Tidak
ada yang tidak membutuhkan nasihat, tidak terkecuali bagi para pemimpin.
Apabila seseorang melihat kesalahan dari seorang penguasa atau pemerintah maka
hendaklah dia terlebih dahulu husnudzan, terlebih dahulu dia berbaik sangka
kepada pemerintah tersebut
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمِ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ .
قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ.
Dari Abu
Ruqoyah Tamim Ad-Daari ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Agama adalah
nasehat, kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah,
kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (H.
R. Bukhori no. 42 dan Muslim no. 205 )
Imam
Nawawi mengomentari makna ‘nasihat untuk pemimpin kaum muslimin dalam kitabnya
:
وَأَمَّا النَّصِيْحَة لِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ فَمُعَاوَنَتهمْ
عَلَى الْحَقّ، وَطَاعَتُهُمْ فِيْهِ، وَأَمْرُهُمْ بِهِ، وَتَنْبِيْههمْ
وَتَذْكِيرهمْ بِرِفْقٍ وَلُطْفٍ، وَإِعْلَامهمْ بِمَا غَفَلُوا عَنْهُ وَلَمْ
يَبْلُغهُمْ مِنْ حُقُوْقِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَتَرْك الْخُرُوج عَلَيْهِمْ،
وَتَأَلُّف قُلُوب النَّاس لِطَاعَتِهِمْ
Ada pun nasihat bagi para pemimpin kaum muslimin, adalah dengan
menolong dan mentaati mereka di atas kebenaran, memerintahkan mereka dengannya,
memperingatkan dan menegur mereka dengan santun dan lembut, memberi tahu mereka
apa-apa yang mereka lalaikan, dan hak-hak kaum muslimin yang belum mereka
sampaikan, tidak keluar dari kepemimpinan mereka, menyatukan hati manusia
dengan mentaati mereka. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz I, halaman 144)
Kemudian
apabila dia ingin menasehati, maka hendaklah dia menasehati dengan baik dan
bukan dengan cara yang kasar, Syaikh Ibnu Katsir dalam kitabnya menjelaskan :
{ اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى } أي: تمرّد وعتا وتَجَهْرم
على الله وعصاه،
Pergilah kamu berdua
kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. (Q.S. 20 Thaahaa 43),
yaitu membangkang, berlaku sewenang-wenang, dan melampaui batas terhadap Allah
serta durhaka kepada-Nya. (Kitab Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Juz V, halaman 294)
{
فَقُوْلَا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى } هذه الآية
فيها عبرة عظيمة، وهو أن فرعون في غاية العتو والاستكبار، وموسى صفوة الله من خلقه
إذ ذاك، ومع هذا أمر ألا يخاطب فرعون إلا بالملاطفة واللين
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. (Q.S. 20 Thaahaa 43-44). Ayat ini
mengandung pelajaran yang penting, yaitu sekalipun Fir'aun adalah orang yang
sangat membangkang dan sangat takabur, sedangkan Musa adalah makhluk pilihan
Allah saat itu, Musa tetap diperintahkan agar dalam menyampaikan risalah-Nya
kepada Fir'aun memakai bahasa dan tutur kata yang lemah lembut dan sopan
santun. (Kitab Tafsirul Qur’anil ‘Azhim,
Juz V, halaman 294)
Jangan
sampai kita menghinanya, dalam hadits disebutkan :
عَنْ زِيَادِ بْنِ كُسَيْبٍ الْعَدَوِىِّ قَالَ كُنْتُ مَعَ أَبِى
بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ
رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُوْ بِلاَلٍ انْظُرُوْا إِلَى أَمِيْرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ
الْفُسَّاقِ. فَقَالَ أَبُوْ بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِى اْلأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ
Dari Ziyad bin Kusaib Al-Adawi berkata : Aku pernah bersama Abu
Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir saat ia berkhotbah, ia mengenakan baju tipis
lalu Abu Bilal berkata : Lihatlah pemimpin kita mengenakan baju orang-orang
fasik. Abu Bakrah berkata : Diam, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda
: Barang siapa menghina pemimpin Allah di bumi, Allah akan menghinakannya. (H.
R. Tirmidzi no. 2388)
Demikian
pula diusahakan supaya nasehat tersebut adalah nasehat yang rahasia, yang tidak
mengetahui kecuali dia dan penguasa tersebut. dalam hadits disebutkan :
قَالَ عِيَاضُ بْنُ غَنْمٍ يَا هِشَامُ بْنَ حَكِيمٍْ قَدْ سَمِعْنَا
مَا سَمِعْتَ وَرَأَيْنَا مَا رَأَيْتَ أَوَلَمْ تَسْمَعْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلاَ يُبْدِ لَهُ
عَلاَنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوَ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ
فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ لَهُ
Iyadh bin Ghanm berkata : Wahai Hisyam bin Hakim, sungguh kami
mendengar apa yang kamu dengar dan kami melihat apa yang kamu lihat, Tidakkah
kamu dengar Rasulullah saw telah bersabda : Barang siapa yang hendak menasihati
pemimpin terhadap suatu urusan, maka janganlah menampakkannya terang-terangan,
tetapi hendaknya dia meraih tangannya lalu dia menasihatinya berduaan. Jika dia
menerima nasihatnya, maka bagimu akan mendapat ganjaran, jika dia tidak
menerima, maka dia telah menunaikan apa-apa yang layak bagi sultan tersebut.
(H. R. Ahmad no. 15728)
Demikian
pula diantara adab seorang rakyat, di dalam memperbaiki keadaan penguasa
hendaklah dia berdoa kepada Allah. Kita dianjurkan
saling mendoakan antara pemimpin dan yang dipimpin, dalam sebua hadits
dijelaskan :
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خِيَارُ
أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تُحِبُّوْنَهُمْ وَيُحِبُّوْنَكُمْ وَيُصَلُّوْنَ
عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ
تُبْغِضُوْنَهُمْ وَيُبْغِضُوْنَكُمْ وَتَلْعَنُوْنَهُمْ وَيَلْعَنُوْنَكُمْ. قِيْلَ
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لاَ مَا أَقَامُوْا
فِيْكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُوْنَهُ
فَاكْرَهُوْا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوْا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
Dari Auf bin Malik
dari Rasulullah saw, beliau bersabda : Sebaik-baik pemimpin kalian adalah
mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendoakan kalian
dan kalian mendoakan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka
yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan
kalian mengutuk mereka. Beliau ditanya : Wahai Rasulullah, tidakkah kita
memerangi mereka? Maka beliau bersabda : Tidak, selagi mereka mendirikan shalat
bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak
baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan
kepada mereka. (H. R.Muslim no. 4910)
Fudhail
bin Iyadh ra berkata : Jikalau aku mempunyai doa yang baik yang akan
dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin. Ia ditanya :
Wahai Abu Ali jelaskan maksud ucapan tersebut? Beliau berkata : Apabila doa itu
hanya aku tujukan bagi diriku, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku, namun
apabila aku tujukan kepada pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi
baik, maka semua orang dan negara akan merasakan manfaat dan kebaikannya.
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar