Orang tua seharusnya memperhatikan penampilan anak-anaknya, karena penampilan
anak-anak dan kawula muda, terutama kaum wanita sekarang ini telah maklum bagi
siapa pun. Cara bergaul, penampilan dan cara berpakaian mereka umumnya sangat
jauh dari tatakrama kesopanan, apalagi nilai-nilai keagamaan. Gempuran budaya
yang mengatasnamakan kebebasan yang didukung oleh media massa begitu leluasa
menjalankan aksinya hingga menggoyahkan
tradisi mulia yang dibangun dan dijalani generasi pendahulu.
Sebagai orang tua yang beragama sudah
selayaknya cepat tanggap dengan gejala ini. Jangan sampai buah hati dan harapan
kita njiplak perilaku, penampilan dan cara berpakaian yang tidak sesuai dengan
sunnah Rasulullah saw. Karenanya sejak dini orang tua harus pandai-pandai
menumbuh-tanamkan kebanggaan dan kepercayaan diri mereka dalam menjalankan perintah
agama. Bahwa kaum muslimin mempunyai penampilan yang berbeda dan memiliki
kepribadian tersendiri. Tidak mengekor kepada mereka yang non muslim.
Kecintaan orang tua kepada anak-anaknya
jangan sampai mendorongnya menghalalkan se-gala tindakan. Sebaliknya, semua
tindakan orang tua harus didasarkan pada azaz kemanfaatan dan terikat erat
dengan neraca syari’at. Termasuk dalam menen-tukan dan memilihkan model potong
rambut mereka. Bimbing-lah dan awasilah mereka agar senantiasa dalam arahan Dinul
Islam.
”Dari Abdullah
bin Ja’far Ra. Rasulullah Saw berjanji untuk datang kepada keluarga Ja’far
setelah tiga hari (dari kematian Ja’far). Beliau pun datang dan bersabda,
“Jangan kalian me-nangis atas kematian kematian saudaraku sejak hari ini.”
Kemudian beliau bersabda, “Tolong panggilkan anak-anak saudaraku!”Lalu kami
(anak-anak) dibawa kepada beliau seakan-akan kami anak-anak burung. Lalu beliau
bersabda, “Tolong panggilkan tukang cukur!” Kemudian tukang cukur itu disuruh
mencukur kami.” (HR. Abu Dawud,
Nasa’i, dan Ahmad).
“Dari Ibnu
Umar ra, berkata : Rosulullah saw, melihat anak kecil yang sebagian kepalanya
dicukur dan sebagian yang lain dibiarkan, lalu beliau melarang mereka (para
sahabat), untuk berbuat begitu, beliau bersabda: Cukurlah seluruh rambut kepala
atau biarkan (jangan dicukur sama sekali). (H.R. Abu Dawud)
Hadits ini memberikan penga-rahan bahwa
orang tua harus mengawasi langsung aktifitas potong rambut anak-anaknya,
termasuk kapan mereka harus potong rambut atau tidak memotongnya. Hal ini
bukanlah pengekangan dan penghambatan kreatifitas mereka, tetapi lebih sebagai
kontrol, bimbingan, dan pengarahan positif dari orang tua. Di samping orang tua berke-wajiban
mengawasi mereka, mereka juga belum saatnya mendapatkan kebebasan mutlak agar
tidak disalah gunakan. Jangan sampai mereka ikut-ikutan trend potong rambut
yang sedang marak atau meniru tokoh-tokoh kawula muda yang tidak islami.
Islam menempatkan kedudukan manusia di
tempat yang mulia nan terhormat. Islam menjaga manu-sia agar kehormatan, harga
diri dan kemuliaannya senantiasa terjaga. Dan salah satu caranya adalah dengan
perintah menutup aurat baik bagi lelaki maupun perempuan. Namun tidak sedikit
jumlah kaum muslimin yang meremehkan dan tidak mempedulikan masalah ini. Banyak
yang telah termakan oleh propaganda orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang berpaham permisif (serba boleh dan bebas) dan tidak mengindahkan
kaidah-kaidah syar’iyah. Mereka mudah sekali meninggal-kan pakaian yang menjaga
kesucian diri dan berjati diri Islami. Tidak pernah berpikir bahwa Allah
tidaklah memerintah-kan kecuali yang membawa kebaikan bagi manusia dan
kemanusiaan bahkan seluruh alam. Akibatnya, di negeri yang konon mayoritas
muslim ini kita jarang menemukan orang (terutama kaum wanita) yang menutup
aurat dengan benar. Sebaliknya, mudah sekali kita menemukan kaum wanita yang
membuka aurat tanpa rasa malu. Belum lagi model pakian yang mereka pakai, sama
sekali tidak mencerminkan budaya ketimuran apalagi keislaman. Dawuh leluhur
“Ajining rogo soko busono” (kehormatan seseorang amat erat hubungannya dengan
etika berpakaiannya) termaknai secara dangkal, yakni kehormatan lahiriyah
belaka. Baginda Nabi Muhammad saw. memberikan pengarahan berkenaan dengan etika
berpakaian anak-anak kita:
“Dari Abdullah
bin Amr bin ‘Ash, ia berkata, “Rasulullah melihat saya memakai dua pakaian yang
dicelup dengan ‘ashfar. Lalu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya ini termasuk
pakaian orang-orang kafir, maka jangan memakainya.” (HR. Muslim).
Rasulullah Saw mengajarkan bahwa kaum
muslimin mem-punyai citra diri dan jati diri tersendiri. Dan tidak selayaknya
orang tua membiarkan anak-anaknya memakai pakaian yang menjadi identitas
orang-orang non muslim dan bergambar tanda-tanda mereka, seperti pakaian yang
bergambar orang-orang fasik, wanita kafir dan lainnya. Anak-anak perempuan
tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Jangan sampai mereka terjerabut dari
cara berpakaian yang menjaga kesucian diri, kehormatan dan kemuliaan. Mereka
harus tetap punya rasa malu yang merupakan perhiasan dan kecantikan yang
sebenarnya bagi kaum wania. Sadarilah, bahwa mereka merupakan sasaran empuk
bagi tangan-tangan jahat yang terus berusaha menipiskan dan memendekkan cara
berpakaian mereka. Jangan sampai pula mereka menjadi penghuni neraka
sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Dua jenis manusia penghuni neraka yang
belum pernah saya lihat, yaitu wanita yang berpakian tapi telanjang, yang
condong dan menyondongkan, dandanan rambut mereka bagaikan punuk unta yang
bergerak ke kiri dan ke kanan. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan
mencium aromanya….” (HR. Ahmad).
“Dari Ibnu Abbas ra,
berkata : Rosulullah saw, melaknat lali-laki wadam (yang berlagak seperti
perempuan) dan wanita yang berlagak laki-laki. Dalam suatu riwayat : Rosulullah
saw, melaknat laki-laki yang menyerupai )barpakaian seperti) wanita atau wanita yang menyerupai
(berpakaian seperti) laki-laki”.
(H.R. Bukhari).
Temasuk mendapat
laknat dari nabi adalah orang yang menyambung rambutnya (mema-kai rambut
palsu), bertato, wanita yang mencukur bulu matanya : “Dari Ibnu Umar ra,
sesung-guhnya Rosululllah saw, melaknat wanita yang memasang rambut palsu dan
yang dipasang, dan wanita yang membuat tato atau yang meminta dibuatkan”.
(H.R. Bukhari-Muslim)
“ Dari Ibnu Mas’ud ra, sesungguh-nya dia berkata: Semoga Allah
melaknat wanita membuat tato (dikulitnya) dan yang minta dibuatkan tato, Wanita
yang mencukur bulu alisnya (atau yang mencukur sebagiannya agar tampak cantik),
wanita yang meregangkan sedikit gigi-giginya supaya tambah indah, yang mengubah
terhadap ciptaan Allah. Seorang perempuan berkata kepada beliau dalam hal di
atas (untuk bertanya atau protes pernyataan beliau), lalu beliau berkata :
Mengapakah aku tidak melaknat kepada orang yang dilaknat oleh rosul saw, dan
hal tersebut terdapat dalam kitabullah. Allah ta’ala berfirman : Apa yang
diberikan oleh Rosul, ambillah, dan apa yang dilarang kepadamu, maka
berhentilah”. (H.R. Bukhari-Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar