حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِيْ سَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ
أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
dari Ibnu
Syihab berkata, telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Al- Musayyab bahwa Abu
Hurairah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Jika kamu
berkata kepada temanmu pada hari Jum'at 'diamlah', padahal Imam sedang
memberikan khutbah maka sungguh kamu sudah berbuat sia-sia (tidak mendapat
pahala)." (H.R. Bukhari no. 934)
Yang biasa diucapkan oleh bilal
Jum'at adalah :
يَا
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ......
رُوِيَ
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ اِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ
يَوْمَ الْجُمْعَةِ اَنْصِتْ وَاْلاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْت ...
اَنْصِتُوْا
وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ الله ..... ( 3 )
Perbuatan tersebut (bilal) tidak tergolong bid'ah karena hal itu pernah
dilakukan oleh Rasulullah Saw. Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitab Tanwir
Al-Qulub berkata:
وَأَمَّا
اتِّخَادُ الْمُرَقِّى فَحَدَثَ بَعْدَ الصَّدْرِ الْأَوَّلِ عَلىٰ أَنَّهُ وَرَدَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ مَنْ
يَسْتَنْصِتُ لَهُ النَّاسَ فِى خُطْبَةِ مِنٰى
فِى حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَ هٰذَا
شَأْنُ الْمُرَقِّى فَلَا يَدْخُلُ فِى حَدِّ الْبِدْعَةِ أَصْلًا، إِذْ فِى
تِلَاوَةِ اْلآيَةِ (إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلٰى النَّبِيِّ) تَنْبِيْهٌ
وَتَرْغِيْبٌ فِى اْلإِتْيَانِ بِالصَّلَاةِ عَلىٰ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى
هٰذَا الْيَوْمِ الْعَظِيْمِ الْمَطْلُوْبُ
فِيْهِ إِكْثَارُهُ. وَفِى قِرَاءَةِ الْحَدِيْثِ بَعْدَ اْلأَذَانَ (إِذَا قُلْتَ
لِصَاحِبِكَ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ أَنْصِتْ فَقَدْ لَغَوْتَ)
رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَغَيْرُهُ إِيْقَاظٌ لِلْمُكَلَّفِ لِاجْتِنَابِ الْكَلَمِ
اْلمُحَرَّمِ أَوِ الْمَكْرُوْهِ.وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ هٰذَا
الْخَبَرَ عَلىٰ الْمِنْبَرِ فِى خُطْبَتِهِ.
فَالْحَدِيْثُ الْمَذْكُوْرُ صَحِيْحٌ قَالَ الشَّبْرَامَلِّسِيُّ وَلَعَلَّهُ
كَانَ يَقُوْلُ فِى ابْتِدَاءِ الْخُطْبَةِ لِكَوْنِهِ مُشْتَمِلًا عَلىٰ اْلأَمْرِ بِالْإِنْصَاتِ. (تنوير
القلوب فى معاملة علام الغيوب : 179-180)
Dan adapun
menjadikan seorang muraqqi atau bilal pada shalat Jum'at baru dilakukan pasca abad
pertama hijriyah. Namun sesungguhnya, Rasulullah Saw pernah menyuruh seseorang
untuk meminta perhatian orang banyak agar menyimak khutbah beliau di Mina
ketika haji Wada'. Inilah sebenarnya hakikat dari muraqqi itu. Sehingga
pelaksanaannya sama sekali tidak dapat digolongkan sebagai bid'ah, karena dalam
penyebutan ayat (yang artinya): "Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya
membaca shalawat kepada Nabi", terdapat peringatan dan motivasi untuk
selalu membaca shalawat kepada Nabi Saw pada hari yang agung ini, yang memang
sangat dianjurkan membaca shalawat. Dan dalam pembacaan hadits riwayat Imam
Muslim dan lainnya setelah adzan: "Apabila kamu berkata-kata kepada
temanmu, padahal imam sedang berkhutbah, maka sungguh sia-sia Jum'at-mu".
Hadits ini memberi peringatan kepada orang mukallaf untuk menjauhi perkataan
yang haram ataupun perkataan yang makruh selama khutbah. Nabi Saw mengucapkan
hadits ini ketika beliau menyampaikan khutbah di atas mimbar. Maka hadits
tersebut adalah shahih. Al-Syabramallisi mengatakan, boleh jadi Nabi Saw
mengeluarakan hadits itu pada awal khutbah karena mengandung perintah untuk
diam dan tenang menyimak khutbah." (Tanwir al-Qulub fi Mu'amalati 'Allam
al-Ghuyub, hal. 179-180)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar