Bacaan doa
qunut itu terdiri atas dua unsur, yaitu doa dan tsana', maksudnya ada unsur
berdoa ada pula unsur memuji Allah. Ketika imam membaca doa qunut yang isinya
berdoa (memohon kepada Allah), maka ia membacanya dengan jahar (keras) dan
diaminkan oleh makmum, dan termasuk doa adalah bacaan shalawat yang dibaca imam
di akhir doa qunutnya. Sedangkan dalam bacaan yang mengandung pujian kepada
Allah, yaitu dari mulai lafadz "Fainnaka taqdhi" sampai
"Astaghfiruka wa atubu ilaik", maka imam dan makmum membacanya
bersama-sama dengan sir (suara yang pelan).
Syaikh
Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Fat-hul Mu'in telah menjelaskan
sebagai berikut :
وَأَمَّنَ
جَهْرًا مَأْمُوْمٌ سَمِعَ قُنُوْتَ إِمَامِهِ لِلدُّعَاءِ مِنْهُ. وَمِنَ
الدُعَاءِ اَلصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيُؤَمِّنُ
لَهَا عَلَى اْلأَوْجَهِ. أَمَّا الثَّنَاءُ وَهُوَ
فَإِنَّكَ تَقْضِيْ إِلَى آخِرِهِ فَيَقُوْلُهُ سِرًّا.
Dan makmum
mengaminkan dengan keras ketika mendengan qunut imamnya, yang isi qunutnya itu
berdoa, dan di antara yang isinya doa itu adalah ketika imam membaca shalawat
atas Nabi saw, maka makmum mengamininya, menurut pendapat yang lebih kuat.
Adapun ketika imam membaca qunut yang isinya memuji kepada Allah, yaitu mulai
dari lafadz " Fainnaka taqdhi sampai akhirnya", maka imam membacanya
dengan pelan. (Kitab Fat-hul Mu'in, halaman 21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar