Kencing sambil
berdiri itu hukumnya makruh, disunahkan kencing itu sambil duduk (jongkokj), mengingat
hadits-hadits di bawah ini :
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ مَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَالَ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقُوْهُ مَا كَانَ يَبُوْلُ إِلَّا جَالِسًا
Dari Aisyah,
ia berkata : Barang siapa yang menceritakan kepadamu bahwa Rasulullah saw
kencing sambil berdiri, maka janganlah kalian membenarkannya, karena beliau
kencing sambil duduk. (H. R. An-Nasa'i no. 29, Ibnu Majah no. 327 dan lainnya)
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يَبُوْلَ قَائِمًا.
Dari Jabir
bin Abdullah, ia berkata : Rasulullah saw melarang kencing sambil berdiri (H.
R. Ibnu Majah no. 329)
وَقَدْ
رُوِىَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ إِنَّ مِنَ الْجَفَاءِ أَنْ تَبُوْلَ
وَأَنْتَ قَائِمٌ.
Dan
sesungguhnya telah diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata : Sungguh
termasuk perbuatan yang tidak ber-etika bila kamu kencing sambil berdiri. (H.
R. Tirmidzi no. 12)
عَنْ
حُذَيْفَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم ، أَوْ قَالَ لَقَدْ أَتَى النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِمًا
Dari Hudzaifah
ra, ia berkata : Sungguh aku telah melihat Rasulullah saw, atau ia berkata :
Sungguh Nabi saw mendatangi tempat sampah suatu kaum, lalu beliau kencing
sambil berdiri. (H. R. Bukhari no. 2471, An-Nasa'i no. 26 dan lainnya)
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ
قَائِمًا مِنْ جُرْحٍ كَانَ بِمَآبِضِهِ
Dari Abu
Hurairah bahwasanya Nabi saw telah kencing sambil berdiri dikarenakan beliau
menderita luka dibagian bawah lututnya. (H. R. Baihaqi no. 501)
وَقَدْ
رَوَى الْخَطَّابِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَالَ قَائِمًا مِنْ جُرْحٍ كَانَ بِمَأْبِضِهِ، وَيُحْمَلُ قَوْلُ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَلَى غَيْرِ حَالِ الْعُذْرِ
Imam
Al-Khaththabi sengguh telah meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya
Nabi saw telah kencing sambil berdiri itu karena beliau menderita luka dibagian
bawah lututnya. Dan ucapan Aisyah (dalam hadits di atas menerangkan bahwa Nabi
saw selalu kencing sambil duduk), mungkin karena beliau sedang tidak ada udzur.
(Kitab Nailul Authar Juz, 1 halaman, 233)
Dengan memperhatikan
hadits-hadits di atas tadi, maka ulama berfatwa :
وَيُسْتَحَبُّ
أَنْ يَبُوْلَ قَاعِدًا لِئَلَّا يَتَرَشَّشَ عَلَيْهِ
وَيُكْرَهُ اْلبَوْلُ قَائِمًا إِلَّا لِعُذْرٍ
Dan disunahkan
kencing sambil duduk (jongkok), agar air kencingnya itu tidak memercik
kepadanya. Dan dimakruhkan kencing sambil berdiri kecuali ada udzur. (Kitab
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh - Syekh Wahbah Az-Zuhaili juz, 1 halaman, 204)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar