Apabila kita makan disunnahkan memulainya dengan membaca lafazh Bismillahir
rahmaanir rahiim, hal ini sesuai dengan sabda Nabi :
عَنْ
وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ أَبِى نُعَيْمٍ قَالَ أُتِىَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِطَعَامٍ وَمَعَهُ رَبِيْبُهُ عُمَرُ بْنُ أَبِى سَلَمَةَ فَقَالَ سَمِّ اللهَ،
وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
Dari Wahb bin Kaisan, ia berkata : Pernah didatangkan kepada
Rasulullah saw sebuah makanan dan bersamanya anak tirinya, namanya Umar bin Abu
Salamah. Kemudian beliau bersabda : Sebutlah nama Allah dan makanlah makanan
yang dekat denganmu. (H. R. Bukhari no. 5378)
Imam Al-Qasthallani, ketika mengomentari sabda Rasulullah sammillaaha,
beliau berkata sebagai berikut :
وَأَقَلُّهُ كَمَا قَالَهُ النَّوَوِيُّ
بِسْمِ اللهِ وَأَفْضَلُهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
Menyebut nama Allah itu sekurang-kurangnya sebagaimana telah
dikatakan oleh Imam Nawawi, yaitu mengucapkan Bismillaah. Afdhalnya ialah
mengucapkan Bismillahir rahmaanir rahiim. (Kitab Irsyadus Sari Syarah Shahih
Bukhari, Juz VIII, halaman 211)
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ فَإِنْ نَسِىَ فِى أَوَّلِهِ
فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ فِى أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
Dari Aisyah ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila salah
seorang diantara kamu memakan makanan, maka ucapkanlah lafazh Bismillaah, Jika lupa
membacanya dipermulaan makan, maka ucapkanlah lafazh Bismillaahi fii awwalihi
wa aakhirihi. (H. R. Tirmidzi no. 1977, Ibnu Majah no. 3388)
Atau mengucapkan lafazh Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu,
berdasarkan sabda Nabi :
عَنْ
أُمَيَّةَ بْنِ مَخْشِىٍّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَرَجُلٌ
يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ
فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ قَالَ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ فَضَحِكَ
النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَا زَالَ الشَّيْطَانُ
يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى
بَطْنِهِ
Dari Umayyah bin Makhsyiy, salah seorang sahabat Rasulullah saw ia
berkata : Rasulullah saw pernah duduk dan ada seorang laki-laki sedang makan, namun
tidak membaca Bismillaah hingga makanannya tinggal satu suap lagi. Tatkala
orang itu mengangkat suapan (yang terakhi) ke mulutnya, ia mengucap : Bismillaahi
awwalahu wa aakhirahu. Nabi saw tertawa, kemudian bersabda : Setan itu
senantiasa makan berbarengan dengannya, maka tatkala ia menyebut nama Allah
Azza wa Jalla, setan memuntahkan apa yang ada dalam perutnya. (H. R. Abu Daud no. 3770).
Sunnah hukumnya membaca : Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi,
atau Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu, walaupun makannya telah selesai,
Imam Ibrahim Al-Bajuri dengan tegas mengatakan :
فَإِنَّهُ
يَأْتِي بِهَا وَلَوْ بَعْدَ اْلفَرَاغِ مِنْهُ لِيَتَقَيَّأَ الشَّيْطَانُ مَا
أَكَلَهُ
Sekalipun makan telah selesai, sunnah membacanya, agar setan
memuntahkan makanan yang dimakannya (bersamanya). (Kitab Hasyiyah Al-Bajuri,
Juz I, halaman 54)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar