Janin
(bayi) dalam kandungan ibunya mengalami perkembangan (pertumbuhan) sampai ditiupkannya
roh kedalam janin itu.
Dalam
A-lQur'an disebutkan :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ( ) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ( ) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ ( )
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. (Q.S. 23 Al Mu'minuun 12-14)
Dalam
Hadits disebutkan:
عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ قَالَ عَبْدُ اللهِ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ
خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً
مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ مَلَكًا، فَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ
وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيْدٌ . ثُمَّ يُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ، فَإِنَّ الرَّجُلَ
مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلاَّ
ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ،
وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلاَّ ذِرَاعٌ،
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Dari
Zaid bin Wahb berkata, Abdullah telah bercerita kepada kami, Rasulullah saw dia
adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, bersabda : Sesungguhnya setiap orang
dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya
selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (segumpal darah)) selama itu
pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian
Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya,
tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan
ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga
dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului
oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni
neraka, dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan
neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan
taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga. (H. R. Bukhari no.
3208)
Al-Hafizh Ibnu Rajab menegaskan dalam kitabnya :
فهذا الحديث يدل على أنه يتقلب في مائة وعشرين يوما ، في ثلاثة أطوار،
في كل أربعين يوما منها يكون في طور ، فيكون في الأربعين الأولى نطفة، ثم في
الأربعين الثانية علقة ، ثم في الأربعين الثالثة، مضغة ثم بعد المائة وعشرين يوما
ينفخ الملك فيه الروح، ويكتب له هذه الأربع الكلمات .
Hadits
ini menunjukkan bahwa kandungan berubah ubah selama 120 hari dalam 3 tingkatan, setiap 40 harinya ada satu
tingkatan, jadi 40 hari pertama berupa sperma, kemudian 40 hari kedua berupa
segumpal darah kemudian 40 hari ketiga berupa segumpal daging. Kemudian setelah
120 hari malaikat meniupkan Ruh dan di tulis baginya empat kalimat tersebut. (Kitab Jami'ul Ulum wal-Hikam, Juz
I, halaman 48)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar