banyak lagi
ayat-ayat yang mengisahkan tentang prahara hari kiamat ini.
Tentang asyrathus sa'ah (tanda-tanda kiamat)
hadits pun sangat banyak yang menjelaskan. Ada hadits yang menjelaskan awal
mula terjadinya kiamat adalah keluarnya matahari dari ufuk barat, ada yang
menjelaskan dimulai dengan keluarnya 'seekor hewan' yang bersamaan dengan
Dajjal, ada yang dimulai dengan turunnya Imam Mahdi Al-Mun-tadhar, dll. Tentang
Al-Mahdi ini Ibnu Khaldun telah melakukan penelitian mendalam terhadap
hadits-hadits yang berkenaan.
Yang paling tidak dimengerti dan membuat
resah adalah banyaknya statemen-statemen tentang kiamat akhir-akhir ini. Masih
ingatkah kita kasus Sekte Kiamat yang menamakan diri dengan Pondok Nabi di
tahun 2003, yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 10 November 2003?
Atau masih ingatkah kita akan kasus tersebarnya isu bahwa pada tanggal 9 bulan
9 tahun "99 akan terjadi kiamat, karena saat itu posisi bumi terletak satu
garis dengan benda langit lainnya dan menyebabkan gravitasi berganda?
Memang
statemen kontroversi semacam ini sudah bukan barang baru lagi dalam dunia
Islam. Dalam sejarah Islam sudah banyak tercatat 'orang-orang berani' seperti
ini. Tercatat As-Suhaili yang mengatakan umur dunia hanya 500 tahun setelah
hijrahnya Nabi Muhammad saw. Ya'qub ibn Ishaq, seorang yang dikenal ahli ilmu
bintang ini mengatakan bahwa umur dunia hanya 693 tahun setelah hijrah. Syadzan
al-Balkhi mengklaim 320 tahun setelah hijrah. Naufil al-Rumi yang hidup pada
masa pemerintahan Bani Umayyah mengatakan 960 tahun. Dan Jaras mengklaim
hitungan yang sama dengan Naufil.
Dari semua klaim tentang hancurnya dunia
di atas sudah jelas-jelas salah. Karena hitungan yang mereka yakini hingga
detik ini sudah terlewat sembilan abad. Hal ini juga ditegaskan oleh Syekh
Thanthawi Jauhari bahwa prediksi semacam itu hanyalah perhitu-ngan yang semu.
Wacana terbaru saat ini adalah klaim
James Scotti dari Univer-sitas Arizona yang telah mengamati asteroid XF 11
dengan melalui teleskop 36 inci pada 06 Desember 1997. Dia menyatakan bahwa
kemungkinan XF 11 untuk menghatam bumi terjadi pada tahun 2028. Sedangkan
menurut perhitungan pada tanggal 23 Maret 1998, posisi terdekat asteroid XF 11
pada 26 Oktober 2028 adalah 600.000 mil atau sekitar 954.340 km dengan
kecepatan mendekati 13.914 km/detik. Perhitungan ini dilakukan oleh Donald K.
Yeomans dan Paul W. Chodas, seorang astronom NASA yang khusus melakukan
prediksi garis orbit komet, asteroid, planet dan benda angkasa lain di bawah
sistem tata surya matahari dengan bantuan komputer.
Jadwal kedatangan Asteroid XF 11, menurut
mereka adalah pada 26 Oktober 2028 sore pukul 13.30 waktu pantai timur AS
(atau 01.30 dini hari WIB). Saat itu, NEO (Near Earth Object), yaitu XF 11
sudah berada pada jarak 26.000 mil atau bisa lebih dekat lagi! Dan membenturnya
XF 11 pada bumi ini merupakan alamat buruk bagi penduduk bumi.
Ketika XF 11 menabrak bumi kecepatannya
diperkirakan mencapai 45.000 km per jam atau setara dengan 100 kali kecepatan
peluru yang ditembakkan! Apakah ini yang akan menyebabkan kiamat? Mungkin
tidak, mungkin ya!
Di tempat
lain, ditemukan sebuah kajian yang sama sekali bertolak belakang dengan hasil
penelitian James Scotti di atas. Kajian ini ditemukan oleh Agus Musthafa. Agus
Musthafa dalam bukunya, Ternyata Akhirat Tidak Kekal mencantumkan hasil riset
bahwa umur alam ini adalah 30 miliar tahun. Klaim ini didapat dari penafsiran
terhadap firman Allah yang menjelaskan tentang pencip-taan alam semesta yang
memer-lukan waktu 6
hari. Dan waktu 6 hari ini dalam ilmu astronomi
memiliki kadar 30 miliar. Jadi, sekarang umur alam semesta masih 12 miliar
tahun. Maka, alam ini masih akan terus berkontraksi selama 18 miliar tahun
lagi. Otomatis penafsiran ini juga berimplikasi bahwa penciptaan alam semesta
hingga detik ini masih belum selesai, karena untuk mencapai waktu 30 miliar
tahun masih kurang 18 miliar tahun lagi. Maka, diperkirakan kiamat akan terjadi
sekitar 18 miliar tahun lagi (!)
Yang menarik dari tulisan Agus Musthafa
ini adalah gaya menafsiri 6 hari penciptaan alam semesta yang berakhir dengan
kesimpulan "penciptaan alam hingga sekarang masih belum selesai!"
Sayangnya, klaim ini tidak disertai dengan landasan-landasan kuat dari pendapat
mufassirin tentang 6 hari penciptaan alam tersebut.
Nah, sepertinya perbedaan hasil riset ini
lebih menjauhkan lagi panggang dari api; klaim yang semula menjadi keyakinan,
justeru menjadi aktifis 'penyumbang kebingungan'. Ini semua tanda bahwa sains
berada dalam "daftar tanpa nomor" dalam kamus keyakinan (i'tiqad)
setelah Al-Qur'an dan hadits Rasul, serta yang terpenting, klaim-klaim yang
baru ini juga sama dengan pernyataan Syekh Thanthawi Jauhari; "sebuah
klaim semu." Ini adalah bukti hadits bahwa ilmu perbintangan adalah ilmun
la yanfa' wa jahlun la yadhurr (ilmu yang tidak banyak bermanfaat dan tidak
tahu pun tidak jadi masalah), sebagaimana yang dikutip Al-Ghazali dalam
Ihya-nya.
Di terakhir pembahasan ini ada baiknya
dikutip sebuah perkataan Sufyan ibn 'Uyainah yang ditulis oleh Jalaluddin
as-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsurnya serta diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundhir
dan Ibnu Abi Hatim bahwa setiap ayat yang diawali dengan kalimat ma yudrika
adalah sebuah hal yang dirahasiakan oleh Allah. sedangkan setiap ayat yang
diawali wa ma adraka berarti hal yang telah Allah kabarkan kepada Nabi Muhammad
saw (bukan rahasia). Dan lafadz Sa'ah (kiamat) dalam al-Qur'an memakai ma
yudrika. Allahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar