Demikian juga ulama-ulama penerus
Syekh Ibnu Taymiyah yaitu syekh Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah (ulama ini juga panutan bagi orang-orang yang
membenci kegiatan tahlilan) mengatakan tentang sampainya hadiah
pahala bacaan Al-Qur’an dan diperbolehkannya membaca Al-Qur’an di
atas (sisi) kuburan, dan lebih jelasnya dalam kitabnya Al-Ruh halaman
186 - 187 ia menjelaskan:
وَقَدْ ذُكِرَ
عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ السَّلَفِ أَنَّهُمْ أَوْصُوا أَنْ يُقْرَأَ عِنْدَ قُبُورِهِمْ
وَقْتَ الدَّفْنِ قَالَ عَبْدُ
الْحَقِّ يُرْوَى أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَمَرَ أَنْ يُقْرَأَ عِنْدَ قَبْرِهِ
سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَمِمَّنْ رَأَى
ذلِكَ الْمَعْلَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَكَانَ الإِمَامُ أَحْمَدَ يُنْكِرُ ذلِكَ
أَوَّلًا حَيْثُ لَمْ يَبْلُغْهُ فِيهِ
أَثَرٌ ثُمَّ رَجَعَ عَنْ ذلِكَ وَقَالَ الْخَلَالُ فِي الْجَامِعِ كِتَابُ الْقِرَاءَةِ
عِنْدَ الْقُبُورِ أَخْبَرَنَا
الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّوْرِيُّ حَدَثَنَا يَحْيَى بْنُ مُعِينٍ حَدَثَنَا
مُبَشِّرِ الْحَلَبِيِّ
حَدَثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ الْعَلَاءِ بْنِ اللَّجْلاَجِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَالَ أَبِي إِذَا أَنَا مُتُّ
فَضَعْنِي فِي اللَّحْدِ وَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ وَسُنَّ
عَلَيَّ التُّرَابُ سَنًا وَاقْرَأْ عِنْدَ
رَأْسِي بِفَاتِحَةِ الْبَقَرَةِ فَإِنِّي سَمِعْتُ عَبْدَ اللهَ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ
ذلِكِ قَالَ عَبَّاسُ الدَّوْرِيُّ سَأَلْتُ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ قُلْتُ تَحْفَظُ
فِي الْقِرَاءَةِ عَلَى الْقَبْرِ شَيْئًا فَقَالَ لَا وَسَأَلْتُ يَحْيَى بْنِ مُعِينٍ
فَحَدَثَني بِهذَا الْحَدِيثَ قَالَ الْخَلَالُ وَأَخْبَرَنِي الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ الْوَرَّاقُ حَدَثَنِي عَلِيُّ بْنُ
مُوسَى الْحَدَّادِ وَكَانَ صَدُوقًا قَالَ كُنْتُ مَعَ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ وَمُحَمَّدَ بْنَ قُدَامَةَ الْجَوْهَرِيَّ
فِي جَنَازَةٍ فَلَمَّا دُفِنَ الْمَيِّتُ جَلَسَ رَجُلٌ ضَرِيرٌ يَقْرَأُ عِنْدَ الْقَبْرِ فَقَالَ لَهُ أَحْمَدُ يَا هذَا
إِنَّ الْقِرَاءَةَ عِنْدَ الْقَبْرِ بِدْعَةٌ فَلَمَّا خَرَجْنَا مِنَ الْمَقَابِرِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ
لِأَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ مَا تَقُولُ فِي مُبَشِّرِ الْحَلَبِيِّ قَالَ ثِقَةٌ قَالَ كَتَبْتَ
عَنْهُ شَيْئًا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَخْبَرَنِي مُبَشِّرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنَ
بْنِ الْعَلَاءَ
اللَّجْلاَجِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ أَوْصَى إِذَا دُفِنَ أَنْ يُقْرَأَ عِنْدَ رَأْسِهِ
بِفَاتِحَةِ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتِهَا
وَقَالَ سَمِعْتُ ابْنُ عُمَرَ يُوصِي بِذلِكَ فَقَالَ لَهُ أَحْمَدُ فَارْجِعْ وَقُلْ
لِلرَّجُلِ يَقْرَأْ وَقَالَ الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ الزَّعْفَرَانِيِّ سَأَلْتُ
الشَّافِعِيِّ عِنِ الْقِرَاءَةِ عِنْدَ الْقَبْرِ
فَقَالَ لَا بَأْسَ بِهَا وَذَكَرَ الْخَلَالُ عَنْ الشَّعْبِيِّ قَالَ كَانَتِ
الْأَنْصَارُ إِذَا مَاتَ لَهُمُ الْمَيِّتُ
اخْتَلَفُوا إِلَى قَبْرِهِ يَقْرَءُونَ عِنْدَهُ الْقُرْآنَ قَالَ وَأَخْبَرَنِي
أَبُو يَحْيَى النَّاقِدُ قَالَ سَمِعْتُ
الْحَسَنَ بْنَ الْجَرَوِيُّ يَقُولُ مَرَرْتُ عَلَى قَبْرِ أُخْتٍ لِي فَقَرَأْتُ
عِنْدَهَا تَبَارَكَ لِمَا يُذْكَرُ فِيهَا
فَجَاءَنِي رَجُلٌ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ أُخْتَكَ فِي الْمَنَامِ تَقُولُ جَزَى
اللهُ أَبَا عَلِيٍّ خَيْرًا فَقَدِ
انْتَفَعْتُ بِمَا قَرَأَ أَخْبَرَنِي الْحَسَنُ بْنُ الْهَيْثَمِ قَالَ سَمِعْتَ
أَبَا بَكْرِ بْنِ الْأَطْرُوشَ
ابْنِ بِنْتِ أَبِي نَصْرِ بْنِ التَّمَارِ يَقُولُ كَانَ رَجُلٌ يَجِيءُ إِلَى قَبْرِ
أُمِّهِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ
فَيَقْرَأُ سُورَةَ يس فَجَاءَ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ فَقَرَأَ سُورَةَ يس ثُمَّ قَالَ
اللهم إِنْ كُنْتَ قَسَمْتَ لِهذِهِ
السُّورَةَ ثَوَابًا فَاجْعَلْهُ فِي أَهْلِ هذِهِ الْمَقَابِرِ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ
الْجُمْعَةِ الَّتِي تَلِيهَا
جَاءَتِ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ أَنْتَ فُلَانُ بْنُ فُلَانَةٍ قَالَ نَعَمْ قَالَتْ
إِنَّ بِنْتًا لِي مَاتَتْ فَرَأَيْتُهَا
فِي النَّوْمِ جَالِسَةً عَلَى شَفِيرٍ قَبْرِهَا فَقُلْتُ مَا أَجْلَسَكِ هَا هُنَا
فَقَالَتْ إِنَ فُلَانَ
بْنِ فُلَانَةٍ جَاءَ إِلَى قَبْرِ أُمِّهِ فَقَرَأَ سُورَةَ يس وَجَعَلَ ثَوَابَهَا
لِأَهْلِ الْمَقَابِرِ فَأَصَابَنَا
مِنْ رَوْحِ ذلِكَ أَوْ غُفِرَ لَنَا أَوْ نَحْوَ ذلِكَ
“Sungguh
telah disebutkan dari setengan para salaf, bahwa sesungguh nya mereka telah
mewasiatkan supaya dibacakan di sisi kubur mereka di waktu
penguburannya. Telah berkata Abdul Haq, diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar
pernah menyuruh supaya dibacakan di sisi kuburnya surat Al-Baqarah. Dan
pendapat ini dikuatkan oleh Mu’alla bin Abdurrahman dan dia adalah Imam
Ahmad pada mulanya ia mengingkari pendapat ini karena belum sampai kepadanya
dalil mengenainya, kemudian ia merujuk (menarik) balik pengingkarannya itu
(setelah jelas kepadanya bahwa pendapat itu betul). Berkata Khallal
dalam kitabnya Al-Jami’ dalam bahasan bacaan (Al-Qur’an) di sisi kubur, telah
menceritakan kepada kami Al-Abbas bin Muhammad Ad-Dauri, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Mu’in, telah
menceritakan kepada kami Mubasysyir Al-Halabi, telah menceritakan kepadaku
Abdurrahman bin Al-‘Ala’ bin Al-Lajlaj dari ayahnya ia berkata : Ayahku telah
berpesan kepadaku, yaitu : Apabila
aku mati maka letakkanlah aku di liang lahad dan sebutkanlah: Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah, kemudian
ratakanlah kubur itu dengan tanah kemudian bacakanlah di kepalaku dengan pembukaan surat Al-Baqarah, karena
aku telah mendengar Abdullah bin Umar
berkata yang demikian. Berkata Abbas Ad-Dauri,
aku bertanya kepada Ahmab bin Hanbal, engkau ada menghafal sesuatu tentang bacaan di atas kubur? Dia
menjawab : Tidak ada. Kemudian aku
bertanya pula kepada Yahya bin Mu’in, maka ia telah menceritakan
kepadaku pembicaraan ini. Berkata Khallal, telah menceritakan kepadaku Al-Hasan
bin Ahmad Al-Warraq, telah menceritakan kepadaku Ali bin Musa Al-Haddad dan dia
adalah seorang yang jujur, ia berkata
: Pernah aku bersama Ahmad bin Hanbal
dan Muhammad bin Qudamah Al-Jauhari mengiringi jenazah, maka tatkala mayat dimakamkan, seorang lelaki buta
duduk di sisi kubur (sambil membaca
sesuatu/Al-Qur’an). Melihat ini berkatalah Imam Ahmad kepadanya : Hai Fulan, membaca Al-Qur’an di sisi kubur adalah bid’ah. Maka tatkala kami keluar dari kubur
barkatalah Muhammad bin Qudamah
kepada Ahmad bin Hanbal : Wahai Abu Abdillah (maksudnya Imam
Ahmad), bagaimana pendapatmu tentang Mubasysyir Al-Halabi? Imam
Ahmad menjawab : Ia adalah orang yang tsiqah (dapat dipercaya). (Muhammad
bin Qudamah) bertanya lagi: Apakah engkau meriwayatkan sesuatu darinya? (Imam Ahmad) menjawab:
Ya. (Muhammad bin Qudamah) berkata : Telah
menceritakan kepadaku Mubasysyir dari Abdurrahman
bin Al-‘Ala’ bin Al-Lajlaj dari ayahnya bahwa sesungguhnya ia berwasiat apabila telah dikuburkan agar
dibacakan di sisi kepalanya permulaan surat Al-Baqarah dan akhirnya, dan ia
berkata : Aku telah mendengan Ibnu
Umar berwasiat yang demikian itu. (Mendengar riwayat tersebut)
Imam Ahmad berkata kepadanya (Muhammad bin Qadamah) : Kembalilah
dan katakanlah kepada lelaki itu agar bacaannya diteruskan.
Dan
berkata pula Al-Hasanbin Ash-Shabbah Az-Za’farani : Saya pernah menanyakan kepada
Asy-Syafi’i tentang dibacakannya sesuatu di sisi kubur, beliau
menjawab, tidak mengapa. Khalal pun telah menyebutkan lagi
dari Asy-Sya’bi, katanya : Adalah kaum Anshar, apabila seseorang di
antara mereka meninggal, senantiasalah mereka mendatangi kuburnya untuk
membacakan Al-Qur’an di sisinya. (Asy-Sya’bi) berkata : Telah menceritakan
kepadaku Abu Yahya An-Naqid, katanya aku telah mendengar Al-Hasan bin Al-Haruwi
berkata : Saya telah mendatangi kubur saudara perempuanku, lalu aku membacakan di
situ surat Tabarak (Al-Mulk), sebagaiman yang dianjurkan. Kemudian
datang kepadaku seorang lelaki dan
memberitahuku, katanya : Aku melihat saudara perempuanmu dalam mimpi, dia berkata : Semoga Allah memberi balasan kepada Abu Ali (yakni si pembaca tadi)
dengan segala yang baik. Sungguh aku mendapat manfaat yang banyak dari bacaannya
itu. Telah menceritakan kepadaku Al-Hasan bin Haitsam, katanya : Aku mendengar
Abu Bakar bin Al-Athrusy bin abi Nashar bin Tamar berkata : Ada seorang lelaki
datang ke kubur ibunya pada hari jum’at, kemudian ia membaca surat Yasin disitu. Maka ia (Abu Bakar) pun datang kekubur ibunya dan membaca surah Yasin,
kemudian ia berdo’a : Ya
Allah ! Ya Tuhanku ! Kalau memang Engkau memberi pahala lagi bagi
orang yang membaca surat ini, maka jadikanlah pahala itu bagi sekalian ahli
kubur ini. Apabila tiba hari jum’at yang berikutnya, dia ditemui seorang
wanita. Wanita itu bertanya : Apakah kau fulan anak si fulanah itu ?
Jawab Abu Bakar : Ya ! Berkata wanita itu lagi : Putriku telah
meninggal dunia, lalu aku bermimpikan dia datang duduk diatas kuburnya, maka aku bertanya : Mengapa kau
duduk disini ? Jawabnya : Si
fulan anak fulanah itu telah datang ke kubur ibunya seraya membacakan Surat Yasin, dan dijadikan pahalanya untuk ahli kuburan sekaliannya.
Maka kami pun telah mendapat bahagian dari padanya, dan dosaku pun telah
diampunkan karenanya”.
Dari penjelasan syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dapat ditarik
kesimpulan bahwa beribadah membaca Al-Qur’an di kuburan kaum
muslimin termasuk tradisi yang berlangsung sejak generasi salaf shaleh
yaitu generasi sahabat Nabi saw, yang tentunya lebih mengetahui ajaran Islam
dan lebih menghayati serta mengamalkan ajarannya dari pada
kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar