Shalat qashar artinya shalat yang
diringkaskan bilangan rakaatnya, yaitu di antara shalat fardhu yang lima, yang
mestinya empat rakaat dijadikan dua rakaat saja. Shalat lima waktu yang boleh
di qashar hanya dhuhur, ashar dan isya'. Adapun maghrib dan subhuh tetap
sebagai mana biasa, tidak boleh di qashar.
Hukum shalat qashar dalam madzhab
Syafi'i harus (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan serta
cukup syarat-suaratnya :
Dalam Al-Qur'an Allah telah berfirman :
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اْلأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا إِنَّ الْكَافِرِيْنَ كَانُوْا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi,
maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang
orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (Q.S. 4 An Nisaa' 101)
Dan hadits Nabi saw :
عَنْ
يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ( لَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ
يَفْتِنَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا) فَقَدْ أَمِنَ النَّاسُ فَقَالَ عَجِبْتُ
مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ فَسَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ ذَلِكَ. فَقَالَ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوْا
صَدَقَتَهُ
Dari Ya'la bin Umaiyah, saya berkata kepada
Umar bin khottob, Allah berfirman : tidaklah mengapa kamu menqashar
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sedangkam sekarang
telah aman (tidak takut lagi). Umar menjawab : Saya heran juga sebagaimana
engkau, maka saya tanyakan kepada Rasulullah saw dan beliau menjawab : Shalat
qashar itu sedekah yang diberikan Allah kepada kamu, maka terimalah olehmu
sedekah-Nya (pemberian-Nya) itu. (H. R. Muslim no. 1605, Abu Daud no. 1201 dan
lainnya)
Syarat sah shalat qashar :
1. Perjalanan yang dilakukan itu
bukan perjalanan maksiat (terlarang), seperti pergi haji, silaturrohim,
berdagang atau lainnya.
2. Perjalanan itu berjarak
sekurang-kurangnya 80 KM
3. Shalat yang di qashar itu
adalah shalat ada-an (tunai), bukan shalat qadha'. Adapun shalat yang
ketinggalan di waktu dalam perjalanan, boleh diqashar kalau di qadha' dalam
perjalanan, tetapi yang ketinggaalan sewaktu mukim tidak boleh diqadha' dengan
qashar sewaktu dalam perjalanan.
4. Berniat qashar ketika
takbiratul ihram
Shalat yang
harus dijamakkan
Shalat yang boleh dijamakkan hanya
antara dhuhur dengan ashar, dan maghrib dengan isya', sedangkan shubuh tetap
wajib dikerjakan pada waktunya sendiri.
Shalat jamak artinya shalat yang
dikumpulkan. Yang dimaksudkan adalah dua shalat fardhu yang lima itu,
dikerjakan dalam satu waktu. Umpamanya shalat dhuhur san ashar dikerjakan di
waktu dhuhur atau di waktu ashar.
Hukum shalat jamak ini boleh bagi orang
yang dalam perjalanan dengan syarat-syarat seperti yang telah kami sebutkan
pada shalat qashar
Jamak taqdim
(dahulu) dan jamak ta'khir (terkemudian)
Jamak taqdim adalah shalat dhuhur dan
ashar dikerjakan di waktu dhuhur, shalat mahgrib dan isya' dikerjakan di waktu
maghrib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar