Yang
wajib mengqodho atau membayar fidyah dari orang yang diperbolehkan meninggalkan
puasa di bulan Ramadhan adalah :
1. Anak-anak,
jika sudah baligh maka ia wajib mengqodho dan tidak wajib membayar fidyah. Jika
belum baligh maka tidak wajib mengqodho dan tidak wajib membayar fidyah.
2.
Wanita Haid, hanya wajib
mengqodho dan tidak wajib membayar fidyah.
عَنْ مُعَاذَةَ قَالَتْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ مَا بَالُ
الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِى الصَّلاَةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ
أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ كَانَ
يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ
الصَّلاَةِ
Dari Mu'adzah dia berkata, saya bertanya kepada
Aisyah seraya berkata, Kenapa gerangan wanita yang haid mengqodho puasa dan
tidak mengqodho shalat? Maka Aisyah menjawab : Apakah kamu dari golongan
Haruriyah? Aku menjawab, Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.
Dia menjawab : Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk
mengqodho puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqodho shalat. (H. R. Muslim
no 789, Daud 263 dan lainnya)
3.
Wanita Nifas, hanya wajib
mengqodho dan tidak wajib membayar fidyah
4. Musafir, (bepergian
dalam perjalanan jauh +/- 81.KM), wajib
mengqodho saja dan tidak wajib membayar fidyah
5. Wanita hamil dan menyusui, wajib mengqodho’ saja jika dia hawatir akan dirinya sendiri.
Wajib mengqodho saja jika dia khawatir akan dirinya sendiri sekaligus hawatir
keadaan anaknya. Wajib mengqodho dan sekaligus membayar fidyah jika dia
khawatir akan keselamatan bayinya (takut keguguran, atau kurang susu yang dapat
menyebabkan anaknya kurus). dan tidak hawatir akan dirinya sendiri.
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ اللهِ بْنِ
كَعْبٍ قَالَ أَغَارَتْ عَلَيْنَا خَيْلُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَوَجَدْتُهُ يَتَغَدَّى فَقَالَ ادْنُ فَكُلْ فَقُلْتُ إِنِّيْ صَائِمٌ
فَقَالَ ادْنُ أُحَدِّثْكَ عَنِ الصَّوْمِ أَوِ الصِّيَامِ إِنَّ اللهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ
الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلَاةِ وَعَنِ الْحَامِلِ أَوِ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ
الصِّيَامَ
Dari
Anas bin Malik seorang lelaki dari bani Abdullah bin Ka'ab berkata, Pasukan
Rasulullah saw menyerbu kaum kami secara diam-diam, lalu saya mendatangi beliau
dan ternyata beliau sedang makan siang, lantas beliau bersabda : Mendekat dan
makanlah. saya menjawab, saya sedang berpuasa, beliau bersabda lagi :
Mendekatlah niscaya akan saya jelaskan kepadamu tentang puasa, sesungguhnya
Allah Ta'ala tidak mewajibkan puasa atas musafir dan memberi keringanan separoh
shalat untuknya juga memberi keringan bagi wanita hamil dan menyusui untuk
tidak berpuasa. (H. R. Tirmidzi no. 719, Ahmad no. 19563)
6. Orang
gila, bila gilanya itu
disengaja maka wajib mengqodho saja dan tidak wajib membayar fidyah. Tatapi
bila gilanya tidak disengaja maka tidak wajib mengqodho dan tidak wajib
membayar fidyah
7. Orang
sakit, jika masih ada
harapan sembuh maka wajib mengqodho setelah sembuh dan tidak wajib membayar
fidyah. Dan jika menurut keterangan dokter sakitnya sudah tidak ada harapan
sembuh maka ia tidak wajib mengqodho, akan tetapi hanya wajib membayar fidyah
8. Orang
tua, bila sudah sangat
tua dan tidak ada kemampuan untuk berpuasa maka disamakan dengan orang sakit
yang tidak ada harapkan untuk sembuh, maka tidak wajib mengqodho tapi hanya
wajib membayar fidyah saja.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رُخِّصَ لِلشَّيْخِ الْكَبِيْرِ أَنْ
يُفْطِرَ وَيُطْعِمَ عَنْ كُِِّ يَوْمٍ مِسْكِيْنًا وَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Orang lanjut usia diperbolehkan
berbuka dengan memberi makan setiap hari seorang miskin, ia tidak wajib
mengqodho. (H. R. Abu Daud no. 8578, Daruquthni no. 2105 dan lainnya)
Fidyah adalah memberi makan fakir miskin
setiap hari yang ia tinggalkan dengan 1 mud atau 6,7 ons atau 3/4 liter makanan
seperti beras
وَعَلٰى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ
Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi
makan seorang miskin. (Q.S. 2 Al Baqarah 184)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar