Sepuluh hari
pertama di bulan Dzulhijjah disunnahkan memperbanyak amal shaleh, hal ini
sesuai hadits :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ
الْعَشْرِ. فَقَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ
ذَلِكَ بِشَىْءٍ
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Tidak ada
hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah melebihi
10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat
lantas bertanya : Apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?
Maka Rasulullah saw bersabda : Bahkan amal pada 10 hari Dzulhijjah lebih baik
dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan
dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya)
sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik. (H. R.
Tirmidzi no. 762, Abu Daud no. 2440, Ibnu Majah no. 1799).
Amal shalih (amal kebajikan) yang
disebutkan di dalam hadits bersifat umum. Oleh karena itu, dapat berupa apa
saja seperti memperbanyak dzikir, shalawat, shadaqah, berbuat baik kepada orang
lain, taubat kepada Allah, shalat malam, membaca Al-Qur’an, puasa dan lain
sebagainya.
Syaikh
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya mengatakana :
واستدل به على فضل صيام عشر ذي الحجة لاندراج الصوم في العمل
Hadits ini menjadi dalil
keutamaan puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, karena puasa termasuk amal
saleh. (Kitab Fathul Bari,
Juz II, halaman 460).
Banyak
hadits yang menerangkan kesunnahan dan pentingnya puasa sepuluh hari pertama di
bulan Dzulhijjah, di antaranya adalah :
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُوْرَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ
أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Dari
Hafshah, ia berkata : Ada empat macam yang tidak pernah
ditinggalkan oleh Nabi saw : Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), puasa 10 hari
(di bulan Dzulhijjah), puasa tiga hari pada setiap bulan, dan melakukan shalat
dua rakaat sebelum shalat subuh. (H. R. Nasa'i no. 2415, Ahmad no. 27216, dan
lainnya)
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامٌ أَحَبُّ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ أَنْ
يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ أَيَّامِ الْعَشْرِ وَإِنَّ صِيَامَ يَوْمٍ فِيْهَا
لَيَعْدِلُ صِيَامَ سَنَةٍ وَلَيْلَةٍ فِيْهَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
saw bersabda : Tidak ada hari-hari di dunia ini yang paling Allah sukai untuk
beribadah kepada-Nya selain sepuluh hari (di bulan Dzulhijjah). Berpuasa satu
hari pada hari itu sebanding dengan puasa satu tahun, dan satu malam pada saat
itu menyerupai malam lailatul qadar. (H. R. Ibnu Majah no. 1800, Tirmidzi no.
763)
Maksud sepuluh hari di sini adalah
sembilan hari dimulai tanggal satu sampai tanggal sembilan Dzulhijjah, sebab
tanggal sepuluh Dzulhijjah diharamkan untuk berpuasa
Imam Nawawi dalam kitabnya berkata :
وَالْمُرَادُ
بِالْعَشْرِ هُنَا : اَلْأَيَّامُ التِّسْعَة مِنْ أَوَّلٍ ذِي الْحِجَّةِ
Yang dimaksud sepuluh
hari di sini ialah sembilan hari, terhitung dari tanggal satu Dzulhijjah.
(Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz IV, halaman 209)
Juga di sunnahkan memperbanyak dzikir,
tahlil, takbir dan tahmid, sesuai dengan hadits di bawah ini :
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ
الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ
وَالتَّحْمِيْدِ
Dari Ibnu Umar, Dari Nabi saw, beliau
bersabda :Tidak ada hari yang lebih agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat
kebaikan di dalamnya dari pada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah
pada saat itu Tahlil, Takbir dan Tahmid. (H. R.Ahmad
no. 5575)
Baca pula tulisan kami : http://www.wongsantun.com/2016/12/hukum-puasa-tarwiyah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar