Beberapa
contoh jual beli dibawah ini dipandang sah, sedangkan hukumnya dilarang
(haram), yaitu :
1. Membeli barang dengan harga yang lebih
mahal dari harga pasar, sedangkan ia tidak menginginkan barang itu, tetapi
semata-mata supaya orang lain tidak dapat membeli barang itu.
2. Membeli barang yang sudah dibeli orang
lain yang masih dalam masa khiyar (boleh memilih antara dua, meneruskan aqad
jual beli atau mengurungkannya)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعِ الرَّجُلُ عَلىٰ بَيْعِ أَخِيْهِ
وَلَا يَخْطُبْ عَلىٰ خِطْبَةِ أَخِيْهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَهُ
Dari Ibnu
Umar dari Nabi saw, beliau bersabda: Janganlah seseorang menjual barang yang
telah dijual kepada saudaranya dan janganlah meminang perempuan yang telah
dipinang saudaranya, kecuali jika mendapatkan izin darinya. (H. R. Muslim no.
3521)
3. Mencegat orang-orang yang datang dari
desa di luar kota ,lalu
membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar dan sewaktu mereka belum
mengetahui harga pasar
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ
اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ
تَلَقَّوُا الرُّكْبَانَ وَلاَ يَبِيْعُ حَاضِرٌ لِبَادٍ. قَالَ فَقُلْتُ لاِبْنِ
عَبَّاسٍ مَا قَوْلُهُ لاَ يَبِيْعُ حَاضِرٌ لِبَادٍ قَالَ لاَ يَكُوْنُ لَهُ
سِمْسَارًا
Dari Abdullah bin Thawus dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata,
Rasulullah saw bersabda : Janganlah kamu menghadang di tengah perjalanan
orang-orang yang membawa dagangan (untuk membeli barang dagangannya), dan orang
kota jangan
menjual kepada orang desa. Aku (Thawus) bertanya kepada Ibnu Abbas : Apakah
maksud sabda beliau : Orang kota
dilarang menjual kepada orang desa? Ibnu Abbas menjawab : Janganlah orang kota menjadi makelar
(perantara) baginya. (H. R.Bukhari no. 2158, Muslim no. 3900)
4.
Membeli barang untuk ditahan agar dapat dijual dengan harga yang lebih mahal,
sedangkan masyarakat umum memerlukan barang itu
عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَحْتَكِرُ إِلاَّ خَاطِئٌ
Dari Ma'mar bin Abdullah, dari Rasulullah saw bersabda : Tidaklah
menimbun barang malainkan orang yang durhaka (berdosa). (H. R. Muslim no. 4207)
5. Menjual sesuatu barang yang berguna
(bermanfaat), tetapi kemudian dijadikan alat maksiat oleh yang membelinya
وَتَعَاوَنُوْا عَلٰى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلٰى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. (Q.S. 5 Al Maa-idah 2)
6. Jual beli yang disertai tipuan. Berarti
dalam urusan jual beli itu ada tipuan,baik dari pihak pembeli maupun dari
penjual, pada barang ataupun ukuran, takaran atau timbangan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيْهَا فَنَالَتْ
أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ. قَالَ أَصَابَتْهُ
السَّمَاءُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ
يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى
Dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan
tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah,
maka beliau bertanya: Apa ini wahai pemilik makanan? sang pemiliknya menjawab :
Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Mengapa
kamu tidak meletakkannya di bagian atas makanan agar manusia dapat melihatnya.
Barang siapa menipu maka dia bukan dari golonganku. (H. R. Muslim no. 295)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar