Imam membaca ayat dengan keras
ketika shalat dhuhur dan ashar hukumnya boleh, cuma para ulama memandang sunnah
bila imam tidak mengeraskan bacaannya.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ
النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ اْلأُوْلَيَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ
وَالْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُوْرَةٍ وَيُسْمِعُنَا اْآيَةَ أَحْيَانًا
وَيَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Dari Abdullah bin Abu
Qatadah dari ayahnya bahwa Nabi saw pada dua rakaat yang pertama dari shalat
dzuhur dan ashar membaca Al-Fatihah sertan surat-surat, dan ayat yang beliau
baca itu kadang-kadang diperdengarkan kepada kami, dan pada dua rakaat yang
terahir beliau membaca Al-Fatihah saja. (H. R. Muslim no. 1041)
Menanggapi hadits di aras Imam
Nawawi berkata dalam kitabnya :
وَقَوْلُهُ : ( وَكَانَ يُسْمِعنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا ) هَذَا
مَحْمُوْلٌ عَلَى أَنَّهُ أَرَادَ بِهِ بَيَانَ جَوَازِ الْجَهْرِ فِي الْقِرَاءَةِ
السِّرِّيَّةِ . وَأَنَّ الْإِسْرَارَ لَيْسَ بِشَرْطٍ لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ بَلْ
هُوَ سُنَّةٌ
Maksud sabda Nabi saw : (Dan
ayat yang beliau baca itu kadang-kadang diperdengarkan kepada kami), ini adalah
untuk memberikan penjelasan atas bolehnya jahar (keras) di dalam bacaan yang
tidak keras, dan tidak keras itu bukanlah syarat sahnya shalat, namun hukumnya
sunnah. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz II, halaman 202)
Dan kesunnahan tidak
mengeraskan bacaan dalam shalat dzhur dan ashar ini, sesuai dengan hadits Nabi
saw :
عَنْ أَبِى مَعْمَرٍ قَالَ قُلْتُ لِخَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ أَكَانَ
النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ . قَالَ قُلْتُ
بِأَىِّ شَىْءٍ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ قِرَاءَتَهُ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ
Dari Abu Ma'mar ia berkata
: Aku bertanya kepada sahabat Khabbab bin Al-Arat : Apakah Nabi saw biasa
membaca ayat di dalam shalat dzuhur dan ashar? Ia menjawab : Ya. Kemudian aku
bertanya : Melalui apa kalian mengetahui bacaannya? Ia menjawab : Melalui
goyangan janggutnya. (H. R. Bukhari no. 761)
Syaikh Abdurrahman Al-'Alawi
dalam kitabnya berkata :
وَمِنْهَا اْلإِسْرَارُ
فْى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ ....
Dan di antara sunnah-sunnahnya shalat adalah tidak mengeraskan
bacaan dalam shalat dzuhur dan ashar .... (Kitab Al-Halaqatur Rabi'ah
Minaddurusil Fiqhiyah, halaman 57)
Blog yg bermanfaat..semoga barakah
BalasHapus