عَنْ أَبِى مُوْسَى الأَشْعَرِىِّّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيْرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُوْرِ
أُمَّتِى وَأُحِلَّ لإِنَاثِهِمْ
Dari
Abu Musa Al-Asy’ari, bahwasanya Rosulullah saw, bersabda : Diharamkan memakai
kain sutera dan emas bagi umatku yang laki-laki, dan dihalalkan bagi umatku
yang perempuan. (H. R. Turmudzi no. 1824)
عَنْ
سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا أَطْهَرُ
وَأَطْيَبُ وَكَفِّنُوا فِيْهَا مَوْتَاكُمْ
Dari Samurah, dia berkata : Nabi saw, bersabda : Berpakaianlah
dengan kain putih. Sesungguhnya ia lebih suci dan lebih baik (lebih bersih
dipandang dan lebih baik menurut pandangan agama) dan kafanilah orang-orang
yang mati diantara kamu dengannya. (H. R. Nasa'i no.
1895 dan Hakim no. 7485)
Di dalam Al-Qur’an warna hijau disebutkan setidaknya sebanyak
sembilan kali. Masing-masing adalah pada Q.S: Al-An’an 6:99, Yusuf 12:43, Yusuf
12:46, Al-Kahfi 18:31, Al-Hajj 22:63, Yaasin 36:80, Ar-Rahmaan 55:64,
Ar-Rahmaan 55:76, Al-Insaan 76:21.
أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي
مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ
وَيَلْبَسُونَ ثِيَاباً خُضْراً مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا
عَلٰى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقاً
Mereka itulah
(orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian
hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar
di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan
tempat-istirahat yang indah; (Q.S. 18 Al Kahfi 31)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ
إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw, bersabda : Allah tidak
akan melihat pada hari kiamat kepada orang yang menurunkan (memakai) kainnya
karena sombong. (H. R. Bukhari no. 5788
dan Muslim no. 5584)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ ،
وَجَعَلَ فَصَّهُ مِمَّا يَلِى كَفَّهُ ، وَنَقَشَ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ .
فَاتَّخَذَ النَّاسُ مِثْلَهُ ، فَلَمَّا رَآهُمْ قَدِ اتَّخَذُوهَا رَمَى بِهِ ،
وَقَالَ « لاَ أَلْبَسُهُ أَبَدًا » . ثُمَّ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ ،
فَاتَّخَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ الْفِضَّةِ . قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَلَبِسَ
الْخَاتَمَ بَعْدَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ
عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ ، حَتَّى وَقَعَ مِنْ عُثْمَانَ فِى بِئْرِ أَرِيسَ
Dari Ibnu Umar ra, bahwa Rosulullah saw, memakai sebuah cincin dari
emas atau perak, dan dijadikannya muka cincin itu di sebelah telapak tangan
beliau, di mana terukir tulisan Muhammad Rosulullah. Orang banyak mulai memakai
cincin seperti itu pula. Setelah beliau melihat orang ramai memakai cincin
seperti itu, beliau lalu membuang cincin itu, dan berkata : Saya tidak akan
memakainya lagi untuk selama-lamanya. Kemudian beliau memakai sebuah cincin
perak. Orang banyak juga mulai memakai cincin perak. Ibnu Umar berkata :
Setelah Nabi saw, orang yang memakai cincin itu adalah Abu Bakar, lalu Umar,
lalu Utsman, sampai cincin itu jatuh dan hilang oleh Utsman ke dalam sumur di
Aris (H. R. Bukhari no. 5866)
.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَمْشِى أَحَدُكُمْ فِى نَعْلٍ وَاحِدَةٍ لِيُحْفِهِمَا جَمِيْعًا
، أَوْ لِيَنْعَلْهُمَا جَمِيْعًا
Dari Abu Hurairah ra, Rosulullah saw, bersabda : Jangan ada salah
seorang diantara kamu berjalan dengan sandal sebelah saja. Buka keduanya atau
pakai keduanya. (H. R. Bukhari no. 5856 dan Muslim no. 5617)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar