Syaikh Abu Hamid Al-Ghazali yang
lebih dikenal dengan nama Imam Ghazali dalam kitanya menjelaskan :
وآدَابُ الصُّحْبَةِ
اْلإِيْثَارِ بِالْمَالِ. فَإِنْ لَمْ يَكُنْ هَذَا فَبَذْلُ الْفَضْلِ مِنَ الْمَالِ
عِنْدَ الْحَاجَةِ. وَاْلإِعَانَةُ بِالنَّفْسِ فِى الْحَجَاةِ عَلَى سَبِيْلِ اْلمُبَادَرَةِ
مِنْ غَيْرِ إِحْوِاجٍ إِلَى الْتِمَاسِ. وَكِتْمَانُ السِّرِّ وَسَتْرُ الْعُيُوْبِ.
وَالسُّكُوْتُ عَىْ تَبْلِيْغِ مَا يَسُوْءُهُ مِنْ مَذَمَّةِ النَّاسِ إِيَّاهُ.
وَإِبْلَاغُ مَا يَسُرُّهُ مِنْ ثَنَاءِ النَّاسِ عَلَيْهِ. وَحُسْنُ الْإِصْغَاءِ
عِنْدَ الْحَدِيْثِ. وَتَرْكُ اْلمَمَارَاتِ فِيْهِ. وَأَنْ يَدْعُوْهُ بِأَحَبِّ
أَسْمَائِهِ إِلَيْهِ. وَأَنْ يُثْنِىَ عَلَيْهِ بِمَا يُعْرَفُ مِنْ مَحَاسِنِهِ.
وَأَنْ يَشْكُرَهُ عَلَى صَنِيْعِهِ فِى وَجْهِهِ. وَأَنْ يَذُبُّ عَنْهُ فِى غَيْبَتِهِ
إِذَا تُعُرِّضَ لِعِرْضِهِ كَمَا يَذُبُّ عَنْ نَفْسِهِ. وَأَنْ يَنْصَحَهُ بِاللُّطْفِ
وَالتَّعْرِيْضِ إِذَا احْتَاجَ إِلَيْهِ. وَأَنْ يَعْفُوَ عَنْ زّلَّتِهِ وَهَفْوَتِهِ
فَلَا يَعْتِبُ عَلَيْهِ. وَأَنْ يَدْعُوَ لَهُ فِى خَلْوَتِهِ فِى حَيَاتِهِ وَبَعْدَ
مَمَاتِهِ. وَأَنْ يُحْسِنَ الْوَفَاءَ مَعَ أَهْلِهِ وَأَقَارِبِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ.
وَأَنْ يُؤَثِّرَ التَّحْفِيْفَ عَنْهُ فَلَا يُكَلِّفُهُ شَيْئًا مِنْ حَاجَاتِهِ
وَيُرَوِّحُ قَلْبَهُ مِنْ مُهِمَّاتِهِ.
وَأَنْ يُطْهِرَ اْلفَرَحَ بِجَمِيْعِ مَا يَرْتَاحُ لَهُ مِنْ مَسَارِهِ وَالْحَزَنَ
عَلَى مَا يَنَالُهُ مِنْ مَكَارِهِهِ. وَأَنْ يُضْمِرَ فِى قَلْبِهِ مِثْلَ مَا يُظْهِرُهُ
فَيَكُوْنُ صَادِقًا فِى وُدِّهِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً. وَأَنْ يَبْدَأَهُ بِالسَّلَامِ
عِنْدَ إِقْبَالِهِ. وَأَنْ يُوَسِّعَ لَهُ فِى الْمَجْلِسِ وَيَخْرُجُ لَهُ مِنْ مَكَانِهِ،
وَأَنْ يُشَيِّعَهُ عِنْدَ قِيَامِهِ. وَأَنْ يَصْمُتَ عِنْدَ كَلَامِهِ حَتَّى يَفْرُغَ
مِنْ خِطَابِهِ وَيَتْرُكَ الْمُدَاخَلَةَ فِى كَلَامِهِ. وَعَلَى الْجُمْلَةِ فَيُعَامِلُهُ
بِمَا يُحِبُّ أَنْ يُعَامِلَ بِهِ فَمَنْ لَا يُحِبُّ لِأَخِيْهَ مِثْلَ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ فَإِخْوَتُهُ نِفَاقٌ وَهِيَ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
وَبَالٌ
Adab dalam bergaul atau bersahabat adalah mengutamakan teman dalam
hal harta, jika tidak, maka dengan mengeluarkan kelebihan harta ketika
dibutuhkan. Membantu sepenuh jiwa saat diperlukan secara langsung tanpa
diminta. Menyimpan rahasia teman. Menyembunyikan aib teman. Tidak menyampaikan
cemoohan orang kepadanya. Memberitakan pujian orang kepadanya. Penuh perhatian
terhadap apa yang dibicarakannya. Menghindari perdebatan dengan teman. Memanggil dengan nama yang paling disukainya. Memuji
kebaikannya. Berterima kasih atas bantuan baiknya. Membela kehormatannya di
saat ia tidak ada sebagaimana ia membela kehormatannya sendiri. Menasihatinya
dengan lemah lembut dan jelas jika memang diperlukan. Memaafkan ketika ia salah
dan tidak malah mencaci. Mendoakannya di saat berkhalwat dengan Allah, baik
ketika masih hidup maupun ketika sudah meninggal. Tetap setia kepada keluarga
dan kerabatnya manakala ia sudah meninggal dunia. Ikut meringankan bebannya dan
bukan justru memberatkan hajatnya. Menghibur hatinya dari segala kerisauan. Menampakkan
kebahagiaan atas kemudahan yang ia dapatkan, ikut bersedih atas hal buruk yang
menimpanya. Menyembunyikan di dalam hati
apa yang ia sembunyikan sehingga ia benar-benar setia secara lahir maupun batin.
Mendahuluinya dalam mengucapkan salam ketika bertemu. Melapangkan tempat duduk
untuknya, apabila tidak memungkinkan maka hendaknya beranjak dari tempat
duduknya dan mempersilahkan teman untuk duduk di tempatnya. Mengantarkan teman
ketika ia berdiri hendak keluar dari rumahnya. Diam ketika ia berbicara sampai
selesai dengan tidak menyela atau memotongnya.
Ringkasnya, hendaknya ia
memperlakukan temannya itu sebagaimana ia senang kalau diperlakukan demikian.
Siapa yang tak mencintai saudaranya sebagaima ia mencintai dirinya sendiri,
berarti ia telah dihiasi nifak (sifat munafik). Ini merupakan bencana baginya
di dunia dan di akhirat. (Kitab Bidayatul Hidayah, halaman 100-102)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar