عَنْ عَبْدُ الْحَمِيْدِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ شَيْبَةَ قَالَ جَلَسْتُ
إِلَى سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ فَحَدَّثَنِى أَنَّ جَدَّهُ حَزْنًا قَدِمَ
عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا اسْمُكَ . قَالَ اسْمِى حَزْنٌ . قَالَ بَلْ أَنْتَ
سَهْلٌ. قَالَ مَا أَنَا بِمُغَيِّرٍ اسْمًا سَمَّانِيْهِ أَبِى. قَالَ ابْنُ
الْمُسَيَّبِ فَمَا زَالَتْ فِيْنَا الْحُزُوْنَةُ بَعْدُ
Dari Abd Al-Hamid bin Jubair bin Syaibah, ia berkata : Aku duduk
bersama Sa’id bin Al-Musayyab kemudian ia menceritakan kepadaku bahwa kakeknya
pernah menghadap Nabi saw. Lantas Nabi bertanya : Siapa namamu? Ia pun menjawab
: Namaku Hazn (kesusahan). Nabi pun berkata, tetapi kamu adalah Sahl
(kelapangan). Ia (kakeknya) lalu berkata : Aku tidak akan merubah nama yang
telah diberikan oleh bapakku. Lantas Ibnu Al-Musayyab berujar: Setelah itu
kesusahan selalu menimpa kami. (H. R. Bukhari no. 6193)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar