Allah swt menjelaskan bahwa ketika Nabi Ya’qub as dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya
pakaian Nabi Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya
dalam firman-Nya :
اِذْهَبُواْ بِقَمِيْصِيْ هٰذَا فَأَلْقُوْهُ عَلٰى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيْراً وَأْتُوْنِيْ بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِيْنَ
Pergilah kamu dengan membawa
baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke
wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu
semuanya kepadaku".
(Q.S. 12 Yusuf 93)
فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيْرُ أَلْقَاهُ عَلٰى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيْراً قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَّكُمْ إِنِّيْ أَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira
itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia
dapat melihat. Berkata Ya’qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Q.S. 12 Yusuf
96)
Ini merupakan dalil Al-Qur’an, bahwa benda/pakaian
orang-orang shaleh dapat menjadi perantara
kesembuhan dengan idzin Allah tentunya, kita bertanya mengapa Allah
sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya
menyebutkan baju gamis Nabi Yusuf dengan ucapannya: Pergilah kamu dengan
membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan
melihat kembali. Itu semua agar
kita memahami bahwa Allah swt memuliakan benda-benda yang pernah bersentuhan
dengan tubuh hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Imam Az-Zamakhsyari dalam kitab
tafsirnya menjelaskan tentang hakekat baju Nabi Yusuf dengan mengatakan: “Dikatakan:
itu adalah baju warisan yang di hasilkan
oleh Yusuf dari permohonan (do’a). Baju itu datang dari surga. Malaikat
Jibril telah diperintahkan untuk membawanya kepada Yusuf. Di baju itu tersimpan
aroma surgawi yang tidak ditaruh ke orang yang sedang mengidap penyakit kecuali
akan disembuhkan”. (Tafsir Al-Kasyaf jilid 2 halaman 503).
Tentu sangat mudah bagi Allah swt. untuk mengembalikan penglihatan Nabi Ya’qub tanpa melalui proses pengambilan
berkah semacam itu. Namun harus kita ketahui
hikmah di balik itu. Terkadang Allah swt. menjadikan beberapa benda
menjadi ‘sumber berkah’ agar menjadi ‘sebab’ untuk mencapai ‘tujuan’
yang dikehendaki-Nya. Selain karena Allah swt. juga menginginkan agar manusia
mengetahui bahwa terdapat benda-benda,
tempat-tempat, waktu-waktu dan pribadi-pribadi yang memiliki kesakralan karena mempunyai kedudukan khusus di mata Allah
swt, sehingga semua itu dapat menjadi ‘sarana’. Allah swt.
memberkati orang untuk mencapai kesembuhan dari penyakit, pengkabulan doa,
pensyafa’atan dalam pengampunan dosa, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar