SUBHAT-SUBHAT PENGIKUT NABI BARU
Ada segelintir pengikut nabi baru
yang berfaham bahwa masih ada nabi sesudah Nabi Muhammad saw. mencoba
mengajukan dalil dengan Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Mirza Gulam Ahmad itu
benar-benar nabi yang sah, yang diakui oleh Al-Qur’an, mereka mengajukan dalil
:
Subhat
pertama.
وَاِذْ
قَالَ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ ياَبَنِى اِسْرَائِيْلَ اِنِّى رَسُوْلُ اللهِ
اِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَابَيْنَ يَدَىَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا
بِرَسُوْلٍ يَأْتِى مِنْ بَعْدِى اسْمُهُ اَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَ هُمْ
بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوْا هَذَا سِحْرٌ مُبِيْنَ.
“Dan (ingatlah) ketika Isa Purta
Maryam berkata : Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi
kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku,
yaitu namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : Ini adalah sihir yang nyata.” (Q.S. Ash-Shaaf : 6)
Lihatlah ayat ini, kata kaum nabi
baru. Tuhan menyatakan bahwa dalam Al-Qur’an, dengan perantaraan lidah Isa
‘alaihissalam, bahwa akan ada seorang rasul yang bernama Ahmad. Ayat ini
nyata dan benar mengakui kerasulan Mirza Gulam Ahmad, kata mereka.
Jawabnya
:
1. Di dalam ayat itu hanya dikatakan bahwa akan lahir seorang rasul yang
bernama Ahmad, bukan Mirza Gulam Ahmad.
2. Kalau begitu cara mengambil dalil maka setiap orang yang bernama Ahmad
tentu berhak menjadi nabi. Alangkah akan banyaknya nabi di dunia, karena yang
bernama Ahmad bukan sedikit.
3. Kalau kita lihat dan telaah seluruh kitab tafsir yang mu’tamad maka
seluruhnya menafsirkan bahwa yang dimaksudkan dengan kalimat Ahmad dalam
ayat ini adalah Nabi Muhammad saw. Karena Nabi Muhammad saw. Itu bernama Ahmad juga. Jadi Nabi Isa ‘alaihissalam mengakui
akan lahir seorang rasul, yaitu Nabi Muhammad saw. Yang bernama Ahmad
juga.
Dapat kita perhatikan kitab-kitab
tafsir di bawah ini :
a.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, pada jilid IV : Nabi Isa menyatakan kepada kaumnya, bahwa
beliau memberi kabar gembira dengan seorang rasul nabi yang ummi, berbangsa
Arab di Mekkah, namanya Ahmad, terang bahwa Ibnu Katsir menafsirkan kalimat
Ahmad dengan Muhammad.
b. Dalam tafsir Thabari, pada jilid XXVIII : Dinyatakan bahwa Nabi Muhammad
saw. mengatakan : Inilah kabar gembira dari Isa atas kedatangan saya.
c. Dalam tafisr Al-Qasimi, pada jilid XVI :
Bahwa Nabi Muhammad saw. Dinamai juga dengan Ahmad, jadi arti Ahmad dalam ayat
ini adalah Muhammad.
d. Dalam tafsir Khazin, pada jilid VII :
diterangkan, bahwa dalam suatu hadits yang dirawikan Abu Daud,
bahwasanya Raja Najasyi di Habasyah yang pada mulanya beragama Nashrani,
sesudah mendengan hal ihwal Nabi Muhammad saw. Lantas mengatakan, bahwa ia
mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu rasul-Nya, karena beliau
inilah yang sudah dikabarkan oleh Isa bahwa ia akan datang kemudian.
e. Dan banyak lagi kitab-kitab tafsir yang
menyatakan begitu.
Teranglah bahwa kaum nabi baru adalah
tafsir isapan jempol yang dibuatnya sendiri untuk mengukuhkan da’wahnya.
Subhat kedua.
Kaum nabi baru, mengatakan bahwa
arti “Khataman Nabiyyin” dalam surat Al-Ahzab ayat 40 bukanlah kesudah-sudahan
nabi, tetapi “cincin nabi”, Nabi Muhammad saw. adalah cincin nabi yakni
perhiasan nabi, karena itu “khatam” bukan saja kesudahan tetapi juga “cincin”.
Jadi ayat ini tidak menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. itu kesudahan nabi.
Jawabnya.
Kalau diperhatikan kitab-kitab kamus
tentang arti “Khatam” dalam bahasa Arab memang banyak, di antaranya :
a. Khatama dengan arti
paling akhir.
b. Khatama dengan arti
cincin.
c. Khatama dengan arti
stempel.
d. Khatama dengan arti
menyudahi bacaan.
e. Khatama dengan arti
menutup mata hati.
f.
Khatama dengan arti kesudahan umur.
g. Khatama dengan arti
pasal penutup.
h. Khatama dengan arti
akhirnya.
i.
Dan lain-lain.
Maka untuk mengartikan perkataan
“khatama” dengan tepat kita harus melihat sambungan-sambungan perkataan itu.
Umpamanya
:
a. “Labisal Khatam” mka
artinya ia “memakai cincin”.
b.
Kalau dikatakan “Khatamullahu” maka artinya “menutup Allah”.
c.
Kalau dikatakan “Khatamal Kitab” artinya “menamatkan membaca
kitab”.
d.
Kalau dikatakan “Khusnul Khatimah” maka artinya “mendapat
untung yang baik pada kesudahan umurnya”.
e. Kalau dikatakan “Khataman Nabiyyiin” maka artinya tidak lain adalah “Kesudah-sudahan
nabi”.
Adalah janggal sekali kalau
dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw. itu adalah “cincin nabi-nabi”.
Dapatlah diambil kesimpulan dari
uraian yang di atas semuanya, bahwa Nabi Muhammad saw. adalah nabi paling
akhir, tidak ada lagi nabi sesudah beliau. Barang siapa yang mengiktikadkan ada
nabi sesudah Nabi Muhammad saw. maka ia sudah di luar lingkungan Islam dan umat
Nabi Muhammad saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar