7. Nabi Ayyub as. Sembuh
total dari sakitnya
Dan
ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya; “Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”.
(Allah
berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarga-nya dan
(Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.
Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang
yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepa-da
Tuhannya). (Q.S. Shaad : 41- 44)
8. Nabi Yusuf as. Keluar dari sumur
pembuanyan
Kemudian
datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil
air, maka dia menurunkan timbanya dia berkata: “Oh; kabar gembira, ini seorang
anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia se-bagai barang dagangan. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Yusuf : 19)
9. Nabi Musa as. Menyebrangi laut merah
beserta kaumnya
Dan
Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah
rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu
rumah-rumahmu itu tempat salat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah
orang-orang yang beriman”.
Musa
berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya
Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan
kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka
mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”
Allah
berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu
tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu
mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”.
Dan
Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun
dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga
bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya
termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Apakah
sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Maka
pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat men-jadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguh-nya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Q.S. Yunus
: 87 – 92)
10.
Kisah hijrah Nabi Muhammad saw.
Hijrah
dilakukan pada sa’at ummat Islam mengalami puncak penindasan dari orang-orang
kafir dan orang-orang musyrik Makkah dengan boikot ekonomi. Bahkan orang-orang
kafir dan orang-orang musyrik telah bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad
saw.
Hijrah
merupakan titik balik dari kemenangan ummat Islam setelah mereka mengalami
penindasan dan penganiayaan dari musuh-musuh mereka, ya’ni kaum kuffar dan musy-rikin.
Hijrah
merupakan fase kedua dari perjuangan ummat Islam, yaitu fase pembangunan
fisik/lahir. Fase pertama dari perjuangan ummat Islam yang dipelopori oleh Nabi
Muhammad saw. dilakukan di Makkah adalah fase pembangunan mental spiritual, yaitu
menanam dan menggembleng keimanan ummat.
Inilah
contoh yang baik dalam mensukseskan perjuangan untuk membangun sesuatu bangsa;
karena dalam waktu 23 tahun perjuangan Rasulullah saw. berhasil dengan
gilang-gemilang.
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzaab : 21)
Hijrah
merupakan batu ujian bagi nilai keimanan ummat Islam.
(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang
diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari
karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itulah orang-orang yang benar. (Q.S. Al-Hasyr : 8)
وَقَالَ رَسُوْلُ
اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ
اللهَ وَرَسُوْلَهُ أَحَبُّّ اِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَوَالِدِهِ
وَالنَّاِس أَجْمَعِيْنَ .
Rasulullah
saw. Bersabda : Tidak (sempurna) iman salah seorang di antara kamu sebelum
mencintai Allah dan Rasul-nya melebihi cintanya kepada diri, harta, anak, orang
tua sendiri serta kepada seluruh manusia.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا
يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن
المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن
الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما
اللذين هما أصح الكتب المصنفة
Dari
Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal
itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka
barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu
kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan
dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu
kepada apa yang ditujunya”.
)Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits
yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah
Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara
semua kitab hadits(.
Hijrah
dilakukan ke Madinah karena warga Madinah telah melakukan bai’at / janji di
hadapan Nabi saw. akan setia membela agama Islam dengan jiwa, raga dan harta
mereka.
Motif dari hijrah
Nabi saw. adalah untuk memperjuangkan agama Islam, yaitu membangun dunia baru
yang bersih dari ciri-ciri Jahiliyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar