Malam nishfu Sya'ban mempunyai beberapa keutamaan, beberapa
hadits menyebutkan hal itu dan juga disebutkan oleh beberapa ulama, di
antaranya adalah :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ
فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيْعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِيْنَ أَنْ يَحِيْفَ اللهِ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ.
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّى ظَنَنْتُ أَنَّكَ
أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ. فَقَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لَأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ
Dari Aisyah ia berkata :
Pada suatu malam, saya kehilangan Rasulullah saw. Setelah saya keluar
mencarinya, ternyata beliau ada di Baqi’ beliau bersabda : Apakah kamu takut
Allah dan Rasulnya mengabaikanmu? Aku berkata : saya mengira engkau mengunjungi sebagian di
antara istri-istri engkau. Nabi bersabda : Sesungguhnya (rahmat) Allah turun ke
langit yang paling bawah pada malam nishfu Sya’ban dan Ia mengampuni dosa-dosa
yang melebihi dari jumlah bulu kambing milik suku Kalb. (H. R.
Tirmidzi no. 744, Ibnu Majah no. 1452 dan lainnya)
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى
خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلاَّ لاِثْنَيْنِ
مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ
Dari
Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Allah swt
memperhatikan hambanya (dengan
penuh rahmat) pada malam nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni kepada hamba-hamba-Nya kecuali dua orang
yang tidak diampuninya, yaitu orang yang bermusuhan dan pembunuh orang. (H. R.
Ahmad no 6801)
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Dari
Mu'adz bin Jabbal, dari Nabi saw bersabda : Allah swt memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam nishfu Sya’ban, kemudian Ia
akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (H. R. Thabrani
no. 16639 dalam Al-Mu'jam Al-Kabir)
Syaikh Abu Al-‘Ula Muhammad Abdurrahman dalam kitabnya
mengatakan :
فَهَذِهِ
اْلأَحَادِيْثُ بِمَجْمُوْعِهَا حُجَّةٌ عَلَى مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ
فِي فَضِيْلَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ شَيْءٌ وَاللهُ تَعَالَى
أَعْلَمُ
Dan
hadits-hadits di atas secara keseluruhan merupakan sebuah hujjah yang membantah
anggapan sebagian ulama yang berpendapat bahwa tidak ada satupun dalil kuat
yang menjelaskan tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban. Dan Allah Ta'ala yang
lebih tahu. (Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan
Al-Tirmidzi, Juz II, halaman 277)
Syaikh Muhammad Abdurrauf Al-Munawi dalam kitabnya mengatakan :
قَالَ
الشَّافِعِى بَلَغَنَا أنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِى خَمْسِ لَيَالٍ أوَّلِ
لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ وَلَيْلَتَىِ اْلعِيْدِ
وَلَيْلَةِ الْجُمُعَةِ
Imam
Syafii berkata: Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam,
yaitu awal malam bulan Rajab, malam nishfu Sya’ban, dua malam hari raya dan
malam Jum'at. (Kitab Faidh Al-Qadir 'ala Al-Jami' Al-Shaghir, Juz VI, halaman 50)
Syaikh Abdurrahman bin
Abdussalam dalam kitabnya mengatakan :
قَالَ
عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ مَا بَعْدَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَفْضَلُ مِنْ لَيْلَةِ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَهِىَ مِنَ اللَّيَالِى الَّتِى يُسْتَجَابُ فِيْهَا
الدُّعَاءُ. قَالَ النَّوَوِى عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ مِنَ التَّابِعِيْنَ
Atha’ bin
Yasar berkata : Tidak ada malam yang lebih utama setelah lailatul Qadar
dibandingkan dengan malam nishfu Sya’ban. Ia merupakan salah satu malam yang
mustajabah untuk berdoa. Nawawi berkata : Atha' bin Yasar
adalah termasuk golongan tabi'in. (Kitab Nuzhah Al-Majalis, Juz
I, halaman 147)
Imam Qurthubi dalam kitabnya mengatakan :
وَقَالَ
عِكْرِيْمَةُ هِىَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يُبْرَمُ فِيْهَا أَمْرُ
السَّنَةِ وَيُنْسَخُ اْلأَحْيَاءُ مِنَ اْلأَمْوَاتِ وَيُكْتَبُ الْحَاجُّ فَلاَ
يُزَادُ فِيْهِمْ أَحَدٌ وَلاَ يُنْقَصُ مِنْهُمْ أَحَدٌ وَرَوَى عُثْمَانُ بْنُ
الْمُغِيْرَةِ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُقْطَعُ اْلأَجَالُ مِنْ شَعْبَانَ إلَى شَعْبَانَ حَتَّى أَنَّ
الرَّجُلَ لَيَنْكِحُ وَيُوْلَدُ لَهُ وَقَدْ خُرِجَ اسْمُهُ فِى الْمَوْتَى ......
وَقَالَ اْلقَاضِى أبُوْ بَكْرِ بْنِ الْعَرَبِي وَجُمْهُوْرُ الْعُلَمَاءُ عَلَى
أنَّهَا لَيْلَةُ اْلقَدْرِ
Ikrimah
berpendapat bahwa yang dimaksud Lailah Al-Mubarakah itu adalah malam nishfu
Sya’ban. Di malam itu Allah menentukan semua urusan dalam peristiwa setahun,
menghapus nama-nama orang dari daftar calon orang meninggal dan mencatat
nama-nama orang yang akan melaksanakan haji tanpa ditambah atau dikurangi.
Utsman bin Mughirah meriwayatkan hadits, ia berkata, Nabi saw bersabda : Ajal ditentukan dari satu Sya’ban ke bulan Sya’ban
berikutnya, hingga seseorang menikah, dikaruniai anak dan namanya dikeluarkan
dari orang-orang yang akan meninggal. (H.R. Ibnu Abi Dunya dan Al-Dailami)
..... Qadli Abu Bakar bin Al-Araby berkata : Para Ulama mengatakan bahwa malam
tersebut adalah lailatul Qadar. (Kitab Tafsir Al-Qurthubi, Juz XVI, halaman 126-127)
Syaikh Sulaiman bin
Manshur Al-Jamal dalam kitabnya mengatakan :
(قَوْلُهُ: تُعْرَضُ اْلأَعْمَالُ) أَيْ
تُعْرَضُ عَلَى اللهِ تَعَالَى وَكَذَا تُعْرَضُ فِي لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ
وَفِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَاْلأَوَّلُ عَرْضٌ إِجْمَالِيٌّ بِاعْتِبَارِ
اْلأُسْبُوْعِ، وَالثَّانِي بِاعْتِبَارِ السَّنَةِ
(Perkataannya : Amal-amal tersebut
diperlihatkan), maksudnya diperlihatkan kepada Allah, begitu pula diperlihatkan
pada malam nishfu Sya’ban dan lailatul Qadar. Yang pertama (Senin-Kamis)
merupakan laporan amal mingguan. Yang kedua (nishfu Sya’ban dan lailatul Qadar)
merupakan laporan amal tahunan. ( Hasyiyah Al-Jamal 'ala Syarh Al-Minhaj, Juz VIII, halaman 323)
Saya setuju dan terima kasih menambah khazanah Ilmu dan kemantapan dalam beramal khususnya AMALAN NISFU SYAKBAN ini
BalasHapus