Shalat birrul walidain,
shalat tolak balak dan sejenisnya adalah tidak sah dan hukumnya haram, apabila
shalat itu diniatkan shalat birrul walidain atau shalat tolak balak. Dan
apabila shalat itu diniatkan shalat sunnah mutlak, maka hukumnya tidak mengapa
(boleh), dan setelah shalat itu berdoa dengan doa apa yang dimaksud di atas.
Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami
dalam kitabnya menjelaskan :
لَا تَجُوْزُ وَلَا تَصِحُّ هَذِهِ الصَّلَوَاتُ بِتِلْكَ النِّيَّاتِ
الَّتِي اسْتَحْسَنَهَا الصُّوْفِيَّةُ مِنْ غَيْرِ
أَنْ يَرِدَ لَهَا أَصْلٌ فِي السُّنَّةِ نَعَمْ إنْ نَوَى مُطْلَقَ الصَّلَاةِ
ثُمَّ دَعَا بَعْدَهَا بِمَا يَتَضَمَّنُ نَحْوَ اسْتِعَاذَةٍ أَوِ اسْتِخَارَةٍ
مُطْلَقَةٍ لَمْ يَكُنْ بِذَلِكَ بَأْسٌ
Tidak boleh dan tidak sah shalat dengan niat-niat yang dianggap baik
oleh kalangan sufi tanpa dasar hadits sama sekali. Namun jika memutlakkan niat
shalat kemudian berdoa sesudahanya dengan doa yang berisikan permohonan
perlindungan atau istikharah (meminta petunjjuk kepada Allah untuk dipilihkan
yang baik) secara mutlak, maka hal tersebut diperbolehkan. (Kitab Tuhfatul
Muhtaj fi Syafhil Minhaj, Juz 7, halaman
317)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar