Sebab-sebab
mandi wajib ada enam, tiga di antaranya biasa terjadi pada laki-laki dan
perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus) pada perempuan saja :
1. Bersetubuh, baik keluar mani atau pun tidak
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَى الْخِتَانَانِ وَجَبَ الْغُسْلُ أَنْزَلَ أَوْ لَمْ
يُنْزِلْ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda Apabila dua
yang di khitan bertemu, maka
sesungguhnya telah diwajibkan mandi, baik keluar atau tidak keluar (mani). (H.
R.Baihaqi no. 796)
2. Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun
sebab lain dengan sengaja atau tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ جَاءَتْ أُمُّ
سُلَيْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُوْلَ اللهِ
إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحِى مِنَ
الْحَقِّ، فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ غُسْلٌ إِذَا احْتَلَمَتْ فَقَالَ نَعَمْ
إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ
Dari Umi Salamah rah ia berkata, Telah datang Ummu Sulaim kepada
Rasulullah saw, dia bertanya : Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu
memperkatakan yang hak. Apakah perempuan wajib mandi apabila bermimpi? Maka
beliau menjawab : Ya (wajib atasnya mandi), apabila ia melihat air (artinya
keluar mani). (H. R. Bukhari no. 6121)
عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍْ أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمَرْأَةِ تَرَى فِى مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ فَقَالَ لَيْسَ
عَلَيْهَا غُسْلٌ حَتَّى تُنْزِلَ كَمَا أَنَّهُ لَيْسَ عَلَى الرَّجُلِ غُسْلٌ
حَتَّى يُنْزِلَ
Dari Khaulah binti Hakim, bahwasanya ia telah bertanya kepada
Rasulullah saw mengenai perempuan yang bermimpi seperti laki-laki bermimpi, maka
beliau menjawab : Ia tidak wajib mandi sehingga keluar maninya, sebagaimana
laki-laki tidak wajib mandi apabila tidak keluar mani. (H. R. Ibnu Majah no.
645)
3. Meninggal dunia, kecuali orang mati sahid
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً وَقَصَهُ
بَعِيْرُهُ ، وَنَحْنُ مَعَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَقَالَ
النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَكَفِّنُوْهُ فِى ثَوْبَيْنِ، وَلاَ
تُمِسُّوْهُ طِيْبًا، وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ، فَإِنَّ اللهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مُلَبِّدًا
Dari Ibnu Abbas ra Bahwa ada seorang laki-laki yang sedang berihram
dijatuhkan oleh untanya yang saat itu kami sedang bersama Nabi saw. Maka Nabi saw
bersabda : Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah
dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi
tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam
keadaan bertalbiyyah.(H. R. Bukhari no. 1267)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِى
قَتْلَى أُحُدٍ لاَ تُغَسِّلُوْهُمْ
فَإِنَّ كُلَّ جُرْحٍ أَوْ كُلَّ دَمٍ يَفُوْحُ مِسْكاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِمْ
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi saw beliau bersabda tentang
kurban Peperangan Uhud. Janganlah kalian memandikannya, karena setiap luka atau
setiap darah akan menyerebak harum pada hari Kiamat. beliau tidak menyolatinya.
(H. R. Ahmad no. 14557)
4. Haid
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِى حُبَيْشٍ كَانَتْ
تُسْتَحَاضُ فَسَأَلَتِ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ذَلِكِ عِرْقٌ
وَلَيْسَتْ بِالْحَيْضَةِ، فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ
وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِى وَصَلِّى
Dari Aisyah bahwa Fatimah binti Abu Hubaisy mengalami istihadlah
(mengeluarkan datah penyakit). Maka aku bertanya kepada Nabi saw, dan beliau
menjawab : tu seperti keringat dan bukan darah haid. Jika haid datang maka
tinggalkanlah shalat dan jika telah selesai mandilah dan shalatlah. (H. R.
Bukhari no. 320)
5. Nifas, Yang dimaksud nifas adalah darah yang
keluar dari kemaluan perempuan sesudah melahirkan anak. Darah itu merupakan
darah haid yang berkumpul, tidak keluar sewaktu perempuan itu hamil
6. Melahirkan (wiladah), baik anak yang dilahirkan itu cukup umur
atau pun tidak, seperti keguguran
Al-Qadhi Ahmad
Al-Ashfahani berkata :
وَالَّذِى يُوْجِبُ اْلغُسْلَ سِتَّةُ أَشْيَاءَ : ثَلَاثَةٌ
تَشْتَرِكُ فِيْهَا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ وَهِيَ : إِلْتِقَاُء الْخِتَانَيْنِ
وَإِنْزَالُ الْمَنِيِّ وَالْمَوْتُ. وَثَلَاثَةٌ تَخْتَصُّ بِهَا النِّسَاءُ،
وَهِيَ : اَلْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَاْلوِلَادَةُ
Adapun
hal-hal yang mewajibkan mandi berjumlah enam macam : Tiga macam berbarengan
pada laki-laki dan perempuan, yaitu bertemunya dua khitan (hubungan suami
istri), keluar sperma, dan kematian. Dan yang ketiga macam lagi khusus bagi
perempuan, yaitu haid, nifas, dan wiladah (melahirkan). (Kitab Al-Ghayah
Wat-Taqrib, halaman 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar