Waktu
pelaksanaan shalat witir dapat dilakukan sebelum tidur, bila takut tidak dapat
bangun malam, dan paling mudah untuk melaksanakannya adalah setelah shalat
ba'diyah isya', hal ini sesuai dengan hadits di bawah ini :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِى خَلِيْلِى
بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوْتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Dari
Abu Hurairah ra berkata : Kekasihku (Rasulullah) memberikan wasiat kepadaku
agar melakukan tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya selama aku hidup,
yaitu puasa tiga hari pada tiap bulan, shalat dhuha dan aku tidak akan tidur
kecuali telah melakukan shalat witir. (H. R. Bukhari no. 1178, Muslim no. 1705
dan lainnya)
Shalat
witir juga dapat dilakukan di akhir malam (setelah tidur), dan hal demikian
lebih utama dan di saksikan oleh para malaikat.
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوْتِرْ
أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُوْمَ آخِرَهُ فَلْيُوْتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ
فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُوْدَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
Dari Jabir
ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang hawatir tidak dapat
bangun malam, maka hendaklah ia shalat witir pada awalnya (awal malam). Dan
barang siapa yang mengingnkan bangun akhir malam, maka kerjakanlah shalaat
witir pada akhir malam. Karena shalat witir akhir malam disaksikan (oleh malaikat)
dan itulah yang lebih utama. (H. R. Muslim no. 1802).
Dan perlu
diingat bahwa shalat witir itu hanya sekali dalam semalam, kalau dilakukan dua
kali maka hitungannya tidak ganjil, tapi menjadi genap
عَنْ
قَيْسِ بْنِ طَلْقٍ قَالَ زَارَنَا طَلْقُ بْنُ عَلِىٍّ فِى يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ
وَأَمْسَى عِنْدَنَا وَأَفْطَرَ ثُمَّ قَامَ بِنَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ وَأَوْتَرَ
بِنَا ثُمَّ انْحَدَرَ إِلَى مَسْجِدِهِ فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ حَتَّى إِذَا
بَقِىَ الْوِتْرُ قَدَّمَ رَجُلاً فَقَالَ أَوْتِرْ بِأَصْحَابِكَ فَإِنِّى
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
Dari Qais
bin Thalq, ia berkata; Thalq bin Ali telah mengunjungi kami pada bulan Ramadhan
hingga sore dan berbuka bersama kami, kemudian dia melakukan shalat sebagai imam
bagi kami pada malam itu, dan melakukan witir, kemudian dia turun kemasjidnya
dan melaksanakan shalat menjadi imam bagi sahabat-sahabatnya hingga tatkala
tinggal shalat witir, ia mempersilahkan seseorang kedepan dan mengatakan
kepadanya: shalat witirlah kamu sebagai imam bagi sahabat-sahabatmu, karena aku
mendengar Nabi saw bersabda: Tidak ada dua witir dalam semalam. (H. R. Abu Daud
no. 1441, Nasa'i no. 1678 dan lainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar