Jika
seseorang telah menyerahkan shadaqah jariyahnya ke suatu tempat (masjid,
mushalla, pondok pesantren atau lainnya), dengan niat yang penuh ikhlas, dan
oleh fihak masjid atau lainnya di masukkan di kotak amal, namun kotak amal
tersebut dicuri orang, maka orang yang menyerahkan shadaqah itu tetap mendapat
pahala dari Allah, namun dipandang baik sekali (sunnah) jika orang tersebut
mengulangi shadaqahnya atau infaknya. Dalam hadits disebutkan :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلىَّ
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ، قَالَ رَجُلٌ لأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ.
فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدِ سَارِقٍ فَأَصْبَحُوْا يَتَحَدَّثُوْنَ
تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ. فَقَالَ اَللهم لَكَ الْحَمْدُ لأَتَصَدَّقَنَّ
بِصَدَقَةٍ. فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدَىْ زَانِيَةٍ ،
فَأَصْبَحُوْا يَتَحَدَّثُوْنَ تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ . فَقَالَ اَللهم
لَكَ الْحَمْدُ عَلَى زَانِيَةٍ، لأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ. فَخَرَجَ
بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدَىْ غَنِىٍّ فَأَصْبَحُوْا يَتَحَدَّثُوْنَ تُصُدِّقَ
عَلَى غَنِىٍّ فَقَالَ اَللهم لَكَ الْحَمْدُ، عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ
وَعَلَى غَنِىٍّ. فَأُتِىَ فَقِيْلَ لَهُ أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ
فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ
فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا، وَأَمَّا الْغَنِىُّ فَلَعَلَّهُ
يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللهُ
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : Ada seorang laki-laki berkata : Aku pasti
akan bershadaqah. Lalu dia keluar dengan membawa shadaqahnya dan ternyata jatuh
ke tangan seorang pencuri. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan
bahwa dia telah memberikan shadaqahnya kepada seorang pencuri. Mendengar hal
itu orang itu berkata : Ya Allah segala puji bagi-Mu, aku pasti akan
bershadaqah lagi. Kemudian dia keluar dengan membawa shadaqahnya lalu ternyata
jatuh ke tangan seorang pezina. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan
bahwa dia tadi malam memberikan shadaqahnya kepada seorang pezina. Maka orang
itu berkata, lagi : Ya Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata shadaqahku jatuh)
kepada seorang pezina, aku pasti akan bershadaqah lagi. Kemudian dia keluar
lagi dengan membawa shadaqahnya lalu ternyata jatuh ke tangan seorang yang
kaya. Keesokan paginya orang-orang kembali ramai membicarakan bahwa dia
memberikan shadaqahnya kepada seorang yang kaya. Maka orang itu berkata : Ya
Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata shadaqahku jatuh) kepada seorang pencuri,
pezina, dan orang kaya. Setelah itu orang tadi bermimpi dan dikatakan padanya :
Adapun shadaqah kamu kepada pencuri, mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari
perbuatannya, sedangkan shadaqah kamu kepada pezina, mudah-mudahan dapat
mencegahnya berbuat zina kembali dan shadaqah kamu kepada orang yang kaya
mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran baginya agar menginfaqkan harta yang
diberikan Allah kepadanya. (H. R. Bukhari no. 1421, Muslim no. 2409)
Syaikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya menegaskan :
وَفِيْهِ أَنَّ نِيَّةَ الْمُتَصَدِّقِ إِذَا كَانَتْ صَالِحَةُ
قُبِلَتْ صَدَقَتُهُ وَلَوْ لَمْ تَقَعِ الْمَوْقِعَ
Hadits itu memberi pengertian bahwa niat seseorang yang bershadaqah,
jika memang niatnya baik maka shadaqahnya akan diterima sekalipun shadaqahnya
itu tidak mengenai sasarannya. (Kitab Fathul
Bari Syarah Shahih Bukhari, Juz V, halaman 18).
Imam
Syihabuddin Al-Qasthallani dalam kitabnya menegaskan :
وَاِنَّ نِيَّةَ الْمُتَصَدِّقِ إِذَا كَانَتْ صَالِحَةُ قُبِلَتْ
صَدَقَتُهُ وَلَوْ لَمْ تَقَعِ الْمَوْقِعَ وَاسْتِحْبَابُ اِعَادَةِ الصَّدَقَةِ
اِذَا لَمْ تَقَعِ الْمَوْقِعَ
Dan sesungguhnya niat orang yang bershadaqah, jika memang niatnya
baik maka shadaqahnya akan diterima sekalipun shadaqahnya itu tidak mengenai
sasarannya. Dan sunnah mengulangi shadaqahnya jika tidak mengenai sasarannya.
(Kitab Irsyadus Sari Syarah Shahih Bukhari, Juz III, halaman 23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar