Ulama besar bermadzhab Hanafi bernama Usman bin Hasan bin Ahmad
Syakir, beliau menyebutkan dalam kitabnya Durratun Nashihin, halaman 42
dan 43 :
رَوَى عَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَنَّهُ
قَالَ أَلَا إِنَّ رَجَبَ شَهْرُ اللهِ اْلأَصَمُّ، فَمَنْ صَامَ مِنْهُ يَوْمُا إِيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا إِسْتَوْجَبَ عَلَيْهِ رِضْوَانُ اللهُ اْلأَكْبَرُ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَيْنِ
لَايَصِفُ اْلوَاصِفُوْنَ مِنْ أَهْلِ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ مَا لَهُ عِنْدَ
اللهِ مِنَ الْكَرَامَةِ، وَمَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ عُوْفَى مِنْ كُلِّ بَلَاءِ
الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ وَالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَاْلبَرَصِ وَمِنْ فِتْنَةِ
الدَّجَّالِ، وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ غُلِقَتْ عَنْهُ سَبْعَةُ أَبْوَابِ
جَهَنَّمَ، وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ
الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ لَمْ يَسْأَلْ مِنَ اللهِ شَيْئًا إِلَّا
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَمَنْ صَامَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا غَفَرَاللهُ تَعَالَى مِنْ
ذُنُوْبِهِ مَا تُقَدَّمَ وَبَدَّلَهُ بِسَيِّئَاتِهِ حَسَنَاتٍ، وَ مَنْ زَادَ زَادَ
اللهُ أَجْرَهُ
Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda : Ingatlah,
sesungguhnya Rajab adalah bulannya Allah yang tuli, maka barang siapa yang
puasa sehari dalam bulan itu dengan penuh iman dan keikhlasan, wajib atasnya
keridhahan Allah yang besar. Dan barang siapa yang puasa 2 hari, maka seluruh
penduduk langit dan bumi tidak sangup mensifati besarnya karamah Allah yang
diberikan kepadanya. Dan barang siapa puasa 3 hari, maka ia diselamatkan dari
mala petaka di dunia dan siksa di akhirat juga terbebas dari penyakit gila,
kusta dan sejenisnya serta dari fitnah dajjal. Dan barang siapa puasa 7 hari,
maka tertutuplah baginya 7 pintu neraka jahanam. Dan barang siapa puasa 8 hari,
maka terbukalah baginya 8 pintu surga. Dan barang siapa puasa 10 hari, maka
segala permohonannya dikabulkan Allah swt. Dan barang siapa puasa 15 hari, maka diampuni dosa-dosa yang
terdahulu dan amal jeleknya diganti dengan amal baik. Dan barang siapa menambah
puasanya, maka Allah juga menambah pahalanya.
أَنَّهُ قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ
نَهْرًا يُقَالُ لَهُ رَجَبُ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ الَّلبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبَ سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ
Bahwasanya beliau saw bersabda : Sesungguhnya di surga ada sebuah
sungai yang dinamakan Rajab, airnya putih melebihi susu, manis melebihi madu,
barang siapa ouasa sehari di bulan Rajab, niscaya Allah memberinya minum dari
sungai tersebut.
Doa selama bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ : اَللهم بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ
وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي
رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُوْلُ : لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ، وَيَوْمُهَا
أَزْهَرُ.
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi saw apabila memasuki bulan
Rajab, maka beliau mengatakan: ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABA WA SYA'BANA WA
BARIK LANA FI RAMADHANA (ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya'ban dan
berkahilah kami di Ramadhan) beliau bersabda: Malam Jum'at adalah mulia dan
harinya terang benderang. (H. R. Ahmad no. 2346)
Dalam riwayat lain disebutkan :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ
اَللهم بَارِكْ
لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah saw apabila memasuki
bulan Rajab, maka beliau mengatakan: ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABA WA SYA'BANA
WA BALIGHNA RAMADHANA (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban serta
sampaikan kami sampai bulan Ramadhan (Mu'jam
Al-Ausath lith-Thabrani no. 4086, Syu'abul Iman lil Baihaqi no. 3654)
Pada hadist yg pertama disebutkan "Rajab adalah bulannya Allah yang tuli"
BalasHapusMohon dijelaskan maksud kalimat tsb.
Apakah Allah tuli???
Setelah Rajab habis (hitungan bulannya), maka ia naik ke langit, lalu Allah berfirman : Hai bulan-Ku, apakah mereka mencintai dan memulyakanmu. Maka diamlah Rajab, hingga ditanya dua tiga kali, kemudian jawabnya : Ya Tuhan, Engkalaulah yang pandai merahasiakan segala cacat dan cela, dan Engkau pula yang menyuruh makhluk-Mu supaya merahasiakannya pada orang lain, itulah sebabnya Rasul-Mu menyebutku *" tuli ",* aku semata hanya mendengar kebaktian mereka, ketaatan dan kebaikan mereka, lain tidak. Selanjutnya Allah berfirman : Engkaulah bulan-Ku yang pandai menyimpan cacat, dan pekak (tuli), hamba-hamba-Ku yang punya aib. Aku terima mereka berikut aib/cacatnya berkat kehormatanmu seperti Aku menerima kamu berikut aib/cacatmu. Aku mengampuni mereka sebab menyesali dosa mereka 1 kali dalam bulan Rajab, dan dalam bulan itu pula Aku tiada mencatat kemaksiatan mereka
BalasHapus