Rukun (fardhu) puasa
1. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadhan,
maksudnya malam sebelum puasa pada pagi harinya
عَنْ حَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ
لَهُ
Dari Hafshah istri Nabi
saw bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang tidak berniat puasa
pada malamnya sebelum fajar terbit (shubuh), maka tiada puasa baginya. (H. R.
Abu Daud no. 2456, Baihaqi no. 8161 dan lainnya)
Kecuali puasa sunnah, boleh
berniat pada siang hari, asal sebelum zawal (matahari condong ke barat)
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ
النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ
فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ
أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِيْنِيْهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا.
فَأَكَلَ
Dari Aisyah Ummul Mu'minin
ia berkata : Pada suatu hari Nabi saw datang ke (rumah) saya, beliau bertanya :
Adakan makanan padamu? Kami menjawab : Tidak ada apa-apa. Beliau lalu bersabda
: Kalau begitu baiklah, sekarang saya puasa. Kemudian pada hari lain beliau
datang pula, Lalu kami berkata : Ya Rasulullah, kita telah diberi hadiah kue
haisun. Maka beliau bersabda : Mana kue itu. Sebenarnya saya dari pagi puasa.
Lalu beliau makan kue itu. (H. R. Muslim
no. 2771)
2. Menahan diri, dari segala yang membatalkan puasa sejak
terbit fajar (shubuh) sampai terbenamnya matahari (maghrib)
Yang membatalkan puasa.
1. Makan dan minum
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. (Q.S. 2 Al Baqarah 187)
Makan dan minum yang
membatalkan puasa ialah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalau tidak sengaja,
misalnya lupa maka tidak membatalkan puasa.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ نَسِىَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ
صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ
Dari Abu Hurairah ra ia
berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam
keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya
disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberi makan dan minum
kepadanya. (H. R. Muslim no. 2772)
2. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke
dalam. Muntah yang tidak disengaja tidaklah membatalkan puasa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ ذَرَعَهُ الْقَىْءُ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَمَنِ
اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ
Dari Abu Hurairah,
bahwasanya Nabi saw bersabda : Barang siapa terpaksa muntah, tidaklah wajib
mengqodho puasanya, dan barang siapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah
ia mengqodho puasanya. (H. R. Tirmidzi no. 724, Ahmad no. 10737 dan lainnya)
3. Bersetubuh di siang
hari
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan
istri-istri kamu. (Q.S. 2 Al Baqarah 187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar