Dihimpun dari kitab Daqoiqul Akhbar karya Imam Abdurrohim bin Ahmad Al-Qadhi
Nabi Muhammad saw bersabda : Ruh setelah keluar dari jasad
manusia dan telah melewati masa tiga haari, dia memohon kepada Allah swt agar
diizinkan jalan-jalan dan melihat jasad yang pernah di tempatinya. Dia berkata
: Ya Robbi, izinkanlah saya berjala-jalan dan melihat raga yang gahulu saya
tempati. Allah mengizinkan, dan ruh itu pergi ke kubur tempat jasad berada, dia
melihat dari jauh jasad yang hidung dan mulutnya bercucuran darah. Ruh itu lalu
menangis, kemudian berkata : Aduh jasadku, aku kasihan sekali kepadamu. Hai
kekasihku, apakah kamu teringat masa-masa hidupmu kemarin. Tempat ini adalah
tempat yang penuh kesepian, bencana, kerusakan, kesedihan dan penyesalan.
Setelah tujuh hari, ruh itu kembali memohon kepada Allah :
Ya robbi, berilah aku izin melihat jasadku. Allah memberinya izin dan ruh itu
pergi mendatangi kuburan tempat kasadnya berada. Dia melihat dari jauh jasadnya
yang telah dipenuhi oleh ulat dan cacing. Dia menangis dengan tangisan yang
keras dan berkata : Oh jasadku, ingatkah kamu masa-masa hidupmu? Di manakah
teman-temanmu dan tetangga-tetanggamu? Yang semuanya dulu senang dekat
kepadamu. Hari ini mereka menangisiku dan menangisi kamu.
Diriwayatkan dari Abu hurairah ra : Orang mukmin apabila
telah mati,maka rohnya mengelilingi rumahnya selama sebulan. Dia melihat harta
kekayaan miliknya yang ditingnggalkan. Mabaimana harta-harta itu dibagi dan
bagaimana hutang-hutangnya dilunasi. Ketika genap sebulan,maka ruh itu
dikembalikan ke kubur orang mukmin itu dan bebas berkeliling melihat siapa
orang-orang mendoakannya dan siapa orang-orang yang tetap berduka atasnya
hingga setahun dari hari kematiannya.
Apabila telah genap setahun, maka ruh tersebut diangkat ke
para arwah orang-orang mukmin berkumpul hingga hari kiamat, yaitu hari
ditutupnya jendela kematian. Allah saw berfirman :
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Q.S. 97 Al Qadr 4)
Menurut
satu pendapat, bahwa yang turun bersama para malaikat itu adalah Ar-Ruh dan
Ar-Raihan.
Menurut
pendapat lain, bahwa maksud Ar-Ruh dalam ayat di atas adalah seorang malaikat
agung yang turun untuk benrhkismat kepada orang-orang mukmin. Sebagaimana
firman Allah :
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفّاً لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرحْمَنُ وَقَالَ صَوَاباً
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri
bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin
kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
(Q.S. 78 An Naba' 38)
Ada
pendapat yang mengatakan,bahwa maksud Ar-Ruh di atas adalah ruh mabusia, ada
pula yang mengatakan ruh Nabi Muhammad saw di bawah Arasy yang meminta izin
kepada Allah turun dimalam lailatul qadae,untuk memberi ucapan selamat kepada
semua orang mukmin laki-laki dan perempuan.
Ada
lagi pendapat yang mengatakan, bahwa yang dimaksud Ae-ruh adalah ruh para
famili yang telah meninggal, ruh kerabat yang telah meninggal itu berkata :
Wahai Tuhan kami, izinkanlah kami turun ke rumah-rumah kami,agar kami dapat
melihat anak-anak kami dan keluarga kami, mereka itu lalu turun pada malam
Lailatul Qadar, sebagai mana pendapat Imam Ibnu Abas ra, dia berkata : Apabila
telah datang hari raya , hari Asyura, hari Jum'at pertama bulan Rajab, malam
nisfu Sa'ban, malam Lailatul Qadar dan malam Jum'at,maka arwah orang-orang yang
telah mati keluar daari kubur mereka dan berhenti di pintu-pintu rumah-rumah
mereka seraya berseru : Belas kasihanilah kami pada malam yang penuh berkah ini
dengan sedekah, walau berupa sesuap atau secuil roti. Kami benar-benar
membutuhkannya. Apabila kalian semua enggan,maka hadiahkanlah kami dengan
bacaan Al-Fatihah di malamyang berkah ini. Adakah orang yang masih memiliki
kasih sayang kepada kami? Hai orang yang menempati rumah kami, wahai orang yang
memiliki istri kami, hai orang yang menempati istana kami yang luas,kami
sekarang berada dalam kubur yang sempit. Hai orang yang membagi-bagi harta
kami, hai orang yang merengahkan anak-anak kami yang yatim. Apakah ada diantara
kalian orang yang ingat kami di pengasingan. Lembaran catatan amal kalian semua
masih terbuka dan dapat di isi. Sesungguhnya orang yang telah mati itu tidak
berpakaian sehelai kain pun, oleh sebab itu janganlah kalian semua melupakan
kami dengan menghadiahkan kepada kami doa mu,karena kami selalu membutuhkan
kalian semua.
Apabila
orang yang telah mati itu mendapatkan pahala sedekah dari keluarganya atau doa,
maka dia kembali dengan senang, dan apabila tidakmendapatkan semua itu,maka dia
kembali dalam keadaan sedih, cemas dan putus asa.
Dalam
buku kami yang berjudul Rislah Ziarah Kubur pada bab dalil ziarah kubur
disebutkan :
Perlu
kita ketahui bahwa pada hakikatnya para Nabi, waliyullah dan kaum shalihin yang diridhai Allah, mereka itu
tetap hidup disisi Allah, firman Allah :
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبيلِ اللهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاء وَلَكِن لاَّ تَشْعُرُونَ
Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya)
mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Q.S. 2 Al Baqarah 154)
وَلاَ
تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء
عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah
kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan
mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Q.S. 3 Ali 'Imran 169)
Bukti lain adalah, apabila kita memberi salam
kepada saudara kita yang telah meninggal (yang pernah dilakukan oleh
Nabi saat memberi salam di pekuburan
Baqi’), maka penghuni di situ masih bisa menjawabnya, dapat kita lihat
pada hadits di bawah ini :
قاَلَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِى
الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ، إِلاَّ رَدَّ اللهُ عَلَيْهِ رُوْحَهُ حَتَّى
يَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ
Rasulullah
saw. bersabda : “Tidaklah seseorang melewati makam saudaranya sesama muslim
yang ia kenal (semasa hidup) di dunia, kemudian ia ucapkan salam
kepadanya, melainkan Allah kembalikan ruh saudaranya itu (ke jasadnya) hingga
ia dapat menjawab salamnya.” (H.R.
Ibnu ‘Abdul Bar).
para Nabi, waliyullah dan kaum shalihin yang diridhai
Allah yang telah meninggal masih dapat
bermanfa’at dan mendoakan yang masih hidup, dalam Al-Qur’an disebutkan :
وَقُلِ
اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan
katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan". (Q.S. 9 At Taubah 105)
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir dalam
kitabnya Tafsirul
Qur’anil ‘Adzim juz 2 halaman 366 - 367
menyatakan :
وَرَدَ أَنَّ
أَعْمَالَ الْأَحْيَاءِ تُعرَضُ عَلَى الْأَمْوَاتِ مِنَ الْأَقْرِبَاءِ
وَالْعَشَائِرِ فِي الْبَرْزَخِ كَمَا قَالَ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِي
حَدَثَنَا الصَلْتُ بْنُ دِينَارٍ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
أَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى أَقْرِبَائِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ فِي قُبُورِهِمْ
فَإِنْ كَانَ خَيْرًا اسْتَبْشِرُوا بِهِ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوا
اللهم أَلْهِمْهُمْ أَنْ يَعْمَلُوا بِطَاعَتِكَ
Telah
disebutkan bahwa amal orang-orang yang masih hidup ditampakkan kepada kaum kerabat dan familinya yang telah mati di alam barzakh,
seperti apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayasili, bahwa telah
menceritakan kepada kami As-Silt ibnu Dinar, dari Al-Hasan, dari Jabir Ibnu
Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya
amal-amal kamu ditampilkan kepada kaum kerabat dan familimu di dalam kubur mereka. Jika hal itu baik, maka mereka
bergembira karenanya, dan jika itu
sebaliknya, maka mereka berdoa : Ya Allah berilah mereka ilham
(kekuatan) untuk mengamalkan amalan taat kepada-Mu.”
وَقَالَ
اْلاِمَامُ اَحْمَدُ: اَنْبَأَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقْ عًنْ سُفْيَانْ عَمَّنْ
سَمِعَ اَنَسًا يَقُوْلُ: قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ
عَلَى اَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنَ اْلأَمْوَاتِ فَاِنْ كَانَ خَيْرًا
اِشْتَبْشَرُوْا بِهِ، وَاِنْ كَانَ غَيْرَ ذَالِكَ قاَلُوْا : اَللّٰهُمَّ
لاَتُمِتْهُمْ حَتَّى تَهْدِيَهُمْ كَمَا هَدَيْتَنَا
“Imam Ahmad mengatakan
bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur-Razzaq,
dari Sufyan, dari orang yang telah mendengarnya dari Anas berkata : Nabi saw. bersabda : “Sesungguhnya
amal-amal kamu ditampilkan kepada kaum kerabat dan familimu yang
telah mati. Jika hal itu baik, maka mereka
bergembira karenanya, dan jika itu sebaliknya, maka mereka berdoa. Ya Allah janganlah Engkau matikan mereka
sebelum Engkau beri mereka hidayah, sebagaimana Engkau telah memberi
kami hidayah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar