Tidak
dapat dipungkiri bahwa sedekah secara sembunyi-sembunyi adalah lebih utama,
namun Allah tak pernah melarang hamba-Nya yang bersedekah secara
terang-terangan, hal ini dinyatakan Allah dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an,
di antaranya adalah :
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَآءِ فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka
itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada
orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S. 2 Al Baqarah 271)
Syaikh
Ibnu Katsir dalam kitabnya menegaskan :
فيه دلالة
على أن إسرار الصدقة أفضل من إظهارها؛ لأنه أبعد عن الرياء، إلا أن يترتب على
الإظهار مصلحة راجحة، من اقتداء الناس به، فيكون أفضل من هذه الحيثية
Di dalam ayat ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa
menyembunyikan sedekah (melakukan dengan cara sembunyi-sembunyi) lebih utama
dari pada menampakkannya, karena hal itu lebih jauh dari riya' (pamer).
Terkecuali jika keadaan menuntut seseorang untuk menampakkan sedekahnya karena
ada maslahat yang lebih penting, misalnya agar tindakannya diikuti oleh orang
lain, bila dipandang dari sudut ini, cara demikian itu lebih utama. (KItab Tafsirul Qur’anil
‘Azhim, Juz I, halaman
701)
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di
malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. 2 Al Baqarah 274)
وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَؤُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
Dan orang-orang yang sabar
karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan
serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik), (Q.S. 13 Ar Ra'd 22)
Jadi
apabila seorang muslim menginginkan agar amal baiknya tersebut diikuti dan
dicontoh orang lain, maka ia boleh menampakkan amal tersebut dengan syarat ia
sungguh-sungguh menundukkan jiwanya, karena syetan pasti akan berusaha
memasukkan riya' ke dalam hatinya.
Izin copy ust..
BalasHapus