1. Sesungguhnya mereka satu umat, lain
dari (komunitas) manusia yang lain
2. Kaum Muhajirin dari Quraysh sesuai
keadaan (kebiasaan) mereka, bahu membahu
membayar diyat di antara mereka dan mereka
membayar tebusan tawanan dengan cara
baik
dan adil di antara mukmin.
3. Banu ‘Awf, sesuai dengan (kebiasaan)
mereka, bahu membahu membayar diyat di
antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik
dan adil di antara mukmin.
4. Banu Sa’idah, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar diyat
di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan
baik dan adil di antara mukmin.
5. Banu Al Hars, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar diyat di
antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik
dan adil di antara mukminin.
6. Banu Jusham, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar diyat di
antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan baik
dan adil di antara mukminin.
7. Banu Al Najjar, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar diyat
di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan
baik dan adil di antara mukminin.
8. Banu Amr bin Awf, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar
diyat di antara mereka seperti semula, dan
setiap suku membayar tebusan tawanan
dengan baik dan adil di antara mukminin.
9. Banu Al Nabit, sesuai dengan (kebiasaan)
mereka, bahu membahu membayar diyat
di antara mereka seperti semula, dan setiap
suku membayar tebusan tawanan dengan
baik dan adil di antara mukminin.
10. Banu Al-Aws, sesuai dengan
(kebiasaan) mereka, bahu membahu membayar diyat
di antara mereka seperti semula, dan
setiap suku membayar tebusan tawanan
dengan baik dan adil di antara mukminin.
11. Sesungguhnya mukminin tidak boleh
membiarkan orang yang berat menanggung
utang di antara mereka, tetapi membantunya
dengan baik dalam pembayaran tebusan
dan diyat.
12. Seorang mukmin tidak boleh membuat
persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya,
tanpa persetujuan daripadanya.
13. Orang-orang mukmin yang taqwa harus
menentang orang yang di antara mereka
mencari atau menuntut sesuatu secara
zalim, jahat, melakukan permusuhan atau
kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan
mereka bersatu dalam menentangnya,
sekalipun ia anak dari salah seorang di
antara mereka.
14. Seorang mukmin tidak boleh membunuh
orang beriman lainnya lantaran
(membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula
orang mukmin membantu orang kafir untuk
(membunuh) orang beriman.
15. Jaminan Allah satu. Jaminan
(perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat.
Sesungguhnya mukminin itu saling
membantu, tidak tergantung pada golongan lain.
16. Sesungguhnya orang Yahudi yang
mengikuti kita berhak atas pertolongan dan
santunan, sepanjang (mukminin) tidak
dizalimi dan ditentang (olehnya).
17. Perdamaian mukminin adalah satu.
Seorang mukmin tidak boleh membuat
perdamaian tanpa ikut serta mukmin
lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah,
kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan
di antara mereka.
18. Setiap pasukan yang berperang bersama
kita harus bahu membahu satu sama lain.
19. Orang-orang mukmin itu membalas
pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di
jalan Allah. Orang-orang beriman dan
bertaqwa berada pada petunjuk yang terbaik dan
lurus.
20. Orang Musrik (Yathrib) di larang
melindungi harta dan jiwa orang Musrik (Quraysh),
dan tidak boleh campur tangan melawan
orang beriman.
21. Barangsiapa membunuh orang beriman
dan cukup bukti atas perbuatannya, harus
dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh
rela (menerima diyat). Segenap orang beriman
harus bersatu dalam menghukumnya.
22. Tidak dibenarkan bagi orang mukmin
yang mengakui piagam ini, percaya kepada
Allah dan Hari akhir, untuk membantu
pembunuh dan memberi tempat kediaman
kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan
menyediakan tempat tinggal bagi
pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan
kemurkaan Allah di Hari Qiyamat, dan tidak
diterima daripadanya penyesalan dan
tebusannya.
23. Apabila kamu berselisih tentang
sesuatu, penyelelesaiannya menurut (ketentuan)
Allah Azza wa Jalla dan (keputusan)
Muhammad SAW
24. Kaum yahudi memikul biaya bersama
mukminin dalam peperangan.
25. Kaum Yahudi dan Bani Awf adalah satu
umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi
agama mereka, dan bagi kaum Muslimin
agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku)
bagi sekutu-sekutu dan diri mereka.
Kecuali bagi yang zalaim dan jahat. Hal demikian
akan merusak diri dan keluarganya.
26. Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan
sama seperti Yahudi Bani Awf.
27. Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan
sama seperti Yahudi Bani Awf.
28. Kaum Yahudi Banu Saidah diperlakukan
sama seperti Yahudi Bani Awf.
29. Kaum Yahudi Banu Jusham diperlakukan
sama seperti Yahudi Bani Awf.
30. Kaum Yahudi Banu Al Aws diperlakukan
sama seperti Yahudi Bani Awf.
31. Kaum Yahudi Banu Tha’labah
diperlakukan sama seperti Yahudi Bani Awf. Kecuali
orang zalim atau khianat. Hukuman hanya
menimpa diri dan keluarganya.
32. Suku Jafnah dari Tha’labah
diperlakukan sama seperti mereka (Banu Tha’labah).
33. Banu Shutaybah (diperlakukan) sama
seperti Yahudi Bani Awf. Sesungguhnya
kebaikan (kesetiaan) itu lain dari
kejahatan (khianat).
34. Sekutu-sekutu Tha’labah diperlakukan
sama seperti mereka (Banu Tha’labah).
35. Kerabay Yahudi (di luar kota Madinah)
sama seperti mereka (yahudi)
36. Tidak seorangpun diperkenankan keluar
(untuk perang) kecuali seizin Muhammad saw
Ia tidak boleh dihalangi (menuntut balas)
luka (yang dibuat orang lain). Siapa yang
berbuat jahat (membunuh), maka balasan
kejahatan itu akan menimpa diri dan
keluarganya, kecuali ia teraniaya.
Sesungguhnya Allah sangat membenarkan ketentuan
ini.
37. Bagi kaum yahudi ada kewajiban biaya,
dan bagi kaum Muslimin ada kewajiban
biaya. Mereka (yahudi dan Muslimin) bantu
membantu dalam menghadapi musuh warga
piagam ini. Mereka saling memberi saran
dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari
khianat. Seorang tidak menanggung hukuman
akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan
diberikan kepada pihak yang teraniaya.
38. Kaum Yahudi memikul biaya bersama
Mukminin selama dalam peperangan.
39. Sesungguhnya Yathrib itu tanahnya
“haram” (suci) bagi warga piagam ini.
40. Orang yang mendapat jaminan
(diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak
bertindak meugikan dan tidak khianat.
41. Tidak boleh jaminan diberikan,
kecuali seizin ahlinya.
42. Bila terjadi sesuatu atau
perselisihan di antara pendukung piagam ini, yang
dikhawatirkan menimbulkan bahaya,
diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan)
Allah Azza wa Jalla dan (keputusan)
Muhammad SAW.
43. Sesungguhnya tidak ada jaminan
perlindungan bagi Quraysh (Mekkah) dan juga bagi
pendukung mereka.
44. Mereka (pendukung piagam) bahu membahu
dalam menghadapi penyerang kota
Yathrib.
45. Apabila mereka (pendukung piagam)
diajak berdamai dan mereka (pihak lawan)
memenuhi perdamaian serta melaksanakan
perdamaian itu, maka perdamaian itu wajib
dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai
seperti itu, kaum Mukminin wajib memenuhi
ajakan dan melaksanakan perdamian itu,
kecuali terhadap orang yang meyerang agama.
Setiap orang wajib melaksanakan
(kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.
46. Kaum Yahudi Al Aws, sekutu dan diri
mereka memiliki hak dan kewajiban seperti
kelompok
lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari
semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya
kebaikan (kesetiaan) itu berbda dari
kejahatan (penghianatan). Setiap orang
bertanggungjawab atas perbuatannya.
Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan
memandang baik isi piagam ini.
47. Sesungguhnya piagam ini tidak membela
orang zalim dan khianat. Orang yang
keluar (bepergian) aman, dan orang yang
berada di Madinah aman, kecuali orang yang
zalim dan khianat. Allah adalah penjamin
orang yang baik dan taqwa besama
Muhammad SAW
- Teks Piagam Madinah di atas mengikuti
versi Ibn Hisyam, Syafi Al-Rahman Al-Mubarak Fawri, Muhammad Hamidullah, dan
Muhammad Mamduh Al-Arabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar