1. Menyegerakan berbuka
apabila telah nyata dan yakin bahwa matahari telah terbenam (maghrib)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Sahal bin Sa'ad, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Senantiasa manusia dalam kebaikan selama
mereka menyegerakan berbuka puasa. (H. R. Bukhari no. 1957, Muslim no. 2608)
2. Berbuka dengan kurma, sesuatu yang manis atau dengan air.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah saw berbuka dengan
ruthab (kurma muda) sebelum shalat, kalau tidak ada dengan kurma, kalau tidak
ada juga beliau minum beberapa teguk. (H. R. Abu Daud no. 2358, Tirmidzi no.
700)
3. Berdoa sewaktu berbuka puasa
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ اَللهم لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ
أَفْطَرْتُ
Dari Muadz bin Zuhrah, sampai kepadanya bahwasanya Nabi ketika
berbuka puasa beliau berdoa : ALLAAHUMMA LAKA SHUMTU WA
'ALAA RIZQIKA AFTHARTU (Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki
pemberian-Mu aku berbuka). (H. R. Abu Daud no. 2360, Baihaqi no. 8392 dan
lainnya)
مَرْوَانُ - يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ - الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ
ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ
وَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ
وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Marwan bin Salim Al
Muqaffa' berkata : Saya melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya dan memotong
jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan ia berkata : Dahulu Rasulullah saw
apabila berbuka beliau mengucapkan: DZAHABAZH ZHAMAA`U WABTALLATIL 'URUUQU WA
TSABATAL AJRU IN SYAA ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan,
dan telah tetap pahala insya Allah). (H.
R. Abu Daud no. 2359, Baihaqi no. 8391 dan lainnya).
4. Makan sahur sesudah tengah nalam, dengan maksud supaya menambah
kekuatan ketika puasa
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوْا
فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً
Dari Anas ra, ia berkata, Rasulullah saw
bersabda : Makan sahurlah kalian, karena (makan) di waktu sahur itu mengandung
barakah. (H. R. Muslim no. 2603)
5. Mengahirkan
makan sahur
عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلاَلٍ أَنْتَ يَا بِلاَلُ تُؤَذِّنُ إِذَا كَانَ الصُّبْحُ
سَاطِعًا فى السَّمَاءِ فَلَيْسَ ذَلِكَ بِالصُّبْحِ إِنَّمَا الصُّبْحُ هَكَذَا
مُعْتَرِضًا. ثُمَّ دَعَا بِسَحُوْرِهِ فَتَسَحَّرَ وَكَانَ يَقُوْلُ لاَ تَزَالُ
أُمَّتِى بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوْا السَّحُوْرَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Abu Dzar bahwa Nabi saw bersabda pada Bilal : Wahai Bilal,
kalau subuh telah beranjak ke langit maka itu bukanlah subuh, subuh itu nampak
seperti ini, lalu beliau menyuruh untuk
sahur dan beliau pun sahur seraya bersabda : Umatku akan selalu dalam kebaikan
selama mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa. (H. R. Ahmad no.
22127)
6. Memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang puasa
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ
لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy ia berkata, Rasulullah saw bersabda
: Barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang puasa, maka ia
mendapat pahala sebanyak pahala orang yang puasa itu, tidak kurang sedikitpun. (H.
R. Tirmidzi no. 812, Ahmad no. 17496)
7. Hendaknya memperbanyak sedekah selama dalam bulan puasa
عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ
لِتَعْظِيْمِ رَمَضَانَ. قِيْلَ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِى
رَمَضَانَ
Dari Anas ia berkata, Nabi saw pernah ditanya : Puasa apa yang
lebin utama setelah puasa Ramadhan? Maka beliau menjawab : Sya'ban untuk mengagungkan
Ramadhan. Ditanya kembalai : Kapankah sedekah yang lebih utama? beliau menjawab
: Sedekah pada bulan Ramadhan. (H. R.
Tirmidzi no. 665, Baihaqi no. 8780)
8. Memperbanyak berdoa selama menjalankan ibadah puasa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ
حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى
لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
saw bersabda : Ada tiga orang yang
doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia
berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari
kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi
kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H. R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994)
9. Memberbanyak membaca Al-Qur'an dan ibadah-ibadah lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar